NovelToon NovelToon
OJO NGONO MAS'E

OJO NGONO MAS'E

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Bennuarty

Dewi Sri, seorang gadis 23 tahun yang memimpikan kerja di kantoran. Gadis dengan penampilan biasa saja dengan logat Jawa yang medok. Dijodohkan dengan seorang pria yang lebih dewasa darinya. Yang seharusnya berjodoh dengan kakak tertuanya.

Lucky Albronze terpaksa menerima perjodohan dari orang tuanya karena balas budi berhutang nyawa. Padahal dia sudah punya kekasih hati yang di impikan menjadi pendampingnya kelak.

Dan mereka berdua menjadi punya kesepakatan dalam pernikahan, yang hanya untuk membuat orang tua masing-masing merasa bahagia.

ikuti kisah selanjutnya yuk!

🥰🙏 dukung author ya. makasih ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bulan Madu 1

Rencana bulan madu akhirnya terealisasikan. Sri dan Lucky Berangkat hari ini. Lagi-lagi Sri ketakutan saat pesawat akan take-off. Dengan sebal, Lucky Membiarkan Sri gemetar dengan wajah pias. Sampai Lucky menyadari bahwa Baris menatapnya tajam, barulah Lucky menenangkan Sri.

Mereka sampai di pulau terpencil dengan view yang sangat mengagumkan. Minim akses menuju pulau ini. Khusus di peruntukkan untuk pasangan honeymoon saja. Tapi tak jarang mereka yang datang sendiri hanya untuk merasakan indahnya pulau dengan laut biru membentang sejauh mata memandang.

Ternyata Frans sudah menyiapkan dengan baik acara bulan madu Lucky. Semua om Baris yang mengurus. Asisten papinya ini memang sangat bisa diandalkan. Beni masih jauh di bawahnya. Walaupun beni sudah lumayan bisa mengatasi urusan kantor yang rumit sekalipun. Tapi tetap saja ia masih anak didik om Baris.

Disambut dengan kalungan bunga untuk Sri dan Lucky. Sri tak menggubris kalung bunga yang harum semerbak itu. Kepalanya terasa nyut-nyutan akibat mabuk udara. Tapi masih bisa sedikit membalas senyuman karyawan tempat mereka menginap.

Memasuki lobi kondominium yang sangat mewah, mereka di arahkan naik ke lantai dua. Kondominium ini ada tiga bangunan yang terpisah. Masing-masing bangunan hanya ada dua lantai. Jadi tidak menggunakan lift.

"Silahkan tuan, nona"

Room boy mempersilahkan mereka masuk. Lucky masuk melangkah lebih dulu, dan langsung kearah balkon yang menyajikan langsung pemandangan laut biru di depannya. Lalu Sri dan om Baris mengikuti setelahnya. Room boy meletakkan koper mereka di dekat lemari besar di dekat meja nakas. Dan om Baris memberinya tip, lalu room boy itu pergi keluar.

"Silahkan beristirahat tuan muda dan nona Sri. Saya ada di luar jika memerlukan sesuatu" ujar Baris lalu menyerahkan kunci.

Lucky hanya diam saja. tidak menjawab atau berbalik menatap Baris. Tapi Sri mengangguk dan tersenyum pada baris.

"Terima kasih pakne" jawab Sri lemah. Kepalanya terasa ringan dan melayang. Masih terasa mabuk udara.

"Saya permisi tuan muda. Nona Sri"

"Ehh.. sek sek pakne.." Sri mencegah Baris pergi. Lelaki setengah baya itu berbalik dan membungkuk hormat pada Sri.

"Ada yang nona Sri butuhkan?"

"Kepala ku pusing pakne. Tolong Carikan minyak angin" Sri memijit-mijit pelipisnya.

"Baik nona. Sebentar saya carikan"

"Hem"

Sri mengangguk. Baris pergi keluar kamar. Sri langsung merebahkan tubuhnya di ranjang, sambil memijat pelipis dan keningnya secara teratur.

Lucky berbalik. Menatap Sri yang terbaring di ranjang. Lalu masuk dan duduk di sofa.

"Apa kau selalu begini kalau naik pesawat?" tanya Lucky sebal.

"Ndak selalu Mase. 'Kan Sri baru dua kali naik pesawat" jawab Sri lemah.

"Hhh.. Kampungan sekali" ujar Lucky skeptis.

Mendengar itu, Sri menaikkan kepalanya menatap Lucky. Ada rasa tidak suka mendengar Lucky mengejeknya.

"Kalau ndak ada orang kampung, orang kota pasti susah Mase" ujar Sri sarkas.

Lucky memutar bola matanya malas. Tidak menjawab lagi omongan Sri. Sebenarnya dia hanya malas berada di sini. Untuk apa? toh dia tidak bisa menikmatinya. Bukankah lebih baik bekerja di kantor?

Apalagi harus menginap sampai tiga hari. Kepalanya pasti terasa mau pecah. Masih mendingan kalau datang ke pulau ini bersama Amira, kekasihnya. Ini malah bersama Sri yang hanya membuat kepalanya terasa pusing saja.

Tok..tok.. tok..

Pintu di ketuk. Tapi Lucky cuek seakan tidak mendengar. Terpaksa Sri bangun dan membukakan pintu. Mempersilahkan Baris masuk.

"Masuk saja pakne"

"Tidak nona Sri. Saya hanya memberi ini" Baris memberikan frescare pada Sri.

"Oh.. suwun pakne" Sri menerima dan berbinar. Akhirnya isi botol kecil itu akan menolong mengurangi pusing kepelanya.

"Kalau ada apa-apa, silahkan hubungi saya saja nona"

"Ya pak. Suwun Yo" Sri membungkuk mengucapkan terima kasih.

Baris pergi. Sri menutup pintu dan menuju ke tempat tidur lagi. Duduk di sana dan mulai mengoleskan minyak dari botol kecil sebesar jari telunjuk itu ke pelipisnya. Melirik Lucky yang sudah sibuk dengan ponselnya.

"Mase" panggil Sri.

"Hm?" jawab Lucky tanpa melihat Sri.

"Kita mau ngapain disini?" tanya Sri polos.

Lucky mendongak. Menghentikan sejenak jarinya menggulir layar ponsel. Menatap Sri seakan ingin menelannya.

"Laaahh.. kok marah toh? Sri cuma nanya loh mas" Agak sedikit ngeri melihat mata tajam itu tepat mengarah ke matanya.

"Kamu mau kita ngapain di sini?" Lucky balik bertanya.

"Mana Sri tau. Lah wong mami cuma bilang liburan, bulan madu, bersenang-senang. Gitu mamine bilang Mase" Sri menirukan apa yang dikatakan Melani.

Lucky mengetatkan rahangnya. Merutuki Sri di dalam hati. Bocah ingusan ini memang bodoh, atau pura-pura bodoh dengan apa yang di maksud bulan madu dan bersenang-senang?

Lucky meletakkan ponselnya di meja. Lalu bergerak bangkit dan melangkah menuju ke tempat tidur. Melihat itu, Sri mendelik gusar. Lucky terlihat melangkah pelan tapi tegas. Seakan-akan seperti singa yang siap menerkam mangsanya.

"Eehh.. eee.. eee.. Mase mau ngapain?!"

Sri melotot dengan tubuh menegang. Ngeri melihat Lucky mendekatinya dengan tatapan mata tajam menusuk. Membuat jantung Sri berdegup kencang. Sri beringsut naik ke ranjang dan mentok di kepala tempat tidur. Meringkuk memeluk lututnya sambil melotot menatap Lucky di depannya.

Lucky berhenti tepat di depan Sri. Sri sampai mendongak melihat tubuh tinggi menjulang di depannya. Tiba-tiba Lucky membungkukkan tubuhnya menyamai tinggi kepala Sri. Wajahnya tepat di depan wajah Sri. Menatap mata Sri lekat-lekat. Sri sampai menahan napas saking ngerinya.

Lucky meraih dagu Sri pelan. Jarak antara mereka hanya hitungan inci saja. Sangat dekat sampai bisa merasakan napas mereka masing-masing. Sri sudah gemetaran melihat wajah Lucky sangat dekat dengan wajahnya.

"Kamu benar-benar tidak tahu apa itu bulan madu?" tanya Lucky dengan suara berat.

Sri menggeleng dengan napas sesak terputus-putus. Tubuhnya menegang kaku. Lucky diam sejenak. Menatap wajah mungil itu di depannya. Mulai dari mata, hidung, pipi, lalu berhenti tepat di bibir mungil Sri.

Bibir yang kemarin sempat di ke cup dan di ji Lat gemas. Bibir yang terasa lembut dan sangat kenyal.

"Kalau begitu... Aku akan mengajari mu" ujar lucky spontan.

"Eempppp..."

Tiba-tiba saja Lucky menge cup bibir Sri. Mema gut bibir manis itu setengah memaksa dengan memegang dagu Sri kencang agar tidak terlepas dari tangannya. membuat Sri langsung membelalakkan matanya sempurna. Tubuhnya semakin kaku bagai tiang beton yang menancap ke kedalaman dasar bumi.

Tangannya terasa berat untuk mendorong bahkan hanya untuk menolak wajah Lucky menjauh. Lucky sudah mencuri ciuman pertamanya tanpa permisi. Tapi Sri tak sanggup menolak. Bahkan ia langsung putus asa bahwa Lucky tidak akan menggubrisnya.

Pagu Tan itu semakin membuai. Meng hisap bibir bawahnya dengan lembut. Memainkan lidahnya dengan ji latan kecil di sana. Jantung Sri bertalu-talu. Menggedor sampai terasa sesak. Menahan napas sebisa mungkin.

Lucky semakin gemas dengan diamnya Sri. Tadinya ia berpikir Sri akan memberontak dan lari terbirit-birit. Tapi gadis ini malah diam terpaku bagai tiang coran rumah baru di bangun.

Lucky mencoba menelusupkan lidahnya masuk kerongga mulut Sri. Tapi Sri masih mengatupkan giginya. Itu menyulitkan Lucky menerobos mulut Sri yang semakin terasa manis baginya.

Rasa geli menggelitik mulut Sri, karena lidah Lucky mengapsen semua gigi dan gusi depannya sampai mentok di di batas bibir bagian dalam. Sri meremang. Pori-pori yang ada di seluruh kulitnya, mengembang seluruhnya. Mengembalikan kesadaran otaknya untuk berpikir jernih.

Kini tangan Lucky yang sebelah lagi sudah sampai di belakang tengkuk Sri. Menahan dan menekan kepala Sri agar tidak bergerak dan pergi menjauh. Lucky sudah lupa. Tadinya ingin menggertak Sri. Tapi sekarang ia malah kecanduan rasa manis bibir mungil milik istrinya.

"Eehmmm"

Lucky menggeram nikmat. Bibirnya tak berhenti mema gut dan menji lati mulut Sri. Ini manis. Memabukkan. Candu baginya. Mengu Lum bibir itu bergantian.

Sri mulai bisa menguasai dirinya. Merespon dengan mendorong dada Lucky. Tapi pria itu bergeming. Tubuh kokohnya mengungkung Sri. Sri kesulitan bernapas. Jantung yang berdebaran sangat keras, di tambah keterkejutan merasakan gigitan-gigitan kecil di bibirnya, dan rasa ingin menolak yang kuat.

"Eemmppp.. eemmpp..."

Sri memukuli dada Lucky. Ia kehabisan napas. Mencoba membuat Lucky tersadar akan perbuatannya. Tubuh tegap itu sangat Kokok di depannya. Sri menghentakkan dada Lucky dengan tenaga yang tersisa. Membuat Lucky sedikit tersentak mundur, dengan bibir yang terlepas paksa dari bibir Sri.

Kehilangan? ya. Lucky merasa kehilangan bibir manis itu. Sama-sama tersengal kehabisan napas dengan mata saling menatap. Wajah keduanya merah padam. Yang satu menahan hasrat, yang satu lagi malu setengah mati.

"A-apa yang Mase lakukan?" tanya Sri lirih sambil beringsut ke samping kanan. Berusaha menjauh dari tubuh tinggi tegap yang bisa saja langsung menindihnya.

Lucky diam tak bergerak. Menatap mata Sri lekat-lekat. Lalu menegakkan tubuhnya kembali. Memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Itu bulan madu"

setelah mengatakan itu, Lucky bergerak menjauh. Melangkah ke pintu sambil merutuki dirinya sendiri.

Sial! kenapa jadi begini? seharusnya aku membentaknya tadi!! aahh.. sial sekali. Bibir itu sangat lembut!!

Lucky memaki dalam hati. Membuka pintu lalu pergi begitu saja tanpa menoleh pada Sri lagi.

1
Sri Wulan
pahit, nggak bisa berkiti kiti aku sama ryan😁
Mimie Lilis
takut bacanya
Mimie Lilis
geting sh ng lucky
Mimie Lilis
pinter koe sri😁😁😁
Mimie Lilis
goool juga
Nurina Ningrum
Luar biasa
Anonymous
kaya ijad d Upin Ipin hobby nya pingsan/Grin/
Meiriyana
modus yg halal, lanjutlah
Meiriyana
Luar biasa
Suyatno Galih
wkwkwkwkk ana ana Bae ramane mobile di dol bijone moreng dikon pending disit, ok la othor lanjut
Intan Risma Wandy
seneng sih critane diatas tpi endinge nagung bget thor mosok rong lahiran wes barrrr 😥😥
Ilham Rochman
seru bangeeet... alu ceritanya menghanyutkan naik turun seperti rollcoaster
Ilham Rochman
huahahahahaaa.... modyar kowe Agned
Ilham Rochman
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Ilham Rochman
hahahaa... seruuu thoor..lanjuut
Intan Risma Wandy
kapok kowe ditingal sri mingat
Intan Risma Wandy
thorrrr loro atiku 😭😭😭
Intan Risma Wandy
moco novel iki mong nyekikik sriiii OJO NGONO MASE😃😃😃😃
Intan Risma Wandy
jambaken rambute Amira kui sriii ojo mong meneng ae xo gk omes aku
Intan Risma Wandy
dasar kucky pekok pegen ngetok palane aku 😇😇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!