NovelToon NovelToon
Benih Pria Beristri (Terpaksa Menjadi Yang Kedua)

Benih Pria Beristri (Terpaksa Menjadi Yang Kedua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan rahasia
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Velza

Ketika sedang dihadapkan pada situasi yang sangat sulit, Farida Agustin harus rela terikat pernikahan kontrak dengan seorang pria beristri bernama Rama Arsalan.

Bagaimanakah kehidupan keduanya kelak? Akankah menumbuhkan buih-buih cinta di antara keduanya atau justru berakhir sesuai kontrak yang ada?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18. Nyaman Denganmu

Hari-hari berlalu berganti bulan, kini usia kandungan Farida sudah menginjak 3 bulan. Perutnya yang dulu rata, kini terlihat sedikit membuncit. Setiap pagi, dia selalu menyempatkan waktu untuk sekadar jalan-jalan di sekitaran rumah.

Sementara Rama, dia sudah kembali aktif ke kantor karena rasa mual dan muntah yang pernah dirasakan sudah hilang dengan sendirinya. Namun, sesekali dia mencuri kesempatan agar bisa dekat dengan sang istri dengan pura-pura mengeluh mual. Dan tentu obatnya hanya satu, yakni dipeluk oleh sang istri.

Mami Sinta pun juga sudah mulai aktif dengan kegiatannya sendiri. Beliau hanya memasrahkan urusan kebutuhan Farida pada asisten rumah tangganya.

Sore nanti, Farida dan Rama akan ke rumah sakit karena sudah jadwalnya untuk periksa kandungan. Mereka sudah tak sabar ingin melihat perkembangan dan pertumbuhan sang janin.

Kehidupan Rama kini jauh terlihat lebih baik, seolah lupa dengan masalah yang tengah dihadapinya, yakni perselingkuhan yang dilakukan istri sahnya dengan sang manager.

Kehadiran Farida dan anak yang dalam kandungannya, mengubah peliknya hidup tanpa seorang istri. Rama pun sudah bertekad saat setelah Farida melahirkan, dia akan menikahi wanita itu secara resmi tanpa mengatakannya lebih dulu pada Farida.

Syukurnya, Mami Sinta juga sangat mendukung keputusan Rama, dengan syarat harus menyelesaikan hubungan dengan Nadia sebelum Farida melahirkan.

Pukul 4 sore, Rama sudah tiba di rumah sang mami. Sengaja pulang lebih awal karena tak ingin terlambat mengantarkan Farida ke dokter kandungan.

"Farida!" teriak Rama memanggil sang istri yang masih di kamar.

Farida yang tengah mandi pun tak mendengar teriakan itu. Rama yang tak mendapatkan sahutan, gegas ke kamar karena dia tahu sang istri berada di sana.

Saat membuka pintu, dia tak melihat keberadaan sang istri. Dan suara gemericik air dari dalam kamar mandi, membuat Rama mengerti jika istrinya sedang mandi. Akhirnya, dia memutuskan untuk menunggu di sofa kamar seraya bermain ponsel.

Suara pintu kamar mandi terbuka, mengalihkan pandangan Rama pada ponselnya. Sementara Farida yang hanya mengenakan handuk yang melilit di tubuhnya, tak menyadari akan keberadaan Rama yang menatapnya tanpa kedip.

Pria mana yang tak tergoda jika disuguhkan dengan pemandangan seperti itu. Namun, sebisa mungkin Rama mengontrol diri agar tak terbawa nafsu yang sudah mulai menguasai akal pikirannya.

Dengan polosnya, Farida membuka handuk yang menutupi tubuhnya lalu mengenakan pakaian yang sudah diambol dari lemari. Setiap gerakannya tak luput dari perhatian Rama.

Rama yang tak kuasa menahan diri, seketika beranjak berdiri dan berjalan pelan menghampiri Farida yang baru selesai mengenakan pakaian.

"Aakh!" teriak Farida saat ada tangan yang memeluknya dari belakang.

"Sst, ini saya." Rama menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Farida.

"T-Tuan, sejak kapan Anda di sini?" tanya Farida dengan terbata.

"Sejak kamu keluar dari kamar mandi," jawab Rama dengan santainya dan kepalanya yang mulai menelusuri leher hingga pundak Farida.

"T-Tuan." Farida meneguk ludahnya dengan susah payah sambil menahan diri dari perlakuan Rama.

"S-Sebaiknya Anda cepat bersiap karena jadwal ketemu dokter jam setengah 5," ucap Farida agar Rama menghentikan kecupan di lehernya.

Benar saja, setelah Farida mengatakan itu, Rama langsung menghentikan kegiatannya dan melepas pelukan. Dengan raut wajah lesu, Rama menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara Farida langsung mengelus dada seraya mengembuskan napas lega.

"Hampir aja," gumam Farida.

......................

Kini Rama dan Farida sudah sampai di sebuah rumah sakit ibu dan anak, mereka segera menuju ruangan dokter obgyn setelah sebelumnya sudah mendaftar sehingga tak perlu menunggu antrian.

"Selamat sore, Dok," sapa Rama setelah masuk ruangan.

"Selamat sore, Tuan, Nyonya. Silakan duduk," balas Dokter Fransiska.

"Boleh saya minta buku kehamilannya?"

"Oh, iya, Dok." Farida mengambil buku di dalam tas lalu memberikannya pada Dokter Fransiska.

Dokter membuka buku bagian tabel pemeriksaan rutin ibu hamil. "Saya cek tensinya dulu, ya."

Farida mengulurkan salah satu tangannya untuk diperiksa tekanan darahnya. Selesai mengecek tekanan darah, dokter meminta Farida agar menimbang berat badan. Setelah itu dokter segera mencatatnya di buku kehamilan.

"Apa ada keluhan yang dirasakan?" tanya Dokter Fransiska.

"Tidak ada, Dok. Cuma, kadang kalau lihat makanan tertentu selalu mual bawaannya," jawab Farida.

"Itu normal, kok. Tapi masih bisa makan nasi 'kan?"

"Masih, Dok."

"Kalau masih bisa makan nasi, usahakan porsinya jangan terlalu banyak, lebih perbanyak sayuran dan lauk yang mengandung protein seperti ikan, daging, dan telur. Lalu, buah dan susu khusus ibu hamil juga jangan lupa."

"Baik, Dok."

"Kalau begitu, silakan berbaring di ranjang. Kita mulai USG untuk melihat kondisi perkembangan janinnya."

Dokter Fransiska mengarahkan Farida agar ke ranjang, sedangkan Rama mengikuti lalu duduk tepat di samping ranjang agar bisa melihat sang calon buah hati.

Dokter menutupi bagian tubuh bawah Farida menggunakan selimut tipis lalu membuka bajunya sebatas perut. Perut Farida diberi gel untuk memudahkan pemeriksaan.

"Ini mata, hidung, dan mulutnya sudah mulai terlihat. Jari-jari tangan dan kakinya juga sudah terbentuk lengkap. Organ yang lain juga sudah mulai berfungsi." Dokter Fransiska menjelaskan secara detail seraya menunjuk layar monitor yang memerlihatkan kondisi janin.

"Apa sudah bisa melihat jenis kelaminnya, Dok?" tanya Rama.

"Untuk jenis kelamin, bisa dilihat saat usia kandungan 4 bulan atau lebih tepatnya saat sudah memasuki trimester kedua. Itupun juga nggak selalu terlihat karena janin sudah bisa berpindah posisi, sehingga kadang tidak bisa melihat jenis kelaminnya," terang dokter.

Rama mengangguk paham dan dokter segera mencetak hasil USG tadi. Selesai melakukan pemeriksaan, dokter mengembalikan buku kehamilan serta hasil USG dan resep vitamin.

Usai keluar dari ruangan dokter, Rama dan Farida berjalan menuju apotek untuk menebus resep tadi. Setelah mendapatkan vitamin, mereka pun langsung pulang.

"Mau makan di luar atau di rumah?" tanya Rama setelah menyalakan mobil.

"Mami pulang malam apa tidak?"

"Kayaknya pulang malam lagi."

"Ya sudah, makan di luar saja," pungkas Farida.

"Oke." Rama segera melajukan mobilnya membelah jalanan untuk mencari tempat makan yang nyaman.

"Ada makanan yang kamu pengen banget nggak?"

"Enggak ada, Tuan."

Perjalanan mereka terasa hening tanpa ada obrolan lagi hingga sampai di sebuah restoran. Setelah memarkirkan mobilnya, Rama segera menggandeng Farida masuk restoran.

Namun, sebelum keluar dari mobil tadi, Farida memakai masker terlebih dulu agar tak ada orang yang mengenalinya.

Rama langsung memesan makanan dan minuman, sesuai yang diinginkan Farida. Setelah beberapa saat menunggu, pesanan mereka pun datang dan mereka langsung menikmatinya.

"Mau nambah lagi?" tawar Rama setelah menyelesaikan makannya.

"Sudah cukup, Tuan," jawab Farida.

"Kamu tunggu di sini sebentar, ya. Saya mau bayar dulu." Rama segera beranjak menuju kasir setelah mendapat anggukan dari Farida.

Selesai melakukan pembayaran, mereka pun memutuskan untuk segera pulang tanpa mampir ke tempat lain.

Tanpa mereka sadari, dari tempat yang tak jauh ada seseorang yang menatap mereka.

"Itu 'kan anak majikan Mbak Rida. Terus yang perempuan itu siapa? Kalau dilihat dari posturnya seperti Mbak Rida. Ah, tapi nggak mungkin, Mbak Rida bukannya lagi di luar negeri dan perempuan itu seperti sedang hamil. Kayaknya istri dari anak majikan Mbak Rida," gumam Rian yang berada di depan minimarket yang berseberangan dengan restoran. Sehingga dia bisa melihat dengan jelas saat Rama dan Farida masuk mobil.

1
Blu Lovfres
lepaskan, farida dgn .kasih bayaran yg lebih mahal.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!