🎉Bebas Promo
Diharapkan bijak dalam memilih bacaan sesuai umur ya🤗🤗🤗
Seks bagi seorang Satria bukanlah hal yang tabu, tapi menikah? Tak pernah sedikitpun terlintas di benaknya akan menjalin komitmen dengan seorang wanita dalam sebuah ikatan pernikahan.
Dia yang selalu memandang rendah derajat perempuan harus dihadapkan dengan kenyataan pahit bahwa dirinya telah dijodohkan dengan cucu dari sabahat kakeknya.
Akankah pernikahan harmonis yang diimpikan semua pasangan akan terwujud di kehidupan pernikahannya kelak?
Ini bukanlah cerita CEO kejam, dingin, dan mencintai dalam diam, karena ini adalah sebuah cerita cinta yang manis dengan Ektra Bumbu Komedi.
Heppy Reading... 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Magang
Satu bulan telah berlalu sejak pertemuan menyebalkan dengan Satria, sejak saat itu Kimy tak pernah lagi mendengar namanya disebut di keluarganya, Satria seolah tak pernah ada dan takkan pernah ada dalam keluarga Rahardian. Saat ini mereka lebih sering membahas kisah cinta Amora dengan Andre yang rencananya akan segera melangsungkan pernikahan pada pertengahan tahun ini.
Kimora pun tengah disibukkan dengan persiapan magangnya di salah satu instansi pemerintah yang direkomendasikan oleh salah seorang sahabatnya. Pagi itu dengan pakaian kerja bernuansa putih dan merah muda Kimy begitu bersemangat untuk mulai magang di hari pertamanya bekerja. Dia terlihat sangat cantik dengan polesan sedikit make-up sebagai penunjang penampilannya.
Tapi tak seorangpun manusia bisa melawan takdir, sama seperti saat mereka melawan jodoh yang telah Tuhan pilihkan untuk umatNya.
Tanpa kabar pemberitahuan terlebih dahulu, tiba-tiba saja perusahaan yang kemarin telah menerimanya bekerja, membatalkan penerimaan kerja dirinya.
"Gue harus gimana?" Kimy menangis, mengadukan nasib naas yang menimpanya. Padahal jelas-jelas minggu lalu kepala bagian HRD telah menyambut dirinya dengan sukacita.
"Lagian elu mah aneh, bokap punya perusahaan gede sok-sok an magang di perusahaan orang." Elsa malah menyalahkan sahabatnya yang sedang tertimpa musibah itu.
"Elu kan tau sendiri bokap gue kayak gimana, dia perfeksionis banget, semua kudu berjalan sebagaimana mestinya. Bisa setres tiap hari gue urusannya, di kantor ditindas, di rumah diceramahin." Derai air mata gadis berwajah imut itu semakin manjadi-jadi.
Tak bisa dibayangkan olehnya dirinya harus bekerja di perusahaan keluarganya, sudah berbayang olehnya orang-orang akan membanding-bandingkan dirinya dengan Amora yang juga bekerja disana.
Dengan semangat yang masih tersisa Kimy pergi menuju perusahaan yang direkomendasikan oleh Kepala Bagian HRD yang menolaknya sebelum dia pergi tadi.
Perusahaan yang begitu familiar di telinganya, tapi dia tak ingat perusahaan siapa atau perusahaan apa itu.
•
•
•
•
•
"Cil?" tegur Satria pada gadis cantik yang sedang duduk di trotoar jalan.
Entah pura-pura atau memang tak mendengar suara Satria dari dalam mobil, gadis yang sepertinya habis menangis itu terlihat acuh.
"Kikim!" Kali ini dia memanggil seraya membuka kaca mobilnya.
Benar saja, seperti saat pertama bertemu, gadis itu langsung menoleh dengan raut wajah tak suka.
"Lewat, lewat aja, jangan peduliin aku!" jawab gadis itu. "Maen seenaknya aja gonta-ganti nama aku!"
"Gue cuma kasian aja sih sama elu, gue takut elu kena razia sama satpol PP. Ini harus Senin, biasanya mereka merazia anak-anak yang bolos sekolah. Gue takut mereka salah paham ngira elu masih bocah." Satria seperti sedang menguji tingkat kesabaran boneka mainnya.
Kimy yang terpancing bualan Satria langsung bergegas masuk ke dalam mobil pria yang begitu ia hindari.
"Uh, pinternya." Sambil mengelus rambut Kimy.
"Kak, jangan pegang-pegang!" Gadis itu kembali marah.
"Ups, sorry! Gue lupa kalo elu cuma Boneka India."
"Maksudnya?"
"Boleh dilirik, tak boleh dipegang!" Seraya menyanyikan sebaik lagu yang familiar di telinga masyarakat itu.
Kimy tak berkomentar, dia memilih untuk duduk anteng di dalam mobil yang sport yang berbeda dengan yang Satria bawa bulan lalu.
"Elu ngapain duduk di trotoar tadi? Kalau niat mau jadi pengemis jalan di situ, jarang ada pejalan kaki yang lewat." Sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Kimy.
"KAKAK MAU NGAPAIN?" Refleks Kimy langsung menyilangkan kedua tangannya di dada seraya melipat bibir kecilnya ke dalam.
"Pasang seatbelt doang Cil, elu kak denger apa itu alarm bunyi terus, nyuruh lu pasang seatbelt lu? Norak deh."
"Tapi kan Kakak tinggal bilang aja ke aku, gak usah Kakak yang pasangin juga. Aku takut tau!" Gadis itu terlihat begitu gugup, "liat nih aku merinding!" Kimy memamerkan tangan kecilnya ke arah Satria.
"Masa sih badan gue beneran banyak setannya? Apa karena gue terlalu ganteng ya, Ampe setan aja betah tinggal di badan gue?" Satria malah terdengar bangga akan hal memalukan itu.
Tak jauh dari tempat Kimy duduk tadi, mobil Satria berbelok ke arah sebuah perusahaan besar yang akan Kimy datangi tadi. Dan hal itu sontak membuat Kimy terkejut.
"Kok Kakak tau aku mau kesini?" Dia menengadahkan wajahnya melihat betapa megah dan menjulang gedung perusahaan yang membuatnya minder beberapa saat lalu.
Satria melirik ke arah wanita yang sedang mengagumi perusahaan yang sebentar lagi akan diwariskan kepadanya.
"Maksud loh?"
Kimy tak menjawab, dia melirik ke arah sekitar parkiran yang hanya diisi beberapa mobil mewah.
"Kok parkirannya sepi?" Dia memicingkan matanya, "Kakak jangan macem-macem ya sama aku!"
"Heh, Bocil! Kagak selera gue sama elu Cil." Dia pun keluar dari dalam mobilnya dengan begitu elegan.
"Kakak emang tau aku mau ngelamar magang di perusahaan ini?"
Satria menghentikan langkahnya dan berbalik menatap wajah mungil yang seingatnya masih berstatus calon istri. Bagaimana tidak, hampir setiap hari Wira mencekokinya dengan apapun yang berhubungan dengan Kimy.
"Elu magang disini?" Satria memastikan.
"Baru mau ngelamar sih, tapi—"
"Tapi apaan?" Satria menunggu gadis ber rok merah muda itu mendekat.
"Aku gak pede," jawabnya.
"Maksud loh?"
"Aku ngelamar di instansi pemerintah aja ditolak, apalagi di perusahaan segede gini. Hati aku langsung ciut tadi pas liat perusahaan ini. Makanya aku langsung balik arah, gak jadi masuk." Kimy pun menceritakan semua tragedi yang menimpanya hari ini.
Satria menyelaraskan langkahnya dengan perempuan yang ia temukan dengan tak sengaja di jalan tadi. Otak dengan kecerdasan di atas rata-rata itu langsung menyimpulkan jika Wiratmaja adalah dalang di balik semua tragedi yang menimpa calon istrinya itu. Semua kebetulan ini sudah tak wajar.
Mereka memasuki lobby perusahaan, dan aura kepemimpinan pun langsung terpancar dari setiap inci tubuh pria ber stelan biru tua itu saat dia memasukinya, para karyawan yang berpapasan dengannya langsung menundukkan kepala mereka dengan hormat, bahkan beberapa orang sengaja menghentikan langkahnya agar tak berjalan beriringan dengan pria yang mereka tahu adalah cucu tunggal pewaris kerajaan bisnis keluarganya tersebut.
Kimy langsung menyimpulkan jika pria yang sedang berjalan beriringan dengannya itu adalah salah satu orang dengan jabatan yang tinggi di perusahaan tempat ia berpijak sekarang.
"Kakak kerja disini juga?"
"He'em!" Satria terus berjalan dengan sesekali membalas senyum para karyawan yang memberi hormat kepadanya.
Kimy langsung mundur dua langkah dari samping Satria, bukannya senang atau bangga bisa memiliki calon suami dengan jabatan tinggi dengan tampang yang rupawan seperti Satria, Kimy malah terlihat minder.
"Kayaknya aku gak jadi deh mau ngelamar kerja disini," ucap Kimy perlahan, tapi Satria masih bisa mendengar jelas ucapan gadis yang kini berjarak dua langkah di belakangnya.
"Elu ngomong apa sih?" Satria malah mencengkram tangan bagian atas Kimy dan menggiringnya masuk ke dalam lift yang dikhususkan untuk para petinggi perusahaan.
Percuma, semua yang akan elu lakuin juga akan tetap membawa lu kembali kesini. Ingin sekali Satria mengutarakan isi hatinya.
"KAKAK!"
"Apa?" Tantang Satria.
"Jangan pegang-pegang aku! Aku jadi merinding." Kimy kembali mengingatkan pria yang dengan mudahnya menyentuh dirinya tanpa permisi.
"Kayaknya gue beneran kudu diruqyah nih." Sambil melepaskan cengkraman tangannya dari Kimy.
...Hello readers ku yang setia.....
...Jangan lupa tinggalkan jejak langkahmu di hatiku ya!!!...
...Eaaaaaa....
...🤭🤭...