Karena sebuah kesalahan satu malam, Fiona terpaksa harus menikah dengan Tuan Foster seorang CEO perusahaan terkemuka yang telah tidur dengannya. Lebih parahnya lagi pria yang telah menikah dengannya merupakan pria yang sudah memiliki istri.
Lantas bagaimana Fiona menjalani hari-harinya bersama Foster ? Terlebih lagi Fiona harus berhadapan dengan Selena yang merupakan istri pertama Foster !
Akan kah Fiona dan Foster saling mencintai ? Lantas bagaimana dengan Selena yang juga memiliki juga hak sebagai seorang istri ?
Simak ceritanya dalam novel "Istri Kedua Tuan Foster" mohon untuk memberikan dukungan berupa like dan komen sebanyak-banyaknya 🤗♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 MASIH MENCINTAINYA
Lain halnya dengan Fiona, ia sangat menikmati hari-harinya tinggal di villa dan mengurus perkebunan. Semenjak perkebunan di urus oleh Fiona omset penjualan sangat berkembang dengan pesat. Pak Andi pun sangat terkejut dengan perubahan tersebut.
“Mungkin ini rezeki dari anak yang Ibu kandung !” kata Andi, ia tahu sejak awal jika Fiona tengah hamil dan suaminya malah menyia-nyiakannya.
Andi tentu saja merasa kasihan melihat Fiona. Diusia Fiona yang masih muda, Fiona harus hami tanpa di damping oleh seorang suami.
“Mungkin saja Pak ! Ini tolong bagikan para para pekerja perkebunan katakan pada mereka kalau ini adalah bonus karena bulan ini omset kita begitu meningkat.” Kata Fiona memberikan segepok uang tunai pada Andi untuk dibagi-bagikan ke para pekerja perkebunan.
“Dan ini untuk Bapak dan Adrian.” Fiona memberikan dua gepok uang pada Andi.
“Ibu Fiona, ini terlalu banyak !” kata Andi bukan ia tak pernah melihat uang sebanyak itu, hanya saja selama ia menjadi orang kepercayaan Kakek Armand untuk mengurus perkebunan, ia sangat jujur dan mengambil upahnya dengan sepantasnya saja.
“Anggap saja ini rezeki, Pak !” kata Fiona tersenyum manis.
“Terimakasih Bu Fiona ! Sebagai bentuk terimakasih dari Kami juga, bagaimana kalau nanti malam Bu Fiona datang ke rumah Kami untuk makan malam ?” tawar Andi, ia akan sangat senang jika Fiona mau menerima undangannya.
“Ya sudah, nanti malam Aku akan datang.” Kata Fiona menyetujui.
“Kalau begitu, nanti malam Adrian akan Saya suruh untuk menjemput Ibu Fiona !” jawab Andi dan Fiona menganggukkan kepalanya.
Malam hari tiba, Fiona mengenakan dress bewarna hitam untuk memenuhi undangan makan malam di rumah Pak Andi. Saat ia keluar dari kamarnya, terlihat Adrian sudah menunggunya di ruang tamu.
Adrian tersenyum melihat Fiona, entah mengapa ia malah jatuh cinta pada Fiona tanpa melihat jika Fiona tengah hamil.
“Selamat malam, Fiona !” sapa Adrian
“Selamat malam, Ayo !” jawab Fiona
“Naik motor ?” Fiona melihat Adrian membawa motor untuk menjemputnya.
Fiona tersenyum ia kemudian, naik kemotor Adrian sepanjang perjalanan Adrian tentu saja begitu bahagia. Apalagi saat ini Fiona tengah memeluk pinggangnya. Bukan apa-apa hanya saja Fiona takut jatuh karena ia sendiri tengah dalam keadaan hamil.
Begitu tiba di rumah Pak Andi, Fiona merasa kagum dengan prestasi yang terpajang di ruang tamu milik Adrian. Ternyata Adrian anak yang pintar, bahkan Adrian adalah lulusan terbaik di kampusnya. Tapi entah mengapa Adrian hanya menetap di desa, tidak mengasah kemampuannya dengan bekerja di kota.
“Kenapa Kau tidak mencari pekerjaan di kota ?” tanya Fiona memulai obrolan.
“Aku tidak bisa meninggalkan Ibu ! Aku sangat menyayanginya ! Kalau Aku juga pergi seperti kedua Kakak ku, lalu Ibu ku dengan siapa ?” kata Adrian
“Kan ada Ayah mu.” Jawab Fiona dengan santainya.
“Ayah sebenarnya sudah sering sakit-sakitan, hanya saja dia tidak pernah menunjukkan rasa sakitnya !” kata Adrian yang membuat Fiona mengerti posisi Adrian saat ini.
“Kalau suatu saat nanti Aku kembali ke Kota, apa Kamu mau mengelola perkebunan ? Ini permintaan ku secara pribadi pada mu.” Kata Fiona, ia mungkin tak akan selamanya tinggal di villa ia akan kembali ke mansion Abraham. Ketika tahu Pak Andi yang sudah tidak muda lagi untuk mengelola perkebunan, Fiona berpikir alangkah lebih baik jika Adrian saja yang mengurusnya lagi pula Adrian anak yang baik dan juga pintar, Fiona yakin Adrian pasti bisa melakukannya.
Mendengar ucapan Fiona yang akan kembali ke Kota membuat hati Adrian berdenyut nyeri. Ia tentu saja belum bisa dengan mudah merelakan Fiona kembali ke kota.
“Memangnya Kau kembali ke Kota ?” tanya Adrian ia mendadak menjadi lesu.
“Tentu saja, tapi belum tahu kapan !” jawab Fiona
Saat keduanya tengah asik bercerita, Pak Andi dan istrinya memanggil mereka untuk makan malam. Setelah makan malam usai, Fiona kembali ke villa diantar lagi oleh Adrian dan juga Adrian juga sudah kembali pulang kerumah.
Andi tahu jika putranya itu diam-diam menyukai Fiona. Maka dari itu Andi memberikan nasehat padanya untuk jangan sampai terlalu jauh menyukai Fiona sebab dunia mereka dan keluarga Abraham sangatlah jauh berbeda.
“Kita ini seperti langit dan bumi dengan keluarga Abraham. Kau lihat rumah kita yang bagus, kedua kakak mu yang bekerja di perusahaan besar, dan Kau bisa berkuliah di universitas ternama semua itu tak luput dari bantuan Kakeknya Fiona.” Kata Andi
“Tapi apa salahnya, Ayah ? Aku hanya menyukainya.” Jawab Adrian
“Kau menyukainya dan juga berharap dia memiliki perasaan yang sama, bukan ?” tebak Andi yang membuat Adrian terdiam.
“Ayah tidak mempermasalahkan wanita mana pun yang Kau sukai, tapi untuk Fiona. Tolong jangan buat malu Ayah dan Ibu mu.” Kata Andi lagi.
“Ayah tahu Kau tulus menyukainya bahkan saat dia tengah mengandung anak dari mantan suaminya. Tapi cobalah mengerti Adrian, lagi pula banyak wanita lain yang mengantri ingin bersama mu !” kata Andi lagi kemuidan ia pergi masuk ke dalam kamar meninggalkan Adrian yang merenung.
Adrian pria yang tampan, tentu saja banyak gadis-gadis desa yang menyukainya bahkan anak kepala desa pun menyukainya, namun Adrian malah jatuh hati pada Fiona. Belum menyatakan cintanya pada Fiona saja, Adrian sudah tak mendapat restu dari orang tuanya.
Lain halnya dengan Fiona, kini ia duduk di balkon kamarnya. Pikirannya terus mengarah pada Foster, meskipun mereka sudah bercerai ia masih saja teringat akan pria itu. Ia mengelus perutnya yang semakin hari semakin membuncit, ia tentu saja sangat merindukan Foster.
“Apakah kalian merindukan ayah ?” Fiona mengajak calon anaknya berbicara.
Setiap malam ia selalu tidur dengan memegang foto pernikahannya bersama Foster. Semua itu sebenarnya bukan atas dasar keinginannya tapi anak-anak yang Fiona kandung.
“Apa kabar mu, Foster !” lirih Fiona dengan menatap lurus kedepan.
Dalam pikirannya saat ini, apakah Foster mengingatnya ? Atau ia sudah kembali dalam pelukan Selena dan hidup bahagia dengan wanita itu.
Mungkin orang akan menganggap Fiona bodoh karena masih mengharapkan Foster. Tapi apa yang bisa ia perbuat, ia bahkan masih mencintai pria itu meskipun ada rasa kecewa dalam hatinya.
...‘Bodohnya aku, mengharapkan yang tidak pasti, padahal inginku jadi satu, tapi kenyataannya aku yang sakit hati.’...
...****************...
selena itu ibarat kacang lupa kulitnya.. terlanjur enak sampai lupa diri dan tepatnya gak tau diri