NovelToon NovelToon
Casanova Kepincut Janda

Casanova Kepincut Janda

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perbedaan usia / Romansa-Percintaan bebas
Popularitas:185.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wiji

Bari abdul jalil, nama yang religius. Kedua orang tuaku pasti menginginkan akun tumbuh menjadi pribadi yang sesuai dengan nama yang diberikan. Tapi kenyataan justru sebaliknya. Saat dewasa justru aku lupa dengan semua ajaran yang diajarkan oleh mereka di waktu kecil. Aku terlalu menikmati peranku sebagai pecinta wanita. Hingga suatu ketika aku bertemu dengan seseorang yang sangat berbeda dari wanita yang aku pacari.
Mau tahu apa bedanya? dan bisakah aku mendapatkan apa yang aku mau?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Caca mencoba memainkan semua permainan di sana. Seperti anak-anak pada umumnya, anak kecil itu senang bukan kepalang. Bari setia menemani Caca barmain ke wahana apapun, sedangkan Arumi hanya menjadi penonton setia mereka.

Diam-diam Arumi memperhatikan interkasi keduanya, ia ikut menarik bibirnya hingga membentuk senyuman yang tertutup cadar. Memang baru kali ini Caca dekat dengan seorang pria selain abinya.

"Caca, udah yuk sayang. Capek, istirahat dulu. Om Bari juga capek," teriak Arumi seraya melambaikan tangan agar mereka datang ke arahnya.

Arumi memberikan sebotol minuman untuk mereka. Wajah keduanya yang sehabis mandi menjadi kembali berkeringat karena bermain tanpa henti.

"Pulang yuk, udah jam dua loh ini dan kita belum makan siang. Kasian bunda kelaparan. Kamu mah enak tadi udah makan mie." kata Bari yang sukses membuat Arumi jadi salah tingkah. Nampaknya wanita itu sudah mulai luluh dengan pesona dan tindakan Bari yang sederhana tapi ngena.

Sebelum pulang, tak lupa mereka foto di beberapa tempat yang memang bagus untuk mengabadikan gambar mereka. Meskipun dengan paksaan yang sangat memaksa Bari berhasil membuat Arumi bersedia foto dengannya berdua dan ada yang bersama Caca.

Entahlah, Arumi sedikit demi sedikit merasakan getaran yang sudah lama tak ia rasakan. Perasaan yang sulit dijelaskan, apalagi kalau bukan perasaan cinta. Namun, logika Arumi membabat habis kata hatinya. Logikanya segera mengambil alih apa yang dikatakan di hatinya.

Bukan, ini bukan perasaan cinta. Tidak mungkin perasaan itu datang begitu saja tanpa sebab. Tidak ada yang dilakukan Bari hingga aku bisa jatuh cinta padanya.

Tidak melakukan apapun? Membahagiakan Caca adalah sebuah tindakan yang tidak mudah dan hal besar. Caca tidak pernah dekat dengan pria manapun dan tidak pernah sedekat ini dengan orang asing. Tapi lihat Bari! Dia mampu membuat Caca merasa nyaman dan merasakan kasih sayang dari sosok ayah. Dia rela merengek padamu demi bisa bersama dengan Bari.

Wajar saja, semua anak kecil pasti akan merengek jika seseorang menjanjikannya untuk bermian, jalan-jalan sama hal kecil lainnya.

Arumi mulai pusing dengan logika dan hatinya yang sudah tak sejalan lagi. Baru kali ini ia kembali bertengkar dengan dirinya sendiri. Ah sudahlah, biar berjaklan begini saja, diikuti saja alurnya, batin Arumi pasrah.

"Mau makan di sini sekalian apa di tempat lain?" tanya Bari yang berjalan beriringan dengan Arumi.

"Terserah kamu aja Bar. Makan dimanapun sama aja buat aku."

"Sama, asal ada kamu aku juga mau makan di mana aja."

"Nggak usah mulai."

"Kenapa? Takut baper ya?" goda Bari mendekatkan wajahnya pada Arumi.

"Apaan sih. Gombalan kamu sama sekali nggak ngaruh buat aku."

"Masak? Iya lah kamu bilang gitu. Wajah kamu nggak kelihatan itu merah apa nggak. Coba kalau nggak pakai cadar, pasti merah mukanya."

Arumi refleks memberikan tatapan maut pada pria itu. Bukannya takut justru Bari memanfaatkan kesempatan itu untuk melihat mata indah Arumi. Menatap dengan lekat tanpa berkedip. Menyadari hal itu dijadikan kesempatan Bari, dengan cepat Arumi menundukkan kepala.

Jantung Arumi kembali berirama dengan indahnya, ia sampai meraba dadanya sendiri saking kerasnya detakan jantungnya.

"Kenapa? Pasti deg deg an ya."

Arumi sengaja tak merespon agar Bari tak terus menggodanya. Mereka memutuskan untuk makan di tempat yang sama, agar tak memakan waktu dan segera bisa pulang.

Dalam hati Arumi sebenarnya bingung bagaimana cara makannya nanti. Jujur saja ia tak pernah makan di luar sejak mengenakan cadar.

"Caca mau makan apa sayang?" tanya Bari menyodorkan buku menu pada anak kecil itu.

"Kamu mau makan apa? Nggak usah bingung nanti gimana makanannya. Nanti kamu bisa makan di tempat ibu menyusui, nggak apa-apa kok makan di sana."

"Kok kamu tahu di sini ada tempat khusus begitu?" tanya Arumi heran.

"Apa yang nggak Bari tahu," jawab pria itu enteng.

"Sungkan, ngga enak lah. Masak makan di bawa ke sana."

"Ya udah kamu makannya di sini aja, biar aku cari kursi lain nanti. Meja kita aman kok, kamu makan nggak akan terlalu terekspos, tinggal buka dikit aja cadarnya."

"Kenapa kamu jadi ajarin aku cara makan?"

"Ngasih tahu aja, kalau kamu biasa makan di luar ya kamu nggak akan bingung bagaimana cara makan di sini. Mata kamu aja kelihatan banget kalau lagi mikir. Pasti mikir cara makan kan? Apa lagi mikir gimana cara nolak aku? Nggak akan bisa."

"Bunda sama om Bari kenapa sih berantem mulu?" sela Caca di tengah mereka ribut.

"Nggak berantem sayang. Cuma ngasih tahu bunda aja, tapi bundanya bandel. Jadi om marahin."

"Om kapan jadi ayah aku?"

Uhuk uhuk

Kedua manusia yang baru saja berdebat itu tersedak oleh minuman yang baru saja di seruput. Entah di setting atau tak sengaja atau entahlah bagaimana ceritanya mereka bisa minum bersamaan dan Caca menyodorkan pertanyaan yang kurang pas.

"Tanya aja sama bunda, om siap kapanpun bunda mau," jawab Bari seraya menaik turunkan alisnya, ia tahu bahwasanya Arumi sedang mencuri pandang darinya.

"Kapan bunda?"

Belum sempat Arumi menjawab, makanan sudah datang. Arumi bernafas lega, setidaknya ia bisa mengalihkan topik dan tak perlu memikirkan jawaban.

"Makan dulu sayang. Jangan bertanya yang tidak-tidak."

Bari benar-benar menepati ucapannya. Demi menjaga agar Arumi nyaman saat makan, ia pergi ke meja yang lain.

"Caca, lain kali jangan bertanya begitu sama om Bari ya nak. Nggak baik, nggak sopan."

"Iya bunda."

*

Di tempat lain, pikiran Arkan msih berkelana dengan pertemuannya dengan Arumi dan Caca tadi. Ia masih tak percaya bahwa anak yang Arumi kandung lima tahun lalu adalah anaknya.

Sejak Arumi dipulangkan olehnya, Arkan memang menghilang bak ditelan alam. Ia juga tak mencari tahu dimana dan bagaimana kisah Arumi selanjutnya. Apakah Arumi baik-baik saja atau justru terpuruk setelah surat talak itu ia terima, Arkan tak tahu dan tak mau tahu kala itu.

Dan hari ini, ia begitu terkejut saat melihat anak kecil perempuan yang begitu mirip dengannya. Begitu pula postur tubuh wanita yang tadi tak sengaja bertabrakan dengannya. Meskipun memakai pakaian gamis longgar dan sama sekali tak menunjukkan lekuk tubuhnya, Arkan sangat familiar dengannya. Bentuk mata dan bulu matanya yang lentik mengingatkan pada sosok wanita yang pernah ia cintai meski pernikahannya hanya bertahan beberapa bulan saja.

Setelah pernikahannya dengan Arumi kandas, Arkan memutuskan menikah lagi dengan Dinda. Wanita yang selalu ia bawa pulang saat masih dah menjadi suami Arumi. Selama lima tahun menikah, ini adalah kehamilan pertama Dinda.

"Mas pulang yuk, udah capek," ucap Dinda dengan peut besarnya. Menginjak usia kehamilan yang ke tujuh bulan, membuat Dinda gampang lelah karena perut yang sudah membesar.

Bersambung

1
Harjanti
lha tegas gitu dong bari..
Ani Yuliana
itu dia 5thn baru hamil, keguguran, trus rahimnya d angkat sis 🙏
Harjanti
arumi belagu...
Duda Fenta Duda
bukan kumpul sapi bari tapi kumpul monyet😁😁
Kusii Yaati
celap celup tp di bibir sama aja bohong bari,itu bibir kamu bekas lumatan cewek2 kamu🙉
Erlinda
kok aq seperti membaca diari ya bukan novel
langit
mantap cerita nya
langit
apakah tasbih? benda kecil yg dimaksud?
Fitriyani
bgtu syng nya Arkan sm istrinya,tp bs bgtu brutalnya Dy SM Arumi,,,🤦
emang sih Dinda org yg Dy cinta,tp bs Dy lgsg brubah psiko SM Arumi..
Fitriyani
untung tiba2 Aksan bs menyikapi bijak...
Fitriyani
apa sih krj Arkan tu Thor,kq Dy bs LBH brkuasa gt dr bari....
Fitriyani
mgkin sebagian orang akan menganggap sikap Arumi salah n brlebihan,tp mnrt q,,sikap Arumi udh benar.mengingat gmn sikap Arkan terdahulu.klo q ada d posisi Arumi,aq jg akan mlkukn hal yg sm,aq g akan rela org yg dulunya g prnh mngakui ank,bhkn mnyiksa lahir batin,skrg tb2 dtg butuh pengakuan,,
mamp*s aja Lo Arkan😠
Fitriyani
jgn bilang nti xan sibuk mau ngrebut hak asuh Caca y.....
Abid
Biasa
linamaulina18
BNR t ibu, msh single blm tentu menjaga k hormatnya
linamaulina18
lumayan
linamaulina18
jgn2 anknya dokter yg bercadar itu lg
linamaulina18
🤣🤣🤣🤣
linamaulina18
bgs deh kirain ska celap celup
linamaulina18
selain tampan dirimu ska celap celup jg gt aja bangga ckckck
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!