Hidup kembali setelah mengalami kematian yang tragis, Xue Shan Shan memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang yang membuat hidupnya menderita.
Terutama, pada Pangeran Mahkota yang menjadi suaminya dan Xue Yuwen yang merupakan adik tiri sekaligus madunya.
Dia bersumpah akan menghancurkan mereka semua sampai ke tulang-tulang!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merebut Pasanganmu
Di Kediaman Xue ....
"Yuwen, Nenek dengar kamu pergi menemui Selir Agung. Bagaimana? Apa Selir Agung bersedia bertemu denganmu?"
"Tentu saja, Nenek. Aku membawa berita bagus untuknya, jadi, dia pasti bersedia bertemu denganku."
Setelah memprovokasi Selir Agung Mei, Xue Yuwen memang dari hadapan wanita agung itu sesuai perintah.
Namun, dia tidak benar-benar pergi. Dia memasuki ruangan sebelah hanya untuk mendengar pembicaraan Selir Agung Mei dengan Mu Lao—pengawal pribadinya.
Begitu mengetahui perintah yang diberikan oleh Selir Agung Mei pada Mu Lao, Xue Yuwen tersenyum puas. Dia yakin Selir Agung Mei benar-benar termakan provokasinya dan akan menjadikannya orang kepercayaannya.
Alangkah lebih baik lagi, jika Selir Agung Mei memilih dirinya untuk menjadi selir Pangeran Li Xian.
Untuk lebih meyakinkan dirinya, Xue Yuwen bahkan mengikuti orang-orang yang dikirim Mu Lao untuk menjemput Ye Zhiyun di Kuil Suci.
Namun, saat mereka tiba di sana, sudah ada beberapa orang bertopeng yang mengincar nyawa Ye Zhiyun.
Jika master yang diutus Mu Lao terlambat sedetik saja, maka pedang panjang mengkilap milik pria bertopeng itu pasti sudah memisahkan kepala Ye Zhiyun dari lehernya.
"Bagaimana? Apa dia setuju dengan saranmu?" Nyonya Tua Xue bertanya dengan rasa ingin tahu.
Bahkan, karena rasa penasarannya itu dia mengirimkan Bibi Feng menjaga pintu Kediaman Xue untuk menunggu kepulangan Xue Yuwen.
Itu sebabnya, saat ini Xue Yuwen sudah duduk manis di hadapannya sambil menikmati teh yang diseduh oleh pelayan.
"Aku tidak tahu dia setuju atau tidak, tapi setelah aku pergi, Selir Agung memerintahkan pengawalnya mencari master untuk membawa Ye Zhiyun ke hadapannya." Meski lelah karena misi yang membuatnya terpaksa pulang setelah matahari bersembunyi di balik awan, Xue Yuwen tetap dengan rendah hati menjawab pertanyaan Nyonya Tua.
"Menurut Nenek, apa tujuan Selir Agung tidak membunuh Ye Zhiyun, melainkan membawa wanita muraahan itu memasuki istana?"
Nyonya Tua terdiam dengan kedua alis berkerut dalam,encoba memikirkan maksud dan tujuan Selir Agung Mei membawa Ye Zhiyun ke istana.
Setelah cukup lama berpikir, Nyonya Tua akhirnya menyimpulkan, "Apa pun tujuannya, Selir Agung pasti berada di pihakmu."
"Benarkah? Nenek, kamu juga berpikir seperti itu?" Xue Yuwen tampak ceria dan percaya diri.
Dia yakin, Selir Agung Mei pasti berdiri di kapal yang sama dengannya.
Awalnya, Xue Yuwen menduga bahwa Selir Agung Mei akan memerintahkan pengawalnya untuk membunuh Ye Zhiyun di tempat. Namun, tidak disangka pelayan itu malah dibawa ke istana.
"Mungkinkah Selir Agung membawa Ye Zhiyun ke istana untuk menekan Permaisuri." Selir Faye yang sejak tadi hanya diam, ikut berbicara dan menyampaikan pendapatnya. "Untuk membuat citra Putra Mahkota dan Permaisuri hancur bersamaan, orang hidup akan lebih berguna daripada mayat."
Xue Yuwen dan Nyonya Tua Xue terdiam, tetapi keduanya sama-sama menyetujui pendapat Selir Faye.
Jika membawa Ye Zhiyun hidup-hidup, wanita itu bisa bersaksi bahwa dia benar-benar mengandung anak Putra Mahkota.
Dengan begitu, baik Permaisuri maupun Putra Mahkota tidak bisa mengelak lagi.
Namun, jika Ye Zhiyun dibunuh, Selir Agung Mei harus menghilangkan semua bukti dan jejak agar pembunuhan itu tidak terungkap.
Bahkan, skandal tentang Putra Mahkota juga harus ditutupi. Jika tidak, maka kasus kematian Ye Zhiyun akan diusut sampai tuntas karena bagaimanapun, wanita itu mengandung keturunan kekaisaran.
Setelah beberapa saat terdiam, Xue Yuwen teringat akan apa yang terjadi di kediaman Ye Zhiyun. "Namun, sebelum orang-orang suruhan Selir Agung tiba di sana, sudah ada beberapa orang yang menyerang Ye Zhiyun."
"Benarkah?"
Nyonya Tua Xue dan Selir Faye berseri kaget hampir bersamaan.
"Iya, aku melihatnya sendiri."
Kemudian, Xue Yuwen pun menceritakan semua kejadian yang dia lihat di Kediaman Ye Zhiyun.
"Jika kamu datang bersamaan dengan orang suruhan Selir Agung, siapa yang mengirimkan orang untuk membunuh Ye Zhiyun?" Selir Faye mengerutkan kedua alisnya hingga hampir menyatu, dia mencoba berpikir keras.
"Entahlah," sahut Xue Yuwen, dia juga mencoba memikirkan siapa orang yang ada di belakang para pria bertopeng itu.
Setelah terdiam beberapa saat, Nyonya Tua Xue bertanya pada Xue Yuwen. "Siapa saja yang mengetahui skandal Pangeran Mahkota?"
"Kakakku, Xue Shan Shan," jawab Xue Yuwen apa adanya. Dia berusaha keras menahan rasa jijik di hatinya saat menyebut Xue Shan Shan 'kakakku'.
Meskipun tahu semua orang di sana tidak ada yang menyukai Xue Shan Shan, Xue Yuwen tetap bersikap seperti gadis baik hanya untuk mendapatkan gelar berbudi luhur.
Xue Yuwen menatap Nyonya Tua Xue dan Selir Faye yang juga menatapnya. "Tidak mungkin kakak mengirimkan para pembunuh itu, kan?"
***
Begitu mendengar Permaisuri Xuan memanggil tabib, Selir Agung Mei keluar bersama pelayannya menuju ke Istana Angin dengan membawa beberapa suplemen kesehatan.
Meski Permaisuri Xuan senang menerima cucu pertamanya, Selir Agung Mei yakin bahwa masalah Pangeran Mahkota pasti berhasil mempengaruhi kesehatannya yang memang kurang baik.
"Kakak, minumlah sup jahe ini untuk menghangatkan tubuhmu. Ingatlah, jangan sampai sakit. Besok kamu masih harus menghadiri perjamuan istana." Selir Agung Mei dengan murah hati menuangkan sup jahe dari tempayan kecil di sisinya ke dalam mangkuk, lalu memberikannya pada Permaisuri Xuan.
"Terima kasih, Adik Mei." Permaisuri tersenyum saat menerima pemberian Selir Agung Mei. "Kalau bukan karenamu, Pangeran Mahkota pasti sudah akan dihukum berat oleh Kaisar. Takutnya, gelarnya pun akan dicabut."
Begitu mengetahui Pangeran Mahkota menghamili seorang pelayan, Kaisar sangat marah. Bahkan, Pangeran Mahkota tidak bisa menghindar saat batu tinta melayang ke arahnya.
Beruntung, batu tinta itu dilemparkan ke arah bawah dan tidak benar-benar menghantam kakinya hingga dia hanya mengalami luka ringan.
Jika benda padat itu dilemparkan ke arah kepalanya, bisa dipastikan kepala Pangeran Mahkota akan pecah.
Setelah melampiaskan amarahnya secara langsung, Kaisar memberi hukuman sepuluh pukulan pada Pangeran Mahkota hingga kini putra sulungnya itu hanya bisa berbaring telungkup di atas ranjang.
"Kakak, kamu pikir Kaisar memaafkan Pangeran Mahkota karena aku?" Selir Agung Mei menggelengkan kepala, sementara ada senyum kecil di bibirnya. "Itu tidak benar. Kaisar memaafkan dan memberikan hukuman ringan pada Pangeran Mahkota karena dia memikirkanmu."
Meski Selir Agung Mei merasa Li Chenyu tidak layak menjadi Pangeran Mahkota, dia tidak bisa membiarkan Kaisar mencabut gelarnya hanya karena kasus menghamili Ye Zhiyun.
Bukan karena peduli pada Pangeran Mahkota yang tidak berguna, Selir Agung Mei hanya memikirkan Permaisuri.
Jika gelar Pangeran Mahkota dicabut, itu tidak akan menjadi akhir yang baik bagi Permaisuri Xuan.
"Dia peduli padamu," imbuh Selir Agung Mei.
"Adik, kamu tidak perlu menghiburku." Permaisuri Xuan tersenyum kecut. "Semua orang tahu, kamu dan Kaisar sudah saling menyukai sejak muda."
Kemudian, Permaisuri Xuan menghela nafas panjang seolah-olah menyesali segala yang terjadi.
"Jika bukan karena bekerja sama dengan Negara Fanrong demi kesejahteraan Negara Yuzhou, Kaisar tidak akan menikahiku, juga tidak akan menundamu seumur hidup. Keluarga Xuan bersalah karena merebut pasanganmu."
balas dendam pada putra mahkota dan adik tiri
kenyataan : dia yg di bales dendam adik tiri.
sinopsis sih kaya yg bener aja.. kejam, tanpa tedeng aling2.. eh isinya kek cewe2 ikan terbang
mana kebanyakan yg disakitin dia2 juga blm lagi dibuat kasian2
laen kali thor gausah pake narasi kaya gt kalo isinya sebaliknya