"Berbagi Cinta" 1 Hati 2 Aisyah

"Mas Alif," bentak Humairah lagi saat suaminya masih saja menempel sibuk menciumi wajahnya.

"Sayang, live nya?" tegur Alif seraya melambai tangan pada kamera yang masih menangkap gerakan mereka.

Mendengar itu, Humairah ternganga lagi. Segera ia ingin meraih berniat menghentikan live konyolnya pagi ini, namun Alif lebih dulu mencegahnya.

"Aku suaminya Humairah, salam kenal."

Ucapan Alif membuat Humairah menutup wajahnya, Alif mengakui hubungan mereka dalam live yang bahkan penontonnya yang kian melambung, pun komentar yang terus mengalir.

Perempuan itu mengembunyikan wajahnya di dada telanjang suaminya, hal itu terlihat jelas saat Alif memegangi ponsel itu bahkan Alif tidak segan pula melihat dan membaca beberapa komentar yang membuat cukup heboh.

"Sayang, ayolah hentikan," rengek Humairah pelan seraya berbisik.

"Biar semua penggemar mu tahu kau sudah ada yang memiliki," jawab Alif enteng.

"Penggemar apa, aku bukan artis."

"Iya, kau artis Instagram jangan kira aku tidak tahu."

"Apa kau mengikuti sosial mediaku?"

"Iya, dan kau tidak mengikuti ku balik," jawab Alif kesal.

Lagi-lagi mereka larut dalam obrolan yang mana live masih saja tidak berhenti. Membuat semua penonton heboh, terlebih orang-orang yang bekerja di kantor Alif sendiri. Bukankah mereka semua tahu bahwa Alif adalah suami dari seorang dokter cantik bernama Aisyah, lalu Humairah?

Meski para karyawan kantor itu tidak langsung memberi komentar di live itu namun mereka semua menebak bahwa Humairah adalah seorang yang rendah telah berani merebut suami orang, sedang di hotel dan berani pula tampil di sosial medianya tanpa rasa malu.

Berbeda dengan teman-teman kampusnya, semua terkejut mendengar pengakuan Alif sebagai suami Humairah, mereka tahu selama ini perempuan cantik itu adalah kekasih dari presiden BEM kampus mereka Rasya, lalu lelaki itu mengaku suami, berarti Humairah telah menikah diam-diam karena teman kampus terlebih teman sekelasnya merasa kecewa karena tidak diundang dalam pernikahan itu.

Ada yang merasa senang Humairah menikah, mereka jadi punya kesempatan untuk mencuri pandang Rasya yang menjadi idola di kampus ungu ada yang tidak suka karena mereka mengidolakan Humairah dan Rasya yang menjadi pasangan hits di kampus selama ini.

Berbeda pula dengan para karyawan kantor Alif yang mulai menyebut Humairah sebagai seorang pelakor, mereka mulai bergosip tentang adegan bos mereka yang bermesraan dengan mantan mahasiswa yang pernah magang di kantor mereka.

Ada pula yang mengambil gambar Alif sedang mencium pipi Humairah saat live, mereka sebarkan ke grup WA sesama teman kantor untuk bahan ghibah. Hari minggu ini menjadi hari yang heboh bagi para karyawan yang seharusnya melepas lelah dan penat bekerja di kantor sepanjang hari malah menjadi hari yang penuh dengan gosip yang mencegangkan.

"Sayang ayolah, matikan live nya," mohon Humairah yang bersembunyi dalam pelukan suaminya.

Alif terkekeh, ia sengaja memamerkan kemesraan itu tepat di hadapan kamera, ia hanya tersenyum sungging saat tahu salah satu komentar muncul dari akun istri keduanya.

Aisyah tidak memberi komentar dalam bentuk kata-kata melainkan emoticon hati yang terbelah dua, dan itu berhasil memancing perhatian para karyawan kantornya yang tahu itu adalah istri sah Alif.

Melihat itu bertambah mesra pula lah Alif memeluk Humairah yang enggan memperlihatkan wajahnya, lelaki itu tersenyum ke arah kamera dengan satu tangan mengusap punggung istrinya.

"Selamat berakhir pekan semuanya," kata penutup sebelum Alif mengakhiri drama live pagi ini.

Humairah hanya diam saja, ia malu dan malas bicara dengan kekonyolan yang Alif buat sepagi ini.

"Kenapa? Kau tidak suka mereka tahu kau sudah bersuami?"

"Bukan itu, mas Alif tahu pengikut ku juga ada beberapa senior yang bekerja di kantormu, mereka tahu kau suaminya kak Aisyah, pasti mereka berpikir yang tidak-tidak tentangku."

"Aku akan pecat mereka jika berani bicara seperti itu."

"Mas Alif kekanakkan," kesal Humairah yang berlalu dari suaminya.

"Sayang, ayolah aku hanya ingin kita go publik itu saja, apa kau malu punya suami seperti ku?"

"Iya, aku malu."

"Apa?" Alif menangkap Humairah.

"Katakan sekali lagi!"

Humairah menggeleng, ia tersenyum.

"Tidak, maafkan aku....." jawab Humairah seraya mengecup bibir Alif dengan lembut.

"Kau malu?"

"Aku malu kau muncul di kamera tidak memakai baju, aku cemburu mereka melihat dada suamiku ini," rengek Humairah dengan manja.

Alif tertawa juga akhirnya, Humairah benar-benar mood booster baginya.

"Aku mencintaimu Humairah," lagi-lagi hanya kata cinta yang mampu mengungkapkan perasaan Alif saat ini.

"Aku juga mencintaimu sayang, baiklah segera berpakaian," balas Humairah mendorong Alif agar menjauh.

Lelaki itu menggeleng.

"Kau mau apa?" tanya Humairah yang mendapati wajah mesum itu lagi.

"Bercinta lagi?"

Humairah berdecak.

"Kau tidak mau?"

Humairah terkekeh, ia meraih bibir suaminya dengan mesra. Tangannya tergerak meraba kejantanan suaminya seolah menggoda.

"Oh sayang, kau menggodaku?"

Humairah tidak menjawab, ia sudah dibungkam oleh Alif yang membawanya jatuh lagi ke ranjang, namun baru saja mulai menindih istrinya yang menggemaskan itu tiba-tiba Humairah mendorong dada suaminya dengan kuat.

"Hufffhh, hmmppppthhh," Humairah menutup mulutnya.

"Sayang ada ap-----??"

Belum juga Alif menyelesaikan pertanyaannya lebih dulu Humairah memuntahkan seluruh sarapannya.

Alif terkejut dan tidak sempat menghindar, hingga istrinya muntah mengenai badan Alif yang memang tidak memakai apapun selain handuk. Ranjang pun menjadi kotor, Alif segera memijat punggung istrinya agar mudah dalam mengeluarkan isi perut perempuan itu.

Humairah tampak pucat, membuat Alif cemas.

"Sayang kau kenapa?"

"Entahlah, ini tiba-tiba saja. Maaf kau jadi kotor."

"Bukan masalah, bagaimana ingin muntah lagi?"

Humairah menggeleng, ia mencoba bernapas seperti biasa lagi menetralisir rasa mualnya.

"Sepertinya sudah tidak ingin, ayo bersihkan badanmu. Maafkan aku!" kata Humairah lagi.

Alif mengangguk, mereka membersihkan diri ke kamar mandi, tiba di sana Humairah muntah lagi, keinginan untuk kembali bercinta pagi ini sirna begitu saja disusul rasa cemas dengan apa yang Humairah alami.

"Aku hanya masuk angin saja, jangan terlalu berlebihan. Aku baik-baik saja sayang, sepertinya sarapan tadi tidak cocok dengan lambungku yang seleranya orang kampung, huh....... Memalukan, makan enak sedikit langsung muntah," canda Humairah.

"Benar tidak perlu ke dokter?"

"Tidak perlu, sudahlah lupakan sekarang tunggulah biar ku bersihkan lagi ranjangnya."

Alif mencegah tangan Humairah yang ingin lari darinya.

"Biar pelayan yang melakukannya, istrirahatlah. Atau ingin ku hubungi Aisyah biar dia beritahu obatnya?"

Humairah menggeleng, "Tidak perlu, aku akan beristirahat saja. Jangan ganggu dia."

Alif mengangguk mengerti. Melihat istrinya tertidur di atas sofa Alif memutuskan menghubungi Aisyah di balkon setelah menyelimuti tubuh Humairah yang meringkuk nyaman memeluk bantal.

Benar saja wanita itu langsung menerima panggilan dari Alif.

Baru saja Alif akan menyapa sudah lebih dulu ia mendapat cercaan dari istri keduanya tentang drama live pagi ini.

"Maaf soal itu, iya kami sedang menginap di hotel. Kapan kau akan pulang? Kau bilang hari ini," cetus Alif pada Aisyah di seberang telepon.

"Iya, aku akan pulang nanti malam. Aku harap kau memang sengaja membuatku cemburu karena kita sedang berjauhan, bukan benar-benar memanjakannya saat ini."

Alif terkekeh seraya menjawab, "Humairah juga istriku, dia pantas menerima ini juga dariku. Aku juga berharap kau mulai sadar bahwa aku bukan milikmu seutuhnya, segeralah pulang ada hal yang harus kita luruskan bersama."

"Luruskan apa? Apa maksudmu?"

"Meluruskan sebuah rasa, membahas tentang kekeliruan yang terjadi diantara kita. Banyak hal yang harus kita selesaikan bersama, aku bahkan tidak sabar kau pulang dan membicarakan hal ini," jawab Alif yang terdengar ambigu di telinga Aisyah.

"Alif jangan bercanda," sahut Aisyah kesal.

"Aku tidak sedang bercanda, kita akan bicara baik-baik nanti antara kau aku dan Humairah juga tentang masa lalu yang melibatkan orangtua kalian. Aku menghubungi mu ingin menanyakan sesuatu, Humairah muntah-muntah pagi ini, dia enggan diajak periksa karena kau seorang dokter bisakah beritahu aku apa obat pereda mual dan muntah?"

"Muntah?"

"Iya, apa obatnya? Dia tiba-tiba saja muntah pagi ini tanpa sebab, dia sedang tidur sekarang."

Hanya terdengar bunyi nafas kasar dari seberang telepon.

*****

😘😘😘😘 tetap stay tune 😍😍😍😍