NovelToon NovelToon
Warisan Mutiara Hitam

Warisan Mutiara Hitam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Kokop Gann

Takdirnya telah dicuri. Chen Kai, dulu jenius nomor satu di klannya, kini hidup sebagai "sampah" yang terlupakan setelah Akar Spiritualnya lumpuh secara misterius. Tiga tahun penuh penghinaan telah dijalaninya, didorong hanya oleh keinginan menyelamatkan adiknya yang sakit parah. Dalam keputusasaan, dia mempertaruhkan nyawanya, namun berakhir dilempar ke jurang oleh sepupunya sendiri.

Di ambang kematian, takdir mempermainkannya. Chen Kai menemukan sebuah mutiara hitam misterius yang menyatu dengannya, membangkitkan jiwa kuno Kaisar Yao, seorang ahli alkimia legendaris. Dari Kaisar Yao, Chen Kai mengetahui kebenaran yang kejam: bakatnya tidak lumpuh, melainkan dicuri oleh seorang tetua kuat yang berkonspirasi.

Dengan bimbingan sang Kaisar, Chen Kai memulai jalan kultivasi yang menantang surga. Tujuannya: mengambil kembali apa yang menjadi miliknya, melindungi satu-satunya keluarga yang tersisa, dan membuat mereka yang telah mengkhianatinya merasakan keputusasaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Badai Yang Mendekat

Chen Kai bergerak cepat menembus Hutan.

Dengan kekuatannya di puncak tingkat empat, kecepatan dan staminanya jauh melampaui sebelumnya. Akar-akar pohon yang menonjol dan medan yang curam tidak lagi menjadi halangan. Dia melesat di antara pepohonan seperti bayangan, hanya menyisakan gemerisik daun.

Matahari mulai terbenam di ufuk barat, mewarnai langit dengan warna oranye dan ungu. Dia harus bergegas.

"Gunakan 'Langkah Bayangan Naga'," kata Kaisar Yao tiba-tiba. "Jangan hanya berlari seperti orang bodoh. Sirkulasikan Qi-mu seperti yang kuajarkan."

Chen Kai mengangguk. Dia menarik napas dalam-dalam, memfokuskan pikirannya, dan mulai mengedarkan Qi di dantiannya melalui jalur meridian tertentu yang diajarkan 'Sutra Hati Kaisar Naga Abadi'.

Seketika, tubuhnya terasa lebih ringan. Langkahnya menjadi tidak menentu, hampir ilusi. Kecepatannya meningkat dua kali lipat. Dari luar, sepertinya dia meninggalkan bayangan-bayangan samar di belakangnya saat dia bergerak.

Dia terkejut dengan efisiensi teknik gerakan itu. Dia tiba di tepi hutan dalam waktu kurang dari satu jam, perjalanan yang sebelumnya memakan waktu setengah hari.

Gerbang Kota sudah terlihat di kejauhan.

Dia berhenti di balik bayang-bayang pohon terakhir, mengamati. Jantungnya berdebar sedikit lebih cepat.

Ada yang tidak beres.

Penjagaan di gerbang kota jauh lebih ketat dari biasanya. Biasanya, hanya ada dua penjaga kota yang malas. Sekarang, ada delapan penjaga, dan di antara mereka, Chen Kai mengenali dua pria yang mengenakan seragam pelayan Keluarga Chen.

Mereka memeriksa setiap orang yang masuk dan keluar dengan cermat.

"Sepertinya semut kecil Chen Long itu sudah melapor kembali," gumam Yao. "Mereka mencarimu."

"Sialan," bisik Chen Kai. Dia meraba jubahnya yang compang-camping dan berlumuran darah. Dia tidak mungkin masuk seperti ini. Dia akan langsung dikenali.

Dia mundur kembali ke hutan. Dia membutuhkan penyamaran. Dia merobek sisa-sisa jubah luarnya yang hancur, hanya menyisakan celana panjang dan baju dalam yang relatif bersih. Dia menggunakan lumpur untuk mengotori wajahnya, mengubah fitur-fiturnya sedikit, membuatnya tampak seperti pemburu malang yang baru saja mengalami hari yang buruk.

Dia mengambil pedangnya yang retak dan mengikatnya di punggungnya. Itu adalah pedang standar, tidak akan menarik perhatian.

Dia menunggu sampai sekelompok pedagang keliling dengan gerobak penuh barang mendekati gerbang. Saat para penjaga sibuk memeriksa gerobak pertama, Chen Kai menyelinap ke dalam antrian, menundukkan kepalanya, dan berjalan di belakang seorang pria besar yang membawa karung goni.

"Hei, kau! Berhenti!" seorang penjaga Keluarga Chen membentak.

Jantung Chen Kai mencelos. Dia berhenti, tangannya tanpa sadar bergerak ke gagang pedangnya.

Penjaga itu menatapnya dari atas ke bawah dengan jijik. "Apa yang terjadi padamu? Diserang babi hutan?"

Chen Kai berpura-pura ketakutan, suaranya dibuat serak. "Tuan, tolong... saya hanya seorang pemburu. Bertemu dengan beberapa serigala... nyaris tidak berhasil lolos."

Penjaga itu mendengus. Dia melihat wajah Chen Kai yang kotor dan pakaiannya yang sederhana. Dia jelas bukan tuan muda yang mereka cari. Tuan Muda Chen Kai, meskipun sampah, tidak akan pernah terlihat begitu menyedihkan.

"Cepat pergi! Kau mengotori gerbang!" Penjaga itu mendorongnya dengan kasar.

Chen Kai tersandung ke depan, bergumam "terima kasih, Tuan," dan bergegas masuk ke kota, bergabung dengan kerumunan sore hari.

Begitu dia berada di jalanan yang ramai, dia menghela napas lega. Tapi dia tidak mengendurkan kewaspadaannya. Dia bisa merasakan suasana tegang di kota. Ada lebih banyak patroli Keluarga Chen di jalan-jalan. Wajah-wajah mereka muram dan tegang.

Dia tidak langsung pulang. Itu terlalu berbahaya. Dia harus memastikan Ling'er aman.

Dia mengambil jalan-jalan sempit di belakang, menghindari jalan utama. Halaman kecilnya berada di area paling terpencil di kompleks Keluarga Chen, yang memberinya keuntungan.

Dia memanjat tembok belakang yang sudah bobrok—sebuah tugas yang mudah dengan kekuatannya saat ini—dan mendarat tanpa suara di halaman yang ditumbuhi rumput liar.

Rumah kecil itu gelap dan sunyi.

"Ling'er?" panggilnya pelan, hatinya mencengkeram.

Dia mendorong pintu reyot itu. Engselnya berderit memilukan.

"Kakak?"

Suara lemah datang dari sudut ruangan yang gelap.

Chen Kai bergegas masuk. Chen Ling'er terbaring di tempat tidur jerami yang tipis. Wajahnya pucat pasi, bibirnya pecah-pecah, dan napasnya dangkal. Di samping tempat tidur, mangkuk airnya kosong, dan botol giok kecil tempat dia menyimpan Pil Peremaja Darah tergeletak miring.

"Ling'er! Kau baik-baik saja?" Chen Kai berlutut di sampingnya, memegang tangan adiknya yang dingin.

"Kakak... kau kembali..." matanya yang kusam sedikit bersinar. "Aku... aku takut. Pilnya... habis pagi ini."

Rasa bersalah dan amarah melanda Chen Kai. Dia terlambat dua hari. Adiknya menderita karena dia.

"Tidak apa-apa, aku di sini sekarang." Dia segera mengeluarkan tiga Pil Peremaja Darah terakhir dari dadanya. "Cepat, minum ini."

Dia membantu adiknya duduk dan meminum pil itu dengan sisa air di kantong kulitnya.

Dia merasakan energi kehidupan hangat dari pil itu mulai menyebar ke seluruh tubuh Ling'er. Sedikit warna kembali ke pipinya.

"Kakak... para penjaga... mereka datang mencarimu kemarin," bisik Ling'er, suaranya sedikit lebih kuat. "Mereka menggeledah kamar... mereka marah karena kau tidak ada."

"Aku tahu. Jangan khawatirkan itu." Chen Kai merapikan rambut adiknya yang kusut. "Aku harus pergi lagi sebentar."

"Jangan!" Ling'er mencengkeram lengan bajunya dengan panik. "Mereka akan menangkapmu!"

"Aku harus," kata Chen Kai tegas namun lembut. "Pil ini tidak cukup. Aku punya lebih banyak pil untuk dijual. Aku akan menukarnya dengan uang dan ramuan yang lebih baik untukmu. Aku berjanji akan segera kembali."

Dia melihat ke luar jendela. Langit semakin gelap.

"Kunci pintunya dari dalam. Jangan buka untuk siapa pun selain aku. Apapun yang terjadi, jangan bersuara."

Dia memberi adiknya sisa dendeng serigala yang dia miliki. "Makan ini. Aku akan kembali sebelum tengah malam."

Chen Ling'er menatapnya dengan mata penuh ketakutan, tapi dia mengangguk.

Chen Kai mengenakan jubah gelap compang-camping yang tergantung di dinding, menarik tudungnya hingga menutupi wajahnya. Dia menyembunyikan botol porselen berisi dua puluh Pil Peremaja Darah jauh di dalam pakaiannya.

Dia menyelinap keluar dari halaman, hatinya seberat batu.

Setiap detik sangat berharga. Dia harus sampai ke Paviliun Seratus Harta Karun.

1
wisnu
semangat thor💪
alfariz aditya
ceritanya sejauh ini bagus👍👍
Bucek John
harta menang perang gak peenah diambil walau kultivator masih sabgat mesken sekaki...!!! apalagi tdk punya cincinbruang walau hanya kecil saja, hambar belum nambahkeseruan ...!!
Joe Maggot Curvanord
lanjut thor
awas kalo sampai putus d tengah jalan critanya aku cari penulisnya wkwkwkw
Joe Maggot Curvanord
alurnya bagus banget
ga terlalu cepat op
pelan berdarah tapi pasti
saya suka
byk bintang untuk penulis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!