NovelToon NovelToon
Ku Buat Kau Menyesal, Mas!

Ku Buat Kau Menyesal, Mas!

Status: tamat
Genre:Penyesalan Suami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:578.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Aluna Haryanti Wijaya, gadis lembut yang menikah demi menjaga kehormatan keluarga. Pernikahannya dengan Barra Pramudya, CEO muda pewaris keluarga besar, tampak sempurna di mata semua orang. Namun di balik janji suci itu, Aluna hanya merasakan dingin, sepi, dan luka. Sejak awal, hati Barra bukan miliknya. Cinta pria itu telah lebih dulu tertambat pada Miska adik tirinya sendiri. Gadis berwajah polos namun berhati licik, yang sejak kecil selalu ingin merebut apa pun yang dimiliki Aluna.

Setahun pernikahan, Aluna hanya menerima tatapan kosong dari suaminya. Hingga saat Miska kembali dari luar negeri, segalanya runtuh. Aluna akhirnya tahu kebenaran yang menghancurkan, cintanya hanyalah bayangan dari cinta Barra kepada Miska.

Akankah, Aluna bertahan demi cintanya. Atau pergi meninggalkan Barra demi melanjutkan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Perusahan Pramudya

Barra berdiri kaku di depan Aluna, kedua matanya merah menyala menahan amarah bercampur luka yang tak pernah sembuh. “Kamu masih belum bisa menerima aku, Lun? Padahal aku berusaha keras untuk memperbaiki semuanya. Aku datang ke sini bukan untuk dihin...”

Belum sempat kalimatnya tuntas, Aluna mengangkat dagunya, tatapannya menusuk seperti belati. “Dibandingkan dengan Taka, kamu bukan siapa-siapa, Barra. Kamu hanya bayangan masa lalu yang penuh kebusukan. Suamiku adalah segalanya bagiku, jadi berhenti mengganggu hidupku.”

Kata suamiku itu seperti pisau yang ditusukkan ke dalam dada Barra. Nafasnya tercekat, darahnya mendidih. Kata itu tak hanya menyakitkan, tapi juga menghancurkan ego pria yang dulu merasa paling berkuasa di hadapan Aluna. Dengan langkah kasar, Barra mendekat, wajahnya dipenuhi obsesi.

“Aku tidak terima, Luna! Kamu milikku dulu, dan aku akan pastikan kamu tetap milikku!”

Dalam sekejap, Barra menarik paksa pergelangan tangan Aluna, tubuhnya ia dobrakkan ke dinding. Bibirnya nyaris menempel ke wajah Aluna, mencoba merebut sesuatu yang seharusnya tak lagi pantas baginya.

“Lepas, Barra! Jangan sentuh aku!” teriak Aluna sambil meronta. Namun Barra semakin keras menahan, seolah obsesi sudah menutupi akal sehatnya. Namun tepat saat itu, langkah kaki terdengar di lorong. Miska, yang sejak tadi mencari Aluna, mendapati pemandangan itu. Matanya membelalak, tak percaya.

“Astaga … Barra!” bisiknya terkejut namun menyeringai. Tangan Miska dengan cepat meraih ponselnya. Tanpa pikir panjang, ia mengabadikan momen itu. Suara kamera terdengar jelas, mengunci bukti. Di layar ponselnya, tertangkap Barra yang menekan Aluna ke dinding, wajah penuh nafsu dan amarah, sementara Aluna jelas-jelas menolak.

“Aku akan kirim foto ini pada Tuan Taka … Biar dia tahu siapa kamu sebenarnya, Aluna!” desis Miska dengan dingin, meski hatinya bergetar. Aluna yang masih ditahan tiba-tiba menemukan celah. Dengan seluruh tenaga, ia menendang keras tepat ke bagian paling vital Barra.

“Aaarghh!!” Barra langsung terhuyung ke belakang, tubuhnya terlipat menahan sakit. Nafas Aluna memburu, tubuhnya bergetar karena marah bercampur jijik. Ia menampar Barra sekuat tenaga, suara tamparan itu menggema di ruangan sempit itu.

Plak!

Air matanya jatuh, tapi bukan karena lemah, melainkan karena harga dirinya diinjak.

“Dulu, jangankan menyentuhku, mendekatiku saja kamu jijik! Kamu yang selalu membuat aku merasa tak berharga. Dan sekarang, dengan wajah tebalmu, kamu berani mendekatiku? Jangan pernah lagi! Aku jijik, Barra. Jijik pada sampah sepertimu!”

Barra terdiam, wajahnya menegang menahan sakit fisik dan batin. Kata-kata itu menghantam lebih keras daripada tendangan Aluna. Di balik semua itu, hatinya merintih. Ia tahu Aluna benar, semua ini adalah buah dari kesalahannya sendiri di masa lalu. Namun obsesi dan penyesalan bercampur, membuat luka itu semakin dalam, semakin perih.

Beberapa jam berlalu.

Pertemuan besar perusahaan keluarga Pramudya digelar di ruang rapat lantai tertinggi. Ruangan berpanel kayu mewah itu dipenuhi direksi dan jajaran penting. Barra duduk di kursi utama dengan wajah dingin, berusaha menutupi rasa sakit yang masih membekas di tubuh dan egonya. Namun, tatapannya sesekali melirik ke arah Aluna yang hadir mendampingi posisi Taka, meski Taka sendiri masih berada di Jepang.

Aluna tampak anggun dengan setelan formalnya. Ia duduk tegak, berwibawa, seolah tidak terpengaruh sedikit pun oleh insiden sebelumnya. Senyumnya tipis, namun di balik itu ada bara yang ia simpan rapat. Tak lama kemudian, pintu ruang rapat terbuka. Ratih, ibu Barra, masuk dengan elegan bersama Kakek Bram. Kehadiran keduanya langsung membuat suasana semakin berat. Semua berdiri memberi hormat.

“Silakan duduk,” suara Kakek Bram terdengar tegas.

Barra sempat ingin membuka rapat dengan agendanya sendiri, tapi Ratih mendahului. “Sebelum kita mulai membicarakan proyek besar ini, saya ingin mengingatkan satu hal,” ujarnya sambil menyapu ruangan dengan pandangan tajam. “Nama baik keluarga Pramudya jauh lebih penting daripada ambisi pribadi siapa pun di ruangan ini.”

Aluna merasakan tatapan Ratih sesaat jatuh padanya. Sekilas ia membaca pesan samar di balik mata itu, seolah Ratih ingin menyampaikan sesuatu lebih dari sekadar peringatan bisnis.

Namun suasana benar-benar berubah ketika Miska, yang juga hadir sebagai salah satu bagian tim kreatif, dengan wajah tenang membuka laptopnya. Di layar proyektor tiba-tiba muncul preview foto yang tadi ia ambil, Barra mendorong Aluna ke dinding, dengan ekspresi penuh obsesi.

Ruangan sontak riuh. Beberapa orang terperangah, sebagian menutup mulut, sementara Barra langsung berdiri, wajahnya memucat. “Matikan itu! Sekarang juga!” teriaknya dengan panik.

Miska tetap tenang. “Saya rasa semua harus tahu kebenaran. Ini bukan hanya urusan pribadi, tapi sudah menyangkut etika seorang pemimpin perusahaan.”

Ratih menoleh ke arah Barra, ekspresinya hancur sekaligus marah. “Barra … apa yang kau lakukan?” suaranya bergetar, bukan hanya karena malu, tapi juga kecewa sebagai seorang ibu.

Barra mencoba membela diri, “Itu tidak seperti yang kalian lihat! Aluna yang...”

Namun Aluna memotong dingin. “Cukup, Barra. Jangan mencoba memutarbalikkan kenyataan. Semua orang di sini bisa lihat siapa dirimu sebenarnya.”

Suasana semakin panas, beberapa jajaran direksi mulai berbisik, menimbang apakah Barra masih pantas memimpin. Kakek Bram menghela nafas berat, lalu berkata dengan nada penuh wibawa, “Barra … kau mungkin cucuku. Tapi jangan lupa, kursi ini bukan warisan mutlak. Ini tentang kepercayaan. Dan hari ini, kau baru saja menghancurkan itu.”

'Barra, setelah ini mau akan hancur bersama dengan wanita sialan ini,' bisik Miska dalam hatinya.

1
ngatun Lestari
maaf saking asyiknya baca baru aku kasih rating..aku suka wanita tangguh dngn pendirian kuat..
Nilovar Beik
semoga Aluna hamil biar gak pisah sm Taka
arniya
luar biasa kak
𝐏𝐞𝐧𝐚𝐩𝐢𝐚𝐧𝐨𝐡📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya, trmksh🙏
total 1 replies
Rina Arie
good
Heriyani Lawi
sdh tau dijahati terus kok mau2nya sih tinggal disitu kaya ga punya rmh aja. katanya org kaya
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya, siapa tau Kaka suka.

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

Insyaallah seru ka... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
ken darsihk
Aq blm mampirrr
Siti Maulidah
ceritanya menarik
Ellya Muchdiana
dulu Aluna disuruh minum pil pencegah kehamilan, sekarang anaknya sudah besar Barra ingin mengakui Raka sebagai putranya
Jumiah
turuti ap yg ayah mu ingin kan
demi anak mu biar kan ,ayah mu menyesalinya nttx yg gk berujung .
karna sdh membela yg slh..
Nurika Hikmawati: Halo sahabat pembaca,

Aku baru saja menulis novel terbaru. SIAPA AKU DI SISIMU

Bercerita tentang seorang wanita yang baru terbangun dari koma, dan tiba-tiba sudah memiliki suami.

Mampir yuk, semoga sesuai dengan genre kamu.

Terima kasih 🙏🏻
total 1 replies
Nadira ST
bara calon penghuni RSJ,udah mulai oleng
A.M.G
💜💜💜💜💜
sam sung
mksh cerita bagus meski disini kesan nya terlalu keras karma nya...juga happy ending meski kurang gantung kisah nya tapi seru ..smgt smoga sukses thor👍👍👍
Aisyah Alfatih: makasih kakak 💕
total 1 replies
Ida Susmi Rahayu Bilaadi
baguslah karma sesuai, drpd yg lg viral skr. org2 baik yg jd korban di luar negri. niatnya kerja di LN dpt gaji gede tak taunya malah ginjalnya ilang 😢
Ucio
Mantap AlunA lanjut kan
Ucio
Masih gk kapok juga mreka,,, Selamat menikmati
Ucio
Kubur mreka bertiga hidup² boleh juga Om Taka
Ucio
Sekumpulan Najis gk kapok² buat rencana jahat
Ucio
Selamat menikmati Bara
Ucio
sukurin Miska,mau d tambahin
Ucio
semangat AlunA
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!