Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatah Sebulan
"mulai besok kita pindah kerumah bapak ku,". Ujar Johan.
"Aku mau di sini,mas. Aku gak bisa jauh dari ibu,". Rengeknya.
"Kalau di tempat bapak enak,makan gratis di sana ada pembantu. kamu tidak capek buat masak dan nyuci juga. Aku bisa kasih uang sejuta satu bulan cukup buat keperluan pribadi mu,". Jelas sang suami.
"Sa-satu juta sebulan,mas! Mana cukup,". Bentak Ambar.
"Cukup buat kamu shoping dan beli skincare,soal makanan kita bapak yang nanggung. Di sana enak ada pelayan juga dan kamu gak repot masak segala, kerjaan kamu tinggal melayani kebutuhan aku,". Ocehnya lagi.
"Aku mau tiga juta mas,satu bulan,". Pinta Ambar. Mata Johan,membelalak mendengar permintaan sang istri.
"Untuk apa sebanyak itu ha,atau untuk kamu dan ibumu serta adikmu yang menikmati ha! Oh apa kata semua orang itu benar,". Mata elang Johan, menatap tajam ke arah Ambar.
Membuat Ambar,mati kutu. Gawat kalau mas Johan,tidak memberikan uang banyak. Bagaimana aku memberi ibu,batin Ambar.
"Jawab!,". Bentak Johan lagi."Ck,ingat Ambar, sampai kapan pun aku akan mengawasi kalau sampai berani ibumu memaksa mu meminta uang kepadaku, kamu tanggung akibatnya,". Decak Johan.
"Tapi mas,ibuku sudah melahirkan aku!menjaga aku Sampai sekarang. Mana tega aku tak memberikan nya uang,". Isak tangis Ambar, terdengar di telinga sang suami.
"Baik,aku akan memberikan ibumu setengah juta satu bulan, sisanya biarkan Neli,dan Hendri. Jangan mau kamu di manfaatkan mereka,asalkan kita tinggal di rumah bapak,".
"Makasih mas,aku mau tinggal di rumah bapak mu,". Yang jelas aku mau soal nya tidak repot masak-masak,nyuci serta beres-beres. pasti makanan di sana semua enak, batin Ambar.
"aku pergi dulu,ada yang aku cari sama bapak dan kamu siapkan semua apa saja untuk di bawa kesana,". Suruh sang suami.
Ambar, mengangguk pelan. Ia langsung mengambil koper untuk membuat semua baju-bajunya.
"Mau kemana kamu, sampai-sampai baju kamu buat semua ke koper,". Tegur sang ibu. ia baru saja datang.
"Aku dan mas Johan,akan tinggal di rumah bapaknya,". Jawab Ambar.
"Wehh,enak tinggal di rumah besar,". Sahut Neli dan di susuli Hendri,juga.
"Iyalah! Dia sana aku gak capek-capek masak dan nyuci bahkan persediaan ekonomi di tanggung sana mertua. Soalnya ada pembantu jadi kerjaan aku santai-santai saja,". Ejek Ambar. Ia sengaja memanasi adik-adiknya.
"Enak banget kamu kak,pasti uang bulanan buat kakak shopping sama beli skincare doang, soalnya enak gak mikirin kebutuhan bahan makanan dan lainnya,". Sahut Hendri.
"Enak banget yah bu,hidup Ambar,". Ujar Neli. Kenapa kak Ambar, selalu beruntung,batin Neli. Ia nampak tak suka.
"iya! Liat kakak kalian sekarang hidupnya enak cuman diam tanpa bekerja uang tetap ngalir,". Puji sang ibu.
"Ini uang untuk ibu, kalau kurang minta sama Neli dan Hendri,". Ambar, memberikan uang lima ratus ribu kepada sang ibu.
"Cukup kok nak,kalau tiap hari kamu berikan ibu uang sebanyak ini,". Sang ibu langsung menyambar uang itu.
"Maaf bu. Bukan tiap hari tapi satu bulan,". Ucap Ambar.
"Apa! Satu bulan, segini! Mana cukup Mbar,". Bentak sang ibu. apa Johan,termakan omongan orang-orang, batin bu Sari.
"Kalau gak cukup minta sama anak ibu kan ada Neli sama Hendri. Buat apa mereka ada bu,kalau semuanya hanya aku menafkahi kalian. Aku juga punya kepentingan lain,". Sengit Ambar.
"Kok kami sih kak.kan kakak anak pertama mana punya suami orang kaya,". Elak Neli. Dari pada buat ibu mendirikan buat aku sendiri uang yang di kasih sama kekasihku,batin Neli
"Aku juga bekerja di bengkel,mana bisa memberikan ibu uang,". Alasan Hendri.
Kenapa harus aku juga,kan yang kakak siapa,mana punya suami kaya anak juragan sapi, batin Hendri.
"Ck,aku bukan Ayunda,yang bisa di bodohi. Ingat yah bu mas Johan, sangat marah kalau aku kasih uang ke ibu banyak-banyak,aku gak mau kehilangan suamiku dan aku juga tidak mau seperti Hendri, rumah tangga nya hancur,". Jelas Ambar.
"Kamu sudah berani sama ibu Mbar! Aku ini ibumu yang sudah melahirkan kamu dan merawat dirimu sampai sekarang,". Bentak sang ibu.
"Bu,aku sudah berbakti sama ibu. Kalau gak cukup minta sama mereka,buat apa ada mereka,". Bentak Ambar juga. "Kalau tidak mau sini uangnya,lebih baik aku tidak memberikan ibu uang sama sekali, bukannya selama ini aku sudah banyak menafkahi kalian,jangan lupa dengan jasaku,".
"Iya! Kalau gak cukup ibu bakalan minta sama Neli,dan Hendri,". Bu Sari,lebih baik dia mengalah dari pada Ambar,tak memberikan uang sama sekali.
Neli dan Hendri, mereka saling pandang.
ia nampak tak suka dengan ide sang kakak,namun apa jadinya jika sang ibu malah membela anak pertamanya itu.
"Kamu kira aku tidak tau Neli, Hendri! Kalian juga banyak uang bukan,aku tau kalau kekasih kalian sering memberikan uang banyak terutama kamu Neli. Jangan main-main kamu sama aku,". Ancam Ambar.
"Oh, apa kalian sudah berani sama ibu ha,atau kalian mau aku usir dari rumah ini,". Teriak sang ibu.
"Gak bu, kalau uangnya habis tinggal minta sama kami. Iyakan kak Neli,". Ucap Hendri.
"Iya bu,tenang saja. Jangan dengarkan omongan kak Ambar,". Neli,tampak tak suka dengan kakaknya.
Baguslah,jangan harap aku bisa di bodohi kalian,batin Ambar.
Tak lama Johan,telah datang untuk menjemput sang istri.
"Nak Johan! bisa tidak uang bulanan nya di tambahin,". ujar bu Sari. Johan, langsung menatap sang istri.
"ibu, apa-apaan sih. bukannya aku sudah menjelaskan semuanya,". kata Ambar. ua sangat takut dengan tatapan tajam sang suami.
"kalau tidak cukup,ibu masih punya anakkan. jangan harap kalian bisa membodohiku,". kata Johan, penuh tekanan.
"udahlah mas,jangan di bahas lagi. aku sudah menjelaskan semuanya tadi,". sahut Ambar.
ia tidak ingin ada keributan di antara ibu dan Suaminya.
"baru jadi menantu sudah berani membentak mertuamu Jon, bagaimana nanti kalau sudah lama,". sindir bu Sari.
"wajarlah aku membentak mertua, sedangkan punya mertua tak tau di untung sudah di kasih hati mau jantung,". decak Johan.
"mas,udah. yuk kita berangkat,". kata Ambar.
"Bawa sana suami kamu kak,baru berapa hari jadi kakak ipar. sudah berani macam-macam. jangan-jangan kalau sudah lama bisa kita ini di lupakan,". sindir Hendri.
Ambar, langsung mengajak Johan, untuk segera pergi. takutnya mereka malah bertengkar.
Neli, sesekali mengedipkan mata nakalnya ke arah kakak iparnya.
Johan, cukup terkenal playboy nya. Entah mengapa ia juga membalas senyuman kecil saat Neli, menggodanya.
Johan dan Ambar, mereka pamit kepada bu sari, beserta Neli dan Hendri.
walaupun tatapan mereka terlihat saling tak suka.
menurut harus yang betul.