Kisah dari seorang Dokter cantik dengan segudang prestasi dan juga kisah kehidupan yang penuh lika-liku.
Bilqis Agata, dokter muda ini juga memiliki kisah asmara yang cukup rumit.
bagaimana seorang Bilqis menjalani kehidupan nya setelah kepergian sang suami yang baru saja menikahi nya untuk selamanya setelah gugur dalam tugas di negara lain yang saat itu sedang terjadi bencana alam.
lalu bagaimana Bilqis menghadapi masa depan nya. mampukah dia menata hidup dan bagaimana jadinya ketika cinta pertama nya saat masih sekolah menengah pertama hadir kembali.
ikuti kisah BILQIS AGATA.
***maaf banyak typo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Callme_Nadlia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Sesuai dengan rencana, hari ini merupakan hari keempat di desa xx. dan selama tiga hari ini antusias warga sangat luar biasa. dan sekarang adalah jadwal game yang akan melibatkan para remaja dan orang dewasa yang sejak pagi sudah berkumpul di lapangan setelah menyelesaikan gotong royong membersihkan lingkungan desa.
permainan kali ini di pimpin oleh dokter Halim dan dibantu oleh para anggota PMI dan PMR.
para dokter juga tak kalah untuk ikut serta, berbeda dengan Bilqis yang saat ini sedang berada di kamar yang ditempati nya selama beberapa hari ini bersama yang lainnya.
sedangkan lebih nya hanya duduk menonton pertandingan yang akan di mulai.
pertandingan berlangsung dengan cukup meriah dan heboh. dan sekarang lebih dihebohkan lagi dengan datangnya pemilik rumah sakit yang baru sempat hadir setelah melakukan perjalanan bisnis nya keluar negeri.
permainan diberhentikan sebentar karena para dokter akan menyambut kedatangan Ari Rizki Mahardhika yang sama sekali tidak memberi tahu kedatangan nya.
"selamat datang pak Ari" ucap dokter Halim ramah
pemuda yang menggunakan kaos hitam di padukan dengan jaket berbahan jeans itu tampak tersenyum dan matanya mencari keberadaan seseorang.
bukan rahasia lagi bahwa kedekatan Ari dan Bilqis. hampir semua pekerja di rumah sakit mengetahui bahwa kedua orang itu berteman dekat dan bahkan ada yang membuat gosip tentang hubungan yang lebih diantara mereka meski sempat renggang beberapa waktu lalu.
"berharap Dokter Bilqis yang sambut ya pak" goda dokter Dewi
"ah tidak dok, silahkan lanjutkan pertandingan nya.. nanti saya akan ikut serta.. hadiah besar nya akan saya kasih nanti bagi pemenang. tapi saya harus istirahat sebentar karena dari bandara saya langsung ke sini" jawab Ari
"wah, pak Ari akan ikut dalam pertandingan.. baik lah semua semangat.. kata pak Ari bakal kasih hadiah besar" teriak Jimi salah satu anggota PMI
dan semua merasa sangat senang dan kembali melanjutkan pertandingan yang sempat terjeda.
"Agnes Desi" panggil Ari ketika melihat kedua sahabat Bilqis duduk didepan pintu rumah penginapan sedang bersantai dan bercanda
"aaaakh.. oh Ari" teriak Desi terkejut karena mereka tidak memperhatikannya
"kaget banget lihat gue.. emang gue hantu" ketusnya
"lebih dari hantu, kaget aku sumpah.. tiba-tiba aja kamu di situ.. kapan datangnya coba kalo gak hantu" omel Agnes sambil mengelus dada nya
Ari hanya cengengesan mendengar omelan Agnes
"Bilqis mana" tanyanya karena tidak melihat dokter cantik itu
"lagi didalam, katanya gak enak badan.. kemarin dia gak istirahat sama sekali.. soalnya banyak warga yang sakit." jelas Desi
"trus gimana keadaan nya sekarang" tanya Ari terlihat khawatir
"dia baik-baik aja Ri, cuma perlu istirahat doang. eh, kamu kan ada perjalanan bisnis ke Australia.. kok ada di sini" tanya Desi
"baru aja sampai gue, dari bandara langsung ke sini" jelas Ari lalu duduk bersama mereka dan mengambil cemilan di tangan Agnes
"punya aku bambank" judes Agnes
"minta dikit bembenk" ejek Ari
"gue bilang Zidan ya" ancam Agnes
"gak takut gue sama pacar lo" jawab Ari yang terlihat cuek
lalu perdebatan unfaedah berlanjut hingga suara seseorang mengalihkan perhatian mereka.
"berisik tau gak, perasaan lagi ada pertandingan di sana kan.. kenapa kalian di sini sih" tanya Bilqis yang belum menyadari Ari di situ
"noh pak CEO bikin berisik" ketus Agnes
lalu Bilqis mengikuti arah tunjuk Agnes dan sontak dirinya terkejut melihat pemuda itu.
"kamu kenapa di sini, kamu kan lagi di Australia" tanya Bilqis heran
"artinya aku udah pulang Bilqis, ini udah di sini"
"memang kapan pulangnya"
"tadi baru sampe bandara langsung ke sini"
"ogeb.. harusnya istirahat dulu, kenapa malah langsung ke sini sih" omel Bilqis yang membuat Ari tersenyum di ikuti oleh Desi dan Agnes
Bilqis menyadari hal itu. " ngapain senyum senyum kalian" ketusnya
"emang gak boleh kita senyum" tanya Desi
"ya boleh, tapi apa alasannya"
"ya senyum gak perlu alasan kali get"
"tau ah, pusing ngomong sama orang edan kayak kalian" jawabnya lalu berbalik akan masuk ke rumah penginapan lagi tapi di cegah oleh Ari dengan memegang lengan Bilqis
"keadaan kamu gimana" tanya Ari kepada Bilqis tanpa melepaskan tangannya
"memang aku kenapa"
"kata mereka kamu gak enak badan, makanya kamu istirahat gak usah di paksain kalo udah merasa lelah, nanti kamu sakit" ucap Ari yang masih memegang tangan Bilqis
"ehemm itu tangan di lepas kali" ucap Agnes lalu mengalihkan pandangan ke arah lain
"eh, maaf ya" ucap Ari
"iya gak apa apa, aku sehat kok cuma perlu istirahat aja" jawab Bilqis
"besok pulang bareng aku ya" pinta Ari
"enggak, mau pakek bus aja bareng yang lain" tolak Bilqis langsung
"panas Lo qis, pake mobil bareng aku aja"
"gak mau mas, mau pake bus aja titik"
"udah sih Ri, biar aja.. lagian gak panas kok.. bus nya khusus kok jadi aman lah gak panas, malahan lebih seru pake bus rame rame. coba aja" ujar Agnes
"bener nes, setuju aku" sambung Desi
"ya udah deh, aku mau ganti baju dulu. mau ikut game sama anak-anak. ikut yuk" ajak Ari pada Bilqis
"wohoiii kita juga ada di sini bapak Ari Rizki Mahardhika yang terhormat" ketus Agnes
"nes perasaan dari tadi Lo ketus banget sama gue.. gue ada salah ya sama Lo" tanya Ari
"gak ada, emang aku sengaja" jelas Agnes
"udah udah, dari tadi berantem Mulu.. udah gih ganti baju.. kita semua ikut" putus mutlak Desi dan diangguki oleh Bilqis
"mas, kita duluan ke sana" ucap Bilqis sebelum Ari masuk ke dalam penginapan bersama seorang siswa laki-laki yang ikut dalam PMR.
"iya sayang" jawabnya keceplosan
"cih, udah pake sayang sayang aja" ucap Agnes sinis
"eh" Ari langsung menutup mulutnya
"maaf qis, khilaf" jawab nya lagi
"udah udah, sana ganti baju.. kita duluan" ucap Bilqis yang menutupi saltingnya dan wajahnya bersemu merah karena malu.
"itu muka kenapa merah, kamu sakit" goda Desi
"apaan sih, ya udah yuk" jawab Bilqis langsung melangkah lebih dulu ke lapangan
Agnes dan Desi langsung tertawa terbahak-bahak melihat wajah Bilqis
"bisa juga anak itu malu malu" ucap Desi
"iya, biasanya malu maluin haha" ejek Agnes yang masih berdiri di tempat asal bersama Desi
"ayo woii ngapain masih disitu" teriak Bilqis yang membuat duo itu terkejut
"Astaga suaranya" ucap Desi yang menutup telinga nya meski Bilqis sudah cukup jauh tapi teriakannya membuat sakit telinga.
"ya udah yuk, nanti ibu negara kebangsaan tarzan mengamuk dan teriak lagi" ucap Agnes lalu mendapat cubitan kecil di lengannya oleh Ari yang sudah siap dibelakang mereka.
"aduh, sakit ogeb" ketusnya seraya mengelus lengannya
"lagian, cantik gitu dibilang kebangsaan tarzan." bela Ari
"ayooooo" teriak Bilqis lagi
"noh denger sendiri kan" jawab Agnes yang menutup telinga nya lagi di ikuti oleh Desi dan Ari
Ari hanya mengangguk pelan lalu melangkah mendekati Bilqis diikuti oleh Desi dan Agnes.