Mila tidak menyangka dengan kehidupan nya setelah kepergian kedua orang tuanya karena kecelakaan. Karena keadaan ia menerima tawaran dari seorang pria untuk menikah dengan perjanjian namun saling menguntungkan.
Setelah menikah, banyak hal yang tidak terduga terjadi.
Apakah Mila dapat bertahan dengan pernikahannya ? jawabannya ada di Novel Married By Agreement..
Selamat membaca semua.. 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Mila sedang berada di kamarnya, ia baru selesai packing untuk acara kegiatan kemahasiswaan besok, namun ternyata para mahasiswa di Informasikan kembali jika kegiatan di undur hingga satu minggu kedepan, karena ada satu dan lain hal.
Setelah membaca pesan yang di infokan oleh kampus, Mila merebahkan tubuhnya ke atas kasur, ia menatap langit-langit di kamar nya, tiba-tiba kembali terdengar suara notifikasi pada ponselnya.
Ia bangun dari tidurnya lalu mengambil ponsel yang ia simpan diatas nakas.
Mama Calling..
Mila membulatkan bola matanya.
" Mama " batin Mila.
Ia lalu menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
" Halo Ma.. "
" Halo Mila sayang, sedang dimana kamu ? "
" Di rumah Ma.. "
" Kebetulan, Mama sama Papa mau berkunjung kesana "
" O.. Ya ... Ma.. Mila dan Mas Dewa tunggu ya.. "
" Iya sayang.. "
" Hati-hati dijalan Ma "
Klik
Sambungan telepon di tutup.
" Mama dan Papa nya Mas Dewa mau kesini .. " gumam Mila.
Ia langsung ke luar kamar, ia berjalan menaiki anak tangga sedikit cepat.
" Dimana ya kamar Mas Dewa.. Ck.. " ada 3 kamar di ruang atas rumah Dewa.
Mila memang jarang ke lantai atas, karena tidak ada keperluan juga, biasa nya Dewa yang menghampiri Mila jika ada keperluan.
" Mas Dewa.. "
Tok Tok Tok
Mila mengetuk satu pintu kamar, namun tidak ada jawaban.
Ia perlahan membuka pintu itu. Tidak ada Dewa disana, ia mengedarkan pandangan nya. Hanya ada tumpukan buku yang disusun rapi pada lemari, satu buah meja kerja juga kursinya disertai laptop yang masih menyala.
" Seperti nya ini ruang kerja Mas Dewa " gumam Mila.
Ia lalu menutup kembali pintu ruang kerja Dewa. Ia berjalan mengetuk pintu kamar sebelahnya.
Tok Tok Tok
" Sebentar " terdengar suara Dewa dari balik pintu.
" Nah ini benar, kamar Mas Dewa " batin Mila.
Tidak lama pintu kamar dibuka.
Klek.
Mila membulatkan matanya lalu ia membalikkan badan.
" Mas Dewa... Kalo habis mandi itu pake baju " ucap Mila.
" Iya saya juga mau pake baju, cuma kamu ngetok-ngetok, ada apa ? " tanya Dewa yang masih menggunakan handuk kimono karena ia baru saja selesai mandi.
" Itu Mas, Mama sama Papa mau kesini " ucap Mila masih membelakangi suaminya.
" Kapan ? "
" Sekarang Mas "
" Iya " balas Dewa santai.
Mila lalu membalikkan badannya melihat Dewa masuk kembali kedalam kamar.
Mila langsung menarik tangan suaminya.
" Mas, Mama sama Papa sekarang banget kesini nya Mas "
" Sekarang banget ? "
" Iya.. " Mila meyakinkan.
" Jadi saya harus gimana Mas ? " tanya Mila.
" Barang kamu.. barang kamu pindahkan ke kamar saya "
Benar, barang Mila harus segera dipindahkan dari kamar bawah, mereka khawatir orangtua Dewa curiga dengan drama mereka.
Mila melangkahkan kakinya untuk menuruni anak tangga, ia melihat Dewa akan kembali masuk ke dalam kamarnya.
" Mas Dewa.. Bantuin ... " Mila menarik tangan suami.
" Iya i..iya... " Dewa pun ikut turun bersama Mila.
Mereka berdua secepat kilat memindahkan barang-barang Mila yang berada di kamar bawah.
" Mil.. Koper kamu " ucap Dewa lagi.
" Iya.. "
Kedua nya sibuk untuk memindahkan barang-barang Mila, ke kamar Dewa.
Setelah semua barang Mila berada di kamar Dewa, Mila pun duduk di lantai, menyender ke kasur. Ia melihat barang-barang nya berserakan di kamar Dewa.
Mila sedikit ngos-ngosan karena mereka berdua sudah tidak terhitung bolak-balik naik turun tangga.
Dewa pun sama ia duduk tepat di sebelah Mila.
Tidak lama terdengar suara bel rumah berbunyi.
" Mas.. Kayanya itu Mama dan Papa deh " ucap Mila.
" Ya sudah, ayo ke bawah " ajak Dewa.
Mila dan Dewa tidak sadar jika Dewa belum berganti pakaian sedari tadi ia hanya menggunakan kimono handuk.
Mereka berdua berjalan menuruni anak tangga menuju pintu utama rumah Dewa.
Klek
Pintu rumah dibuka.
" Sayang.. Apa kabar Mil "
" Alhamdulillah kabar baik Ma " Mila menyalami mertuanya.
Lalu Bu Desi melihat ke arah putra nya, ia menyenggol tangan suaminya.
" Pa.. Kayanya kita kesini timing-nya salah deh " Bu Desi sambil senyam-senyum memperhatikan Dewa lalu berpindah ke Mila.
Mila merasa heran begitupun Dewa.
" Memang nya..... " Mila melirik ke arah suaminya ia baru sadar Dewa pun baru menyadari nya.
" O..oh.. Ya Ma Pa tunggu De.. Dewa ganti baju dulu " Dewa secepat kilat berjalan menuju kamar nya.
Sedangkan Mila mempersilakan kedua mertuanya untuk masuk kedalam rumah.
Pasti Mama sama Papa berpikiran lain nih... Duh.. Mas Dewa kenapa juga bukan cepet-cepet ganti baju sih.. Gimana kalo Mama dan Papa salah paham... Ck...
Mila menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
***
Di salah datu sudut rumah Dewa.
" Jadi begini Mil, ada yang ingin Papa bicarakan ke kamu " ucap Pak Irwan.
" Oh ya, mengenai apa Pa ? " tanya Mila menjadi penasaran.
Ia mejadi tidak karuan, ia sudah berpikiran jangan-jangan Papa dan Mama sudah tahu sandiwara yang dijalankan dirinya dan Dewa.
Perlahan Pak Irwan menjelaskan kepada Mila, ia menjelaskan jika mendiang kedua orang tua Mila sempat menitipkan beberapa asetnya untuk nanti diberikan kepada Mila jika dirinya sudah tiada.
Bagaikan firasat, tidak lama dari mendiang kedua orangtua Mila meminta tolong kepada Pak Irwan pada saat itu yang masih menjadi seorang pengacara, kedua orang tua Mila meninggal dunia.
" Jadi Pa.. Papa ini pengacara Almarhum Papa saya ? " tanya Mila.
" Lebih tepatnya begitu Mil, Papa sudah lama mencari kamu, alamat rumah kamu selalu di ubah-ubah oleh adik Ayahmu yang bernama Dani "
" Ya Tuhan.. Om Dani, ya....Om Dani sekarang sudah tiada juga Pa.. tiga tahun yang lalu ia sakit keras, sehingga tidak tertolong "
" Innalilahi wa inna ilaihi Raji'un... Pantas Papa kehilangan kontak semuanya.. "
Mila teringat, ia pun memang dulu sempat diperebutkan antara Dani dan Bertha, namun karena Dani sakit-sakitan akhirnya Bertha yang bersedia merawat Mila.
" Ada beberapa aset kedua orang tua kamu yang masih kami jaga Mil, diantaranya satu villa yang berada di Kota Bunga, beberapa tanah dan kebun juga satu perusahaan yang berada di Singapura, untuk perusahaan, Ayahmu memiliki sahabat yang sangat dekat namanya Pak Burhan, beliaulah yang menjalankan perusahaan Papa kamu dan satu tahun yang lalu Pak Burhan pun meninggal dunia dan sekarang perusahaan kamu dipegang oleh anaknya Pak Burhan yang bernama Arya " Pak Irwan menjelaskan secara detail kepada Mila.
Mila hanya mengangguk pertanda mengerti, setelah ini entah ia senang atau sedih.
" Dan... Ini.. Beberapa surat tanah dan rumah, surat hak milik perusahaan dan satu buah rekening atas nama kamu, ini orangtua mu yang membuatkan untuk mu Mil, seluruh penghasilan perusahaan, dimasukkan ke rekening ini, Papa serahkan ke kamu ya... Karena ini hak kamu " Pak Irwan memberikan beberapa Map kepada Mila.
Mila menerima nya.
" Pa.. Mila gak tahu harus berkata apa.. Papa begitu baik dan amanah, Papa berusaha cari Mila " ucap Mila tanpa terasa bulir bening membasahi pipinya.
" Iya Mil, Papa juga tidak menyangka, akhirnya pencarian Papa berakhir, setelah Dewa membawamu ke rumah, Papa juga harus berterima kasih kepada Dewa, telah membawa mu kehadapan Papa " balas Pak Irwan.
" Terima kasih banyak ya Pa "
Akhirnya, Mila sudah mendapatkan hak nya, gimana ya kelanjutan Mila dan Dewa setelah ini.. 🤩🤩🤩
🌼🌼🌼
Jangan lupa untuk selalu dukung author dengan vote like dan komennya ya ❤️
semoga DEWA peka dengan keadaan MILLA
lanjut thor ttp semangat 💪💪💪❤❤❤