Takdir membawaku dalam keadaan yang sungguh tak kuduga akan terjadi.
Widuri Lidyaningrum terpaksa menerima tawaran dari mantan kekasihnya bernama Bisma Arya Mahendra untuk menjadi simpanannya. Semua dilakukan Widuri demi menolong kakak kandungnya bernama Alamsyah agar tak dipenjara.
"Akan kubuat hidupmu menderita seperti di neraka, Wid. Kakakmu sudah membuat Vivian keguguran. Calon bayiku meninggal dan Vivian lumpuh. Karir serta mimpi Vivian hancur!" geram Bisma dalam hati.
Benci dan cinta bercampur dalam pekatnya permainan takdir keduanya.
"Sampai kapan aku harus jadi simpananmu?" tanya Widuri.
"Sampai aku benar-benar membuangmu dari muka bumi ini. Selamanya," jawab Bisma dengan raut wajah yang terlihat jelas kilat penuh amarah kebencian mendalam pada Widuri.
Bagaimana kehidupan Widuri menjadi wanita simpanan dari mantan kekasihnya yang sudah beristri?
Widuri dan Bisma juga melakukan sebuah pernikahan rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun.
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 - Tersadar
Bisma semakin menekan dan memperdalam ciumannya pada bibir Widuri. Ia melu_mat penuh kelembutan bibir atas dan bawah milik Widuri. Bak pengembara yang tengah dahaga di padang pasir tandus. Seolah-olah ingin menumpahkan segala hasrat dan gairah yang terpendam dalam tubuhnya.
Sewajarnya pria dewasa dan normal di usia tiga puluh tahun adalah usia yang produktif perkara sek_sual. Kulit Bisma bersentuhan langsung dengan kulit Widuri tanpa penghalang bagaikan tersengat aliran listrik sekian juta voltase.
Sesuatu yang panjang dan berurat di bawah perutnya mendadak bangun dari tidurnya. Megalodon.
Bisma adalah pria tulen yang tentunya punya gairah sek_sual. Ia butuh tempat penyaluran hasratnya. Namun pastinya Bisma bukan pemain yang mudah mencelupkan senjata miliknya pada lubang sembarangan.
Widuri bukan wanita kemarin sore. Ia paham betul saat ini suhu tubuh Bisma sudah normal cenderung panas karena hasrat yang mendadak muncul setelah skin to skin. Membuat rasa dingin dan kebekuan akibat hujan deras sebelumnya mendadak lenyap berganti gairah.
Widuri juga sudah merasakan di bawah sana sesuatu yang panjang tersebut telah bangun. Bahkan rasanya sudah mengeras seperti kayu yang menusuk tepat di depan pintu rahasianya. Walaupun saat ini rumah pribadinya tersebut masih tertutup kain segitiga berenda warna merah jambu.
Entah mengapa kelembutan yang disalurkan oleh Bisma sekarang ini dalam memesrai tubuhnya seketika membuyarkan fokus Widuri. Awalnya ingin menolak, namun kini justru ia ikut tenggelam dalam pusara arus gairah ranjang yang dikomando oleh Bisma.
Widuri tanpa sadar membalas pagu_tan yang dilakukan Bisma pada bibirnya. Bahkan sebuah desa_han feminim lolos begitu saja dari bibirnya tatkala ciuman Bisma sudah turun ke area mahoni kembar miliknya. Bukan hanya sekedar ciuman biasa namun bibir nakal Bisma sudah mengu_lum salah satunya membuat Widuri mulai basah di bawah sana.
Telapak tangan Widuri bahkan tanpa sadar ikut menyugar rambut Bisma dan sedikit menekannya. Rasanya tak ingin momen nikmat itu selesai begitu saja.
Tak berselang lama.
Kedua mata Widuri yang awalnya terpejam menikmati permainan Bisma, tiba-tiba terbuka. Dikarenakan penjelajahan tangan lelaki itu masuk ke area krusial di bawah perut Widuri yang sejatinya sudah basah. Lalu...
PLAK !!
"Auchh !!" jerit Bisma memegang pipinya yang memerah akibat tamparan barusan dari telapak tangan Widuri. "Astaga, kenapa nampar aku?" Bisma seakan masih jetlag alias tak sadar atas apa yang baru saja diperbuatnya.
"Maaf, aku tak ada maksud melukaimu. Hanya saja, aku rasa yang kita lakukan barusan salah."
Saat ini Widuri tengah memunggungi Bisma dan jari-jemarinya memegang erat selimut untuk menutupi tubuh uriannya khawatir merosot.
"Memangnya apa yang kita lakukan? Bukankah tadi yang ku ingat, kamu minta aku peluk."
Kepala Bisma mendadak pusing. Ia masih tak ingat dengan apa yang baru saja dilakukannya pada tubuh Widuri. Bukan hanya sekedar pelukan, justru lebih dari itu.
"Apa kamu gak sadar dengan yang barusan kamu perbuat, Bis?"
"Makanya aku tanya kamu, Widuri Lidyaningrum."
Widuri menghela napas beratnya. Ia pun bingung dengan kondisi ini.
Apa ia harus mengatakan secara detail kronologi kemesraan in_tim yang dari A sampai Z yang baru saja terjadi pada Bisma ?
Oh, tidak. Rasanya sungguh malu dan dilema.
"Kamu cium saja jari-jemari di tangan kirimu. Nanti kamu akan menemukan jawabannya jika memang kecerdasanmu di atas rata-rata,"
☘️☘️
Bisma yang masih bingung, akhirnya mengikuti instruksi dari Widuri. Ia pun mencium jari-jemarinya tersebut. Tiba-tiba, ia tersadar akan sesuatu yang janggal.
"Kenapa jariku basah? Apa ini kena air hujan tadi ?" batin Bisma seraya bermonolog sendiri. "Tapi kok kayak bukan air hujan. Ini sedikit kental,"
Deg...
"Apa ini cairanku?" batin Bisma semakin resah.
Bisma pun segera menurunkan pandangannya di bawah sana. Tentu saja ia tau jika saat ini dirinya tak mengenakan sehelai benang pun.
Namun yang membuatnya tercengang bukan hal itu, melainkan bentuk megalodonnya yang sedang on fire alias bangun dari tidur cakepnya.
"Ya ampun, aku habis ngapain? Kenapa dia jadi besar begitu? Mana sekarang lagi sama Widuri pula. Bikin malu saja!" batin Bisma.
Otak Bisma setengahnya bekerja keras memikirkan alasan yang menyebabkan si megalodonnya mendadak tegang dan tegak luar biasa saat ini. Namun otaknya yang setengah lagi sedang berpikir keras perihal cairan yang ada di jari-jemarinya.
Perlahan ia menurunkan telapak tangannya untuk mengecek di bawah sana. Hasilnya nihil karena cairan kental miliknya ternyata belum keluar setelah ia periksa sendiri.
"Astaga, jangan bilang yang di jariku itu cairan punya Widuri?" batin Bisma semakin tak karuan membayangkan apa yang baru saja dilakukannya pada wanita simpanannya itu.
Bisma menepuk jidatnya sendiri setelah menyadari maksud pembicaraan Widuri sebelumnya hingga terjadilah tragedi penamparan tadi.
"Ya ampun malunya. Kenapa tangan ini bisa nakal buat ob0k-0bok masuk ke dalam sana? Minta dihukum!" geram Bisma dalam hatinya. Sejujurnya ia semakin merasa malu dan bersalah pada Widuri. "Apa aku harus minta maaf?"
Bersambung...
🍁🍁🍁
*Maaf ya, Othor mendadak sibuk karena menemani anakku ikut kejuaraan antar sekolah se-Kotamadya.🙏🙏
Kalau ada typo komen saja. Nanti aku revisi🙏
sampai kebawa mimpi gitu.... penasaran banget sebesar apa kesalahan mu pada si Bis Bis ini di masa lalu??????
awasss bikin ulah...