NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Dari Seorang Gus

Menjadi Istri Dari Seorang Gus

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: pinkberryss

Akibat kenakalan dari Raya dan selalu berbuat onar saat masih sekolah membuat kedua orangtuanya memasukkan Raya ke ponpes. setelah lulus sekolah.

Tiba disana, bukannya jadi santri seperti pada umumnya malah dijadikan istri kedua secara dadakan. Hal itu membuat orangtua Raya marah. Lalu apakah Raya benar-benar memilih atau menolak tawaran seperti orangtuanya?

Tingkah laku Raya yang bikin elus dada membuat Arsyad harus memiliki stok kesabaran yang banyak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pinkberryss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar gembira

Aaaaaa.....

Raya berteriak kencang saat dia mendapati tangan Arsyad diatas perutnya, lebih tepatnya dibawah pakaian dia. Arsyad terbangun dari tidurnya mendapati Raya menatap tajam padanya.

"Ngapain tangan ente begini?" dia langsung melempar tangan Arsyad.

"Saya nggak sengaja," mata Raya memicing melihat apakah ada kebohongan dalam matanya.

"Beneran Raya lagipula saya kira guling," Arsyad menjawab seperti jawaban Raya saat itu.

"Udah sore banget nih, kelewatan asarnya nggak iku jamaah dong?" Arsyad melihat jam yang ada di dinding kamar dan yang benar saya sudah jam empat. Sampai dia berucap istighfar karena selama itu tertidur pulas siang ini.

"Kamu mandi duluan atau saya?"

"Bareng!" jawab asal Raya.

kita bisa bayangkan wajah Arsyad bahagia, langsung saja dia menggendong Raya kW dalam kamar mandi.

"Loh kok gue digendong sih turunin nggak?"

"Katamu tadi mau mandi bareng, ya sudah sekalian hemat waktu bukan?" Raya menggeleng keras. Dia memukuli dada Arsyad, menyadari kesalahan dalam berucap membuatnya langsung mengklasifikasi bahwa tadi hanyalah candaan saja.

Namun Arsyad tetaplah Arsyad, dia seakan tuli. Tapi apakah iya mereka akan mandi bersama sedangkan melakukan hal yang itu belum?

"Gus Arsyad yang ganteng, udah ya mending Gus Arsyad keluar biarkan Raya mandi sendiri," ucap Raya dengan nada kalem.

"Oh~ mau mengelabui saya?"

'Ini orang mintanya apa sih, kan nggak mungkin juga mandi bareng. Hahaha gue ide'

Raya dengan berani melepas pakaian satu persatu dengan gerakan pelan dan menggoda agar Arsyad terpanah dan dia bisa mendorong Arsyad keluar dari pintu kamar mandi.

Bruk

Dengan gerakan cepat Raya langsung menutup pintunya, sedangkan Arsyad menatap tak percaya pada barusan yang terjadi.

"Huh, sabar-sabar nanti istriku yang kecil ini akan meminta nya sendiri." Arsyad menjadi senyum-senyum tak karuan. Dia lantas mengambil pakaian ganti untuknya dan untuk Raya juga tentunya.

Saat Arsyad akan mengambilkan pakaian dalam milik Raya, tubuhnya tiba-tiba menjadi panas. Baru pertamakali dia memegang benda tersebut. Matanya tak sengaja melihat ukuran yang biasa Raya pakai.

'sebesar ini?' dia langsung menepuk keras bibirnya sendiri menyadari apa yang diucapkan dalam hatinya.

Arsyad meletakkannya diatas ranjang pakaian ganti Raya juga miliknya. Lantas dia pergi keluar kamar dahulu untuk mencari aman.

Selang beberapa menit kemudian, keluarlah Raya dari bilik kamar mandi dengan berbalut handuk kimono putih. Dia melihat pakaian yang sudah tersedia disana. Diambilnya hingga tersadar siapa yang melakukan ini? Pakaian suaminya juga ada disamping, berarti dia pelakunya.

"Ya ampun jadi Gus Arsyad udah tau dong milik gue?"

"Warna pink lagi yang diambil, ish." dia langsung memakainya meski dengan hati yang dongkol.

Arsyad tak mengetuk pintu melainkan langsung masuk. Dilihatnya Raya sedang berdandan dimeja rias. Arsyad melangkah cepat ke kamar mandinya supaya tidak dikasih kata-kata mutiara yang keluar dari mulutnya.

Raya hanya melirik sekilas lalu fokus dalam mengoles skincare pada wajahnya. Dia juga menunggu Arsyad untuk solat bersama karena Raya pernah lupa sudah rakaat ke berapa, kurang atau lebih dia sendiri tidak tahu.

"Kenapa nggak ganti dikamar mandi aja sih?"

"Ya kan saya tadi buru-buru mandi Raya,"

"Makanya kalau buat kamar tuh yang luas biar ada tempat walk in closet nya kayak kamar gue!"

"Iya kamu kan kaya raya, duitnya nggak akan habis tujuh turunan,"

"Lah emangnya ente kagak kaya? Rugi dong gue!"

Arsyad terkekeh pelan, "Tapi saya bisa menafkahi kamu dengan cukup atau bahkan lebih, hanya satu nafkah yang kurang,"

"Apa?"

"Nafkah batin." meski Raya begitu namun dia paham yang dikatakan Arsyad dia lantas menatap tajam Arsyad dengan melipat kedua tangannya didepan dada.

Mereka melaksanakan solat asar bersama didalam kamar ini. Tak lupa juga Arsyad menyuruh Raya untuk belajar mengaji, diganti tiap sore karena malamnya dia selalu mengajar Diniyah yang tak bisa ditinggalkan.

...----------------...

Fira dan Bilal kini tengah berada di sebuah rumah sakit menjalani pemeriksaan terkait Fira yang dari kemarin mual apakah tanda kehamilan.

Dokter obgyn yang ada hanyalah laki-laki, mau tidak mau Fira mengiyakan apalagi sang suami memperbolehkan. Mereka mulai melihat ternyata ada janin yang berukuran sangat kecil sekali. Fira dan Bilal menatap haru.

"Usianya sudah lima Minggu ya, tetap makan makanan yang bergizi dan nanti akan saya resep kan beberapa obat khusus ibu hamil..." dokter obgyn menjelaskan dengan detail apapun yang berkaitan dengan ibu hamil. Mereka langsung pulang dengan kabar bahagia. Apalagi anak pertama yang dinanti-nanti.

Sesampainya dirumah Malik dan Inayah ternyata mereka tidak sedang ada disana. Mungkin saja ke rumah pak Umar dan Bu Sofiyah.

"Assalamualaikum—"

"Waalaikumsalam salam," jawab mereka serentak.

"Ternyata benar kumpul disini," Bilal bersuara.

"Iya ada apa nak?"

Bilal dan Fira saling tatap menatap hingga, "Kami ingin mengatakan sesuatu kalau kami habis dari rumah sakit—"

"Siapa yang sakit kak Bilal?" Raya menyerobot ucapan Bilal.

"Raya diam dulu sayang," ucapan Arsya membuatnya terdiam mematung ditempat dan menurut Arsyad itu lucu.

"Kami ternyata... Fira sedang mengandung,"

Suasana hening sejenak lalu Inayah dan Malik memeluk anak pertama mereka. Pak Umar dan Bu Sofiyah menatap haru dan bersyukur karena cucu pertama mereka akan segera memiliki anak.

Raya juga sedang sampai loncat-loncat dan tak sengaja memeluk Arsyad saking ikut bahagianya.

"Sorry jangan kesenangan!" ucap Raya.

Dia lantas memeluk Fira dengan erat.

"Ihhhh kak Fira selamat ya, akhirnya akan ada bayi gue ikutan seneng banget,"

"Iya Raya makasih ya,"

"Pengantin baru juga harus gaspol sih ini biar menyaingi anakku yang udah isi," ucapan Malik mendapat cubitan di pinggangnya. Dan itu adalah Inayah.

"Abi bisa diam tidak?"

"Mana bisa, adikku harus tiap hari menyiram supaya bunganya tumbuh, bukan begitu umi Abi?" baik Bu Sofiyah dan pak Umar hanya bisa geleng-geleng kepala sedangkan Arsyad menatap datar pada kakanya dengan wajah sedikit memerah.

1
Sena Kobayakawa
Gemesin banget! 😍
_senpai_kim
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!