Menjadi anak broken home bukanlah cita2 seorang gadis bernama Arlita Mahesa membuatnya menjadi pribadi yang tertutup tidak mempercayai yang namanya cinta,baginya cinta hanyalah kata-kata klise
Hingga seseorang telah membuatnya berubah dia adalah seseorang yang bernama Pramudya Gilang Perdana"Aku akan buktikan bahwa cinta itu indah" ucapnya
"Tunjukan aku hanya ingin bukti bukan ucapan" ucapku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35.jalan-jalan
Arlita mencoba untuk tidur kembali sehabis melaksanakan sholat subuh matanya pun langsung bisa terpejam.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, kebetulan hari ini adalah hari minggu Pramudya berniat ingin mengajak sang istri jalan-jalan sebelum mereka pulang ke rumah mereka nanti dan besok mereka berdua akan mulai masuk sekolah seperti biasa setelah hampir 3 hari tidak masuk sekolah.
Pramudya mendekati tempat tidur dimana sang istri masih tertidur,pelan-pelan dia membelai rambutnya juga merapihkan anak rambut sang istri yang sedikit menutupi wajahnya cantiknya.
"Sayang bangun yuk".katanya sambil memegang tangan kanannya.
Arlita yang merasa sedikit terganggu pun akhirnya membuka kedua matanya." Pram aku masih mengantuk, masih pengen tidur lagi".ucapnya terdengar sedikit manja.
Pramudya tersenyum.
" Iya aku tahu,tapi bangun dulu yuk! aku mau ajak kamu jalan-jalan dan setelahnya kita bersiap-siap untuk pindah ke rumah baru kita".
Arlita melihatnya dengan mata sedikit sayu karena masih dalam keadaan mengantuk. "Memangnya kamu mau ajak aku jalan kemana sih?
"Hanya jalan-jalan sekitar komplek saja,tidak jauh dari sini. Di sana ada sebuah taman, bagaimana kalau kita jalan-jalan di taman komplek saja".
Arlita terdiam sebentar lalu mengangguk." Oke aku mandi dulu, tapi bajuku".
"Tenang saja aku sudah menyiapkannya." jawabannya cepat.
"Makasih, aku mandi dulu".ucap istrinya lalu turun dari tempat tidur langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
"Sama-sama istriku".
Pramudya mengambil kaos dan celana training miliknya lalu sebuah paper back yang berisikan pakaian dalam untuk istrinya lalu memberikannya kepada istrinya setelahnya dia pun keluar dari kamar lalu turun ke lantai bawah menuju ruang keluarga.
Di sana sudah ada kedua orang tuanya, ibu mertuanya dan juga kedua adik iparnya yang sedang menonton tv bersama.
"Pagi".ucapnya setelah sampai di sana.
" Pagi ".jawaban mereka serempak.
Laki-laki itu ikut duduk menonton tv bersama-sama.
" Arlita mana Pram? tanya sang Bunda.
"Lagi mandi Bun".
"Kalian jadi pindah hari ini? tanya sang Ayah.
" Jadi yah mungkin nanti agak siangan sedikit karena Pram mau ajak Arlita jalan-jalan pagi dulu di taman".
"Kak Pram mau jalan-jalan?Mutia ikut ya kak".
" Mutia kamu itu ada-ada saja bikin malu tahu".ucap Faiz protes.
"Tidak apa Iz kalian ikut saja jalan-jalan paginya jadi tambah rame".kata Pramudya.
" Tuh kan kak Pram aja tidak keberatan kalau Mutia ikut".ucapnya sambil meledek Faiz.
"Iya.iya sesuka hatimu aja".ucap Faiz mengalah.
Semuanya tertawa melihat kelakuan kakak beradik itu yang terlihat sangat lucu.
" Kakak ke kamar dulu mau lihat Kak Lita sudah siap apa belum." katanya sambil melangkah pergi.
Ke dua adik iparnya mengangguk.
Di dalam kamar.
Arlita sedang menyisir rambutnya ketika sang suami masuk ke dalam kamar.
Laki-laki itu melihat penampilan sang istri yang terlihat berbeda kali ini,bagaimana tidak istrinya memakai kaos berlengan pendek dan celana panjang training miliknya yang sudah kecil ternyata sangat pas dipakai oleh sang istri.
"Kamu kenapa lihatin aku seperti itu?
Pramudya tersenyum" Kamu cantik sayang dan ternyata baju plus celananya pas".
" Gombal!jadi baju sama celana ini punya kamu?tanya Arlita sambil menguncir rambutnya tinggi.
"Iya itu punya aku dan soal aku tadi aku puji kamu itu beneran sayang, masa aku bohong.kamu benar-benar sangat cantik dan itu yang buat aku susah move on dari kamu".
"Benar juga ya kamu kan bucin banget sama aku".
" Iya aku memang bucin banget sama kamu".
"Sudah ah kamu itu gombal mulu, jadi berangkat nggak nih aku sudah siap. "
"Jadilah, Mutia sama Faiz kan sudah tungguin kita di bawah. "
"Ayo kita berangkat".kata istrinya sambil menarik tangan kanan suaminya.
Pramudya pun menyambutnya. sambil bergandengan tangan mereka berdua menuju ke lantai bawah di mana kedua adiknya sudah menunggunya.
bersambung