Karena takut dikeluarkan dari sekolah dan dicabut beasiswanya, Dara terpaksa menyembunyikan kehamilan dan melahirkan bayinya di sekolah.
Dara tidak sendirian tapi dibantu oleh ayah sang bayi dan anggota geng motornya. Bisakah mereka menyembunyikan dan membesarkan bayi itu sampai mereka semua lulus sekolah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekecewaan
Pada saat itu, bertepatan dengan hari di mana Dara akan melakukan kompetisi. Keadaannya sudah cukup baik dan lebam di tubuhnya sudah memudar.
Dara tidak boleh mengecewakan Bright High School.
Rencananya setelah kompetisi nanti, Dara akan menemui Galang.
"Dara Andita," panggil pembawa acara.
Kompetisi dilakukan di sebuah gedung dan lawan Dara adalah beberapa sekolah internasional lainnya. Dara tidak boleh mengecewakan, kalau pun dia tidak bisa menjadi juara, setidaknya skornya tidak jelek.
"Perkenalkan nama saya Dara Andita, perwakilan dari Bright High School," ucap Dara memperkenalkan diri di atas panggung.
Begitu juga perwakilan dari sekolah lain, memperkenalkan dirinya satu persatu.
Acara itu berjalan begitu menegangkan, masing-masing sekolah berebut poin dan dalam keadaan seperti itu, Dara mulai mengalami mual lagi.
"Tenang, tenang," gumam Dara dalam hatinya. Sebentar lagi dia akan menyusul poin peserta lain.
Dara berusaha berkonsentrasi dan terus menjawab pertanyaan dengan cepat.
Sampai bel berbunyi dan kompetisi pun selesai.
Belum melihat hasilnya, Dara undur diri untuk ke toilet. Dia tidak bisa menahan diri lagi.
Di toilet gadis itu muntah-muntah, sungguh hal yang sangat menyiksa. Jika sudah begitu, Dara akan mengingat ibunya di kampung, dulu pasti ibunya juga mengalami hal yang sama.
Ternyata hamil itu tidak enak, selain muntah juga hormon jadi tidak stabil. Padahal usianya baru beberapa minggu, bagaimana kalau besar nanti?
Dara tidak bisa membayangkannya.
Usaha gadis itu tidak sia-sia ketika Dara memperoleh poin tertinggi, Dara dinyatakan memenangkan kompetisi dan memperoleh piala serta sertifikat.
Ditambah uang dari kompetisi dan sekolah.
"Aku ingin menemui Galang," gumam Dara. Dia ingin berbaikan dengan pemuda itu.
Dara juga ingin memastikan kalau Inge keluar sekolah pasti ada sangkut pautnya dengan kekasihnya itu.
Tidak mungkin Dara terus menghindar lagipula dia merindukan Galang. Mungkin bawaan bayinya, karena hari ini Dara senang jadi ingin bertemu ayah dari si bayi.
Dara meminta izin pada guru yang mengantarnya ke acara kompetisi, dia ingin pulang sendirian dengan alasan akan membeli keperluannya sebelum kembali ke asrama.
Niat Dara ingin memberi surprise pada Galang, gadis itu akan menemui kekasihnya di basecamp.
Sebelum sampai, Dara membeli beberapa kue.
"Berapa jumlah orang yang ada di basecamp Galang?" gumam Dara bingung. Dia akhirnya melebihkan kue yang dibelinya.
Namun, bukannya Galang yang mendapat surprise tapi Dara yang mendapatkan kejutan luar biasa ketika mendengar perbincangan Galang dengan dua temannya hari itu.
Dara sudah sampai di depan basecamp, pintunya sedikit terbuka, Galang berada di sana bersama Morgan dan Satria.
Saat mulut Dara terbuka karena ingin memanggil Galang, dia mendengar hal yang mengejutkan. Tentang Galang yang menjadikan Dara sebagai taruhan.
"Kalau saja kita tidak menantang waktu itu, pasti semua tidak akan menjadi seperti ini," ucap Morgan merasa menyesal.
"Semua sudah terjadi, walaupun awalnya Galang main-main tapi dia kan mau bertanggung jawab," balas Satria.
Atensi mereka teralihkan karena mendengar sesuatu yang terjatuh, kotak kue yang dibawa Dara terjatuh.
Galang segera memeriksa dan kaget mendapati Dara yang penuh dengan derai air mata.
"Jadi, aku adalah salah satu mainanmu?" tanya Dara.
"Itu tidak benar, dengarkan aku dulu," Galang jadi panik karena Dara salah paham.
"Aku sudah mendengarnya," ucap Dara yang merasa sangat kecewa.