Riana terpaksa menerima lamaran keluarga seorang pria beristri karena keadaan yang menghimpitnya. Sayangnya, pria yang menikahinya pun tidak menghendaki pernikahan ini. Sehingga menjadikan pria tersebut dingin nan angkuh terhadap dirinya.
Mampukah Riana tetap mencintai dan menghormati imamnya? Sedangkan sikap labil sering sama-sama mereka tunjukkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memastikan
Yuta mungkin tidak menyadari, bahwa apa yang ia lakukan telah tercium oleh asisten yang bekerja di rumah ini. Ia begitu asik memadu kasih dengan pria yang selama ini ia cintai. Yuta yakin, Langit tak akan memergokinya. Karena sebelum Langit berpamitan tidur, terlebih dahulu Yuta telah memberinya minuman yang telah ia bubuhi obat tidur.
Yuta tersenyum bahagia, sebab pria yang selama ini adi di hatinya kini datang membawakan makanan kesukaannya.
"Makasih, Sayang. Kamu memang terbaik!" ucap Yuta sembari memberikan kecupan pada bibir pria itu.
"Sama-sama, Sayang. Gimana keadaanmu?" tanya Vicky, yang tak lain adalah kekasih Yuta.
"Aku baik, Honey. Terima kasih kamu udah bantu aku buat memfitnah wanita yang mau merebut mesin penghasil duit kita. Emmmm, kamu memang terbaik, Honey!" jawab Yuta. Kembali mereka berciuman mesra.
"Apapun akan aku lakukan demi cinta kita, Sayang!" jawab Vicky.
Yuta tersenyum, lalu ia pun mengajak Vicky naik ke atas ranjangnya.
"Gimana suamimu, aman?" tanya Vicky mesra.
"Aman, Sayang. Kamu tenang aja. Oiya, kalo ke sini lagi bawain aku sate Padang ya. Aku pengen banget. Bosen aku makan bubur terus," ucap Yuta manja.
"Tenang saja, Sayang. Tapi aku mesti ke Surabaya besok. Mau ketemu model untuk acara di Paris. Belum nemu ni, Yang. Kamu ada rekomendasi nggak?" tanya Vicky sembari menciumi pipi Yuta.
"Aku nggak punya teman lagi, Honey. Sejak sakit ini, suami dan mertuaku nggak pernah ngizinin aku buat keluar rumah. Aku malas banget sebenarnya. Udah pengen hangout bareng kalian lagi. Emang sialan betul tu mertua, nggak kasih-kasih warisan. Coba di kasih, udah ku tendang itu pria nggak berguna itu," jawab Yuta kesal.
"Sabar, Sayang. Jangan begitu. Gitu-gitu dia kan udah bantu modalin kita!" jawab Vicky sembari terkekeh.
"Ternyata penyakit sialan ini juga bantu kita ya. Ya udah lah, setelah usahamu sukses jangan lupa bawa aku ke Jerman ya. Aku udah pengen buang dia dari kepalaku!" ucap Yuta manja.
"Tentu saja, kenapa tidak? Oiya, jangan terlalu khawatir, penyakitmu itu nggak terlalu bahaya kok. Lagian kemarin pas periksa kan udah mengecil," ucap Vicky, berusaha membuat tenang Yuta.
"Iya, aku sudah tahu itu. Ngomong-ngomong makasih ya rekom dokternya. Dia keren juga lo, lihat aku udah tahu kalo aku cuma.... hahahhah!" Yuta tertawa terbahak-bahak, namun tetap pelan. Sebab ia tak mau ada yang mendengar perbincangan mereka.
"Siapa dulu dong yang nyari! Udah ah, aku nggak bisa lama-lama, Sayang. Aku harus siap-siap. Ingat jangan nakal," ucap Vicky memberi pesan. Kemudian pria itu pun kembali mendaratkan bibirnya pada bibir wanita yang selama ini selalu membantunya memuluskan tujuannya.
"Aku jadi ingin, Honey. Maukah kamu memberiku malam ini?" tanya Yuta sembari menjelajah tubuh gagah Vicky.
Vicky yang terangsang, tentu saja tak mau menyia-nyiakan moment berharga ini. Kapan lagi dapat makanan gratis. Ya kan?
Demi mempersingkat waktu, Vicky pun segera memberi apa yang wanita itu inginkan.
***
Wanita tua itu hanya bisa diam menahan tangis saat ia melihat bayangan seseorang sedang berciuman mesra. Minah tak sanggup berkata-kata. Jiwanya terguncang. Hatinya hancur sehancur-hancurnya.
Bagaimana tidak? Minah sangat tahu bagaiamana dulu, pertama kali Langit berjuang mendapatkan restu dari kedua orang tuanya untuk menikahi Yuta. Lalu, sekarang, setelah mereka direstui, ini balasan Yuta kepada pria baik hati itu. Inikah balasan Cinta yang Diperjuangkan oleh pria itu.
Seharusnya bukan Riana yang diceraikan tetapi Yuta. Yuta... wanita tak tahu malu itu.
Minah masih bersembunyi di tempatnya semula. Menunggu dua anak manusia itu menuntaskan hasratnya. Dan si pria kurang ajar itu kembali. Karena jika dia yang ketahuan, maka tamatlah riwayatnya.
Minah sangat tahu bagaimana pandainya Yuta bersilat lidah. Wanita itu begitu pandai meruntuhkan lawan-lawannya termasuk Riana. Memahami perihal ini, mendorong Minah untuk lebih berhati-hati.
***
Di sisi lain, Lando merasa senang. Karena bisa bertemu dengan saudari kesayangannya. Riana mengunjungi di kos-kosan. Membuat pria yang belum lama kuliah ini pun merasa sangat eksaited.
"Kakak kok nggak bilang-bilang mau datang? Emang suami Kakak nggak marah Kakak bepergian sendirian?" tanya Lando sembari membukakan sebotol air mineral untuk Riana.
"Maaf, Lando. Kakak gagal!" jawab Riana sembari tersenyum.
"Gagal? Maksudnya?" tanya Lando penasaran.
"Kakak dan masmu, kami pisahan. Kami udah nggak bareng lagi," jawab Riana singkat.
Sebenarnya Lando sudah menduga ini. Perpisahan antara sang kakak dengan abang iparnya itu pasti terjadi. Namun, Lando tak mungkin menyampaikan presiksinya.
"Lando nggak akan tanya apa masalah Kakak dengan mas. Tapi apapun masalah kalian, Lando tetap menghormati kalian sebagai kakak, sebagai keluarga Lando. Oiya, kok Lando telpon ayah nggak bisa-bisa kenapa ya, Kak?" tanya Lando.
"Ayah hapenya rusak. Kakak belum bisa beliin. Oiya, Kakak ke sini mau ngomongin sesuatu ke kamu. Sesuatu yang mungkin kamu sendiri juga sudah bisa menebaknya. Mulai sekarang, kita nggak boleh terima lagi bantuan dari keluarga mas Langit. Karena Kakak kan bukan lagi keluarga mereka. Tapi, kamu jangan khawatir, Kakak akan bekerja sekuat tenaga untuk biaya kuliah dan untuk beli obat kamu. Kamu juga jangan ngrepotin ayah lagi. Kasiahan, dia udah tua," ucap Riana menjabarkan maksud dan tujuannya datang menemui sang adik.
Lando diam sejenak. Lalu, ia teringat tawaran salah satu sahabatnya. Lando pun mengutarakan itu kepada sang kakak. Mumpung mereka bertemu.
"Iya, Kak. Lando paham. Kemarin Lando ada tawaran buat jadi model. Kakak mau nggak besok nemenin Lando ketemu bosnya?" tanya Lando
"Boleh lah, tapi kira-kira ganggu jadwal kuliah kamu nggak?" tanya Riana.
"Nggaklah, Kak. Kalo nggak, setahun ini Lando izin cuti kuliah aja. Kerja dulu baru nanti lanjut lagi. Gimana Kak?" tanya Lando meminta pertimbangan.
"Begitu juga boleh. Tapi janji ya, lanjut lagi. Kakak nggak mau kuliahmu terbengkelai," jawab Riana.
"Siap bosku, Lando akan berusaha menjadi yang terbaik. Untuk Kakak, untuk ayah, untuk kalian berdua," ucap Lando sembari memeluk saudarinya.
"Itu pasti, Sayang. Kakak akan mendukung apapun yang kamu inginkan. Asalkan ini untuk kebahagiaanmu!" jawab Riana.
"Do'ain Lando ya kak!" ucap pemuda tampan ini.
"Pasti, doa kakak selalu mengalir untukmu!" jawab Riana dengan senyum manisnya.
Pertemuan antara adik dan kakak itu terlihat sangat seru. Mereka mengobr ke sama ke mari. Hingga tak terasa mala. pun tiba. Namun, Lando sedikit merasakan kejanggalan dalam obrolan mereka. Sebab Riana sama sekali tak mau menyentuh cemilan sekaligus minuman yang Lando hidangkan.
Riana tak mau melepaskan masker yang ia pakai. Tetapi Lando tak berani bertanya. Karena mungkin, masker itu memang untuk melindungi sang kakak dari debu.
Bukan hanya perihal masker. Lando juga curiga dengan penampilan Riana yang dinilainya tidak biasa itu. Namun, sekali lagi, Lando tetap berusaha menancapkan prasangka baik di dalam pikirannya. Mungkin alasan sang kakak berhijab karena ingin sang kakak berhijrah dan menjadi baik.
Beberapa jam berlalu, malam pun tiba. Mereka masih saja bercengkrama seru. Sayangnya keseruan mereka terganggu karena pesan dari seseorang. Yang mengatakan bahwa sang ayah dilarikan ke rumah sakit karena mengalami serangan jantung.
Bersambung...
like like like n komen yes.. jangan lupa😍😍😍
msh merasa paling tersakiti