bella di paksa ibu tirinya menikahi paktua kaya demi uang yang di janjikan pak tua itu. namun siapa sangka, saat di sebuah hotel, dia memberontak berusaha kabur dari paktua itu hingga bella bersembunyi di sebuah ruangan yang sedikit gelap bella kira di dalam ruangan itu tidak ada siapa siapa. ternyata seorang lelaki sedang sempoyongan karena pengaruh obat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasbyhasbi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesepakatan pranikah
"Saya mau mencoba gaun yang ini." Bella menunjuk pada salah satu gaun putih yang terpampang pada boneka manekin.
”Baik nona, mari anda ikut saya ke ruang ang ganti..." ucap seorang pelayan butik itu, ia membawa Bella untuk mencoba gaun pengantin yang ia pilih.
Tak butuh waktu lama, kini Bella mengenakan gaun pengantin yang indah dan pas di tubuh rampingnya.
"Bagaimana. " ucap Bella yang kini berada di hadapan Richard yang sedang sibuk dengan ponselnya.
Richard melirik Bella dan seketika dirinya terpana dengan kecantikan perempuan yang kini akan menjadi istrinya itu. Di lihatnya perempuan itu dari Unjung kaki hingga ujung rambut, matanya sama sekali tak berkedip memandangi indahnya bidadari yang berada di hadapannya.
"Pak...." panggil Bella yang melihat lelaki di hadapannya itu bengong memandangi dirinya tanpa berkedip.
"Eh iya.." Sahut Richard seketika mengalihkan pandangannya lagi pada layar ponsel.
"Bagaimana, cocok tidak gaun ini dengan saya?"
"Lumayan..."
"Kalo begitu saya pilih yang ini saja ya."
"Terserah...."
ucap lelaki itu pura pura tak peduli, padahal dalam hatinya ia begitu terpesona dengan kecantikan Bella saat mengenakan gaun pengantin itu 'Untung aja si Ray, gue suruh minggat' batinnya. Ia tahu betul gelagat buaya sahabatnya itu, sahabatnya itu pasti akan terus menggoda Bella calon istrinya tanpa berfikir siapa lelaki yang berhadapan dengannya.
Richard memerintahkan Ray untuk menunggu saja di cafe yang tak jauh dari butik itu. Ia masih kesal dengan kelakuan sahabatnya itu saat di perjalanan, membuat dirinya menjadi semakin canggung dengan Bella. Karena Bella menjadi sedikit takut dengan dirinya.
"Kau sudah mencoba tuxedo nya.." ucap Bella yang kini mengenakan pakaian semula.
"Sudah...." Singkat pria itu.
Mereka lalu meninggalkan butik itu karena pemilihan gaunnya sudah selesai.
"Duduk di depan." perintah Richard yang melihat Bella duduk di kursi mobil barisan belakang.
"Tidak usah pak, saya disini saja." tolak Bella lembut.
"Kau fikir saya ini sopir mu?"
"Bukan begitu maksud saya pak...."
"LANTAS....." pria itu membalikkan tubuhnya ke arah Bella, dengan susah ia mendekatkan wajahnya pada wajah manis perempuan itu. Sorot matanya tajam terhadap Bella, mengisyaratkan bahwa perempuan itu tidak boleh menolak.
"S-saya akan pindah sekarang.." segera Bella keluar dan berpindah ke kursi bagian depan.
Hingga kecanggungan itu semakin terasa antara mereka, hening yang mereka rasakan selain suara kendaraan yang berpapasan dengan mobil yang di naikinya. Hingga akhirnya ia mengingat sesuatu.
"PAK RAY!" Sontak dirinya mengingat jika ada seseorang yang tertinggal saat di butik.
"Ray masih di cafe ...." ucap santai Richard menyahuti.
"Terus, kita ninggalin dia?"
"Kau tak perlu seperti itu, dia itu orang dewasa bukan anak kecil..." Kesal Richard, perempuan yang berada di sampingnya malah menghawatirkan pria lain.
"Tapi pak...." Terlebihnya Bella tidak enak dengan Ray karena sudah meninggalkannya.
"sekali lagi saya tegaskan, dia itu pria dewasa. Dian bisa pulang sendiri tanpa harus bersama kita." ucap Richard menegaskan lagi. "Oh iya, bagaimana kedepannya jika kita sudah menikah." Tambahnya serius.
"Kalau menurut saya, jika sudah menikah lebih baik kita menyepakati perjanjian saja."
"Maksud anda seperti nikah kontrak? Begitu?" Richard kurang mengerti dengan kesepakatan para nikah yang di maksud Bella.
"Ya hampir seperti itu, bedanya disini saya sama sekali tidak ingin meminta imbalan dari bapak." Jelas perempuan itu. "Kita menikah selama empat bulan saja sudah cukup, cukup untuk saya mengabulkan keinginan nyonya Kayle. Dan selama pernikahan, kita boleh satu kamar tapi tidak untuk satu ranjang, Kita tidak saling suka. Jadi jangan sampai berhubungan int....."
Ckiiit..... Richard menginjak rem tiba tiba, membuat Bella kaget.
"Ada apa pak?"
"Tidak, lanjutkan..." ucapnya datar, dalam hatinya mana ia bisa berada satu kamar bersama wanita cantik tanpa melakukan sesuatu. Apalagi wanita itu yang mampu membangkitkan gairah kepriaannya.
"Dan jangan melarang saya apapun yang saya lakukan." Bella ingat bahwa dirinya harus mencari gigolo yang merenggut kesuciannya dahulu. Karena bagaimana pun dia adalah ayah dari anaknya.
"Hanya itu..."
"Iya..."