Kirana merupakan anak angkat dari seorang wanita penggoda bernama Sofi. Sofi begitu mencintai Kirana, dia sudah menganggap Kirana seperti anak kandungnya sendiri. Dia selalu berharap agar Kirana tidak mengikuti jejaknya.
Hingga sebuah insiden membuat Kirana mau tidak mau harus mengikuti jejak ibunya. Dia diharuskan untuk menggoda seorang lelaki kaya bernama Syam yang digilai oleh banyak wanita. Namun Syam memiliki kebencian tersendiri pada wanita. Karena Insiden masa kecilnya.
Lalu, bagaimana ceritanya ketika Syam bertemu dengan Kirana. Akankah mereka berakhir baik, atau sebaliknya. Ikuti ceritanya ya.
Oya, bijaklah dalam membaca ya. Semua cerita ini hanya fiktif belaka, jadi tidak untuk diikuti ya. Happy reading🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Person S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bolehkah?
"Maafkan aku" ucap Syam. Kirana tersenyum kemudian menggenggam tangan Syam lembut.
"Ini belum jam 12 malam kan, ayo kita tiup lilinnya dulu" Kata Kirana.
"Kau butuh istirahat. Dan yang aku dengar kau belum makan dari tadi siang. Kamu makan dulu ya terus kau istirahat" Kata Syam sambil menatap Kirana lembut.
"Iya, nanti aku makan, aku ingin kau meniup lilin dulu" rengek Kirana. Syam menghembuskan nafasnya berat kemudian menelpon Leon dan memintanya mengantarkan makanan dan kue yang ada di bawah ke kamarnya.
"Terima kasih" Kata Kirana. Leon langsung menggeleng dan mengelus rambut Kirana.
"Aku yang harusnya berterima kasih. Karena kau repot-repot membuatkan kejutan untukku. Dan maaf karena telah membuatmu menunggu hingga seperti ini" Kata Syam.
"Sebenarnya aku tidak ingin memaafkanmu. Tapi karena hari ini hari ulang tahunmu jdi aku berikan pengecualian" Kata Kirana yang membuat Syam langsung mengacak rambut Kirana gemas.
"Terima kasih" ucap Syam kemudian mengecup bibir Kirana singkat. Kirana yang mendapatkan serangan tiba-tiba langsung terdiam dan memegang bibirnya.
"Hey" teriak Kirana tidak terima.
"Kenapa?" Tanya Syam tidak mau kalah.
"Kau menciumku tanpa izin" Kata Kirana kemudian memegang pipinya yang terasa panas.
Syam begitu gemas melihat tingkah Kirana. Ingin sekali dia menciumnya lagi. Namun sebuah ketukan terpaksa menghentikan aktivitas mereka.
"Masuklah" Kata Syam. Leon pun masuk bersama Luna dengan membawa kue dan makanan ditangannya.
"Pelayan mana kak?" Tanya Kirana saat melihat Luna terlihat kewalahan memegang nampan.
"Biarkan saja, aku sedang menghukumnya karena membiarkanmu kelaparan sampai malam ini" Kata Syam yang membuat Kirana langsung menatap Syam kesal.
"Aku yang salah. Tadi kak Luna sudah membujukku untuk makan tapi aku tidak mau" Kata Kirana
"Tetap saja, dia yang salah karena membiarkanmu tidak mau makan" Kata Syam tidak mau kalah.
"Egois sekali" Kata Kirana
"Kau bilang apa tadi?" Tanya Syam.
"Tidak ada, kak Luna dan kak Leon taruh saja makanan dana kuenya nya di meja" Kata Kirana kemudian menarik selimut dan menutup tubuhnya.
"Hey, kau kenapa jadi merajuk?" Kata Syam kemudian meminta Leon dan Luna keluar.
Kirana diam saja sambil mendumel tidak karuan dibalik selimut. Syam tersenyum kemudian memeluk Kirana dari belakang.
"Hey lepaskan aku" teriak Kirana dari balik selimut. Namun Syam malah mempererat pelukannya.
"Kak Syam panas, aku kesusahan bernafas" Kata Kirana. Syam langsung melepaskan pelukannya dan membuka selimut secara paksa. Memperlihatkan wajah Kirana yang memerah. Lama mereka pada posisi seperti itu. Syam menatap Kirana begitu dalam sehingga membuat Kirana kesulitan bernafas. Jantung mereka saling berpacu satu sama lain.
"Berada sedekat ini selalu membuat jantungku tidak normal" batin Syam.
"Kriuukkkk" suara perut Kirana memecahkan tatapan mereka.
"Haha, kita makan dulu, baru kita lanjutkan" Kata Syam kemudian bangun dan mengambil makanan di meja.
"Melanjutkan apa?" Tanya Kirana polos.
"Lanjut memakanmu" Kata Syam yang membuat pipi Kirana merona kembali.
"Kenapa dia senang sekali menggodaku" Batin Kirana.
"Ayo buka mulutmu" Kata Syam sambil menyodorkan makanan ke mulut Kirana.
"Aku makan sendiri saja" Pinta Kirana. Syam menggeleng kemudian mendekatkan sendok yang berisi makanan semakin dekat ke mulut Kirana yang membuat Kirana mau tidak mau membuka mulutnya.
Syam tersenyum kemudian menyuapkan makanan sekali lagi ke mulut Kirana dengan penuh kasih sayang.
"Aku makan sendiri saja" Kata Kirana.
"Sudah jangan protes. Jarang-jarang aku mau menyuapi perempuan seperti ini. Kau begitu beruntung bisa disuapi oleh laki-laki tampan seperti aku" Kata Syam yang membuat Kirana tersedak karena menahan tawa. Syam langsung menyodorkan minuman ke Kirana. Setelah minum dengan benar Kirana langsung tertawa puas.
"Haha, ganteng darimananya, sudah keriput begitu" Kata Kirana yang membuat ekspresi wajah Syam langsung berubah kemudian menyerahkan makanan yang dipegangnya ke pangkuan Kirana dan beranjak pergi namun tangannya langsung ditarik Kirana.
"Iya-iya, aku hanya bercanda kak Syam" Kata Kirana. Syam diam saja, kemudian Kirana mengambil kue yang ada di meja dan menyalakan beberapa lilin disana.
"Kau merajuk seperti wanita saja, sekarang kak Syam tiup lilinnya ya. Aku tadi hanya bercanda kok" Kata Kirana kemudian menyodorkan kue di depan Syam.
"Aku tidak meniup lilin. Ini seperti anak TK" Kata Syam.
"Ya sudah kalau tidak mau. Aku akan membuang kue ini dan aku tidak akan berbicara dengan kak Syam lagi" Kata Kirana.
"Baiklah. Tapi aku ingin meniup lilinnya bareng-bareng" Kata Syam.
"Kan bukan aku yang ulang tahun" Protes Kirana.
"Ya sudah kalau tidak mau" Kata Kirana berniat membuang kuenya. Syam langsung menarik tubuh Kirana dan membawanya ke pangkuannya.
"Kau banyak maunya. Ya sudah, aku tiup lilinnya" Kata Syam kemudian meniup lilin itu satu persatu dari belakang Kirana sambil memegang tangan Kirana yang sedang memegang kue.
"Kenapa dia senang sekali membuat jantungku tidak karuan" Batin Kirana sambil melihat lilin yang sudah mati di depannya.
"Oya, mana hadiahku?" Tanya Syam kemudian mengambil kue yang ada di genggaman Kirana dan menaruhnya di meja. Dia membalikkan badan Kirana sehingga posisinya Kirana menghadapnya namun tetap duduk dipangkuannya.
"Ti-tidak ada" Jawab Kirana gugup. Jangan ditanya, jantung Kirana sekarang sudah benr-benar berdetak tidak karuan.
"Kenapa tidak ada?" Tanya Syam sambil tersenyum jahil dan memeluk Kirana semakin erat.
"Ka-kak Syam mau nya hadiah apa?" Tanya Kirana.
"Aku mau nya kamu?" Kata Syam tanpa menghilangkan senyum di wajahnya melihat ekspresi Kirana.
"Eh, A-aku?" Tanya Kirana yang membuat Syam langsung mengangguk.
Syam melihat bibir Kirana yang membuat Kirana langsung mengerti.
"Bolehkan?" Tanya Syam.
Kirana terdiam sebentar kemudian mengangguk. Syam pun langsung tersenyum dan mulai memegang bibir Kirana. Dia mendekatkan wajahnya secara perlahan. Hembusan nafas Kirana yang tidak beraturan mulai menerpa wajah Syam. Hingga bibir, Syam berhasil menyentuh bibir Kirana. Lama mereka pada posisi itu.
"Bernafaslah" Kata Syam yang membuat Kirana langsung menghembuskan nafasnya berat yang sejak tadi dia tahan.
"Kau menggemaskan sekali" Kata Syam sambil mengacak rambut Kirana. Kirana hanya bisa menutup wajahnya yang sudah terasa panas saat ini.
-Bersambung-
