Daniel Ferondika Abraham adalah cucu pertama pemilik sekolah menengah atas, Garuda High School.
Wajahnya yang tampan membuatnya menjadi idaman siswi sekolahnya bahkan di luar Garuda juga. Namun tidak ada satupun yang berani mengungkapkan rasa sukanya karena sikap tempramen yang di miliki laki-laki itu.
Hal itu tak menyurutkan niat Dara Aprilia, gadis yang berada di bawah satu tingkat Daniel itu sudah terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya, namun selalu di tolak.
Mampukah Dara meluluhkan hati Daniel? dan apa sebenarnya penyebab Daniel menjadi laki-laki seperti itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
halooo😘😘
.
"Weeiiiii,,, santai cin santaiii,,
Lo siapa yaa ??
berani-beraninya ngomong kaya gitu ke gue ??" Ebie mendekati Zahra sambil menegakkan badannya..
"Gue ZAHRA QUEENESIA sahabatnya Dara Aprilia Fransiska yang gebetannya lo rebut !
Kenapa?!" Zahra menjawab dengan nada tinggi.
"What ???Hahaha..
Cewek ini gebetannya Daniel ??
gak salah denger nih gue ???" tanya Ebie sambil mengejek sekaligus merendahkan Dara.
"Gak usah banyak tingkah ya! Pergi lo dari sini! " Aldrian maju, matanya penuh emosi karena mendengar Dara di rendahkan seperti itu.
"Dara itu gadis baik tahu gak ??
Dia itu lebih pantes buat Daniel daripada lo badut ancol !!!" Revan ikut menambahkan, dia juga geram.
Ebie tak gentar, dia mendekati Daniel yang sedari tadi hanya diam, "Eittt,, bentar!!!
Daniel sayang,,
Kok kamu diem aja sih ??
Kamu bisa kasih penjelasan mengenai ini semua kan sayang ??
Jadi si cewek ini gebetan kamu ???"
Daniel pun sedari tadi hanya bisa diam dan menunduk sambil memegangi tas ranselnya.
"Kak Daniel, Ayo jawab kak,,
Bilang ke cewek jahat ini kalau kakak emang udah bisa terima Dara kak!" Zahra memojokkan Daniel agar cepat-cepat mengakui Dara biar Ebie gak kepedean.
Sedangkan Dara cuma diam sambil melihat.
Sejujurnya jantungnya berdegup kencang karna menunggu laki-laki yang dia sayang akan menjelaskan mengenai hubungan mereka.
"Ayo kak !
Kakak juga sayang kan sama Dara ??" Dara bermonolog dalam hati, tangannya berkeringat.
"Bukan, dia bukan pacar gue.
Dia cuma salah satu dari fans yang suka ngikutin gue." Daniel mengucapkan hal itu dengan lantang, setelahnya memegang tangan Ebie, "Ayo kita pergi dari sini,
Keluarga kita udah nunggu di rumah!" lanjut Daniel menatap Dara dari dekat dan berlalu pergi menggandeng tangan Ebie.
Ebie tersenyum kemenangan dan mengejek Dara dan Zahra.
Zahra, Dara dan yang lainnya hanya bisa melongo tak percaya sama omongan Daniel barusan.
"Daniel! Lo udah gila ya?!
Dasar bangsat lo setan !!!"Teriak Aldrian marah-marah.
"Sabar sabar Al, Tenangin diri lo Aldrian!" Revan memegangi tubuh Aldrian sambil menenangkan, ia ikut bingung sama pernyataan Daniel, bukankah akhir-akhir ini dia obses nyari Dara buat ngelurusin semuanya?
"What the fuck !!!
Kak Daniel itu emang brengsek ya?!
Kemarin dia bilang nyesel dan bakal perbaiki hubungan dia sama Dara,
Terus sekarang dia bilang kalau Dara itu cuma salah satu fans nya !
Maunya apa sih tuh kulkas?!" Zahra menghentakkan kedua kakinya sambil terus melihat Daniel dan Ebie di ikuti 2 datangnya menuju parkiran.
"Gue gak nyangka Zah, kak Daniel? Nganggep gue salah satu fans nya? Terus sikapnya akhir-akhir ini kenapa? Zahra?" Dara seperti orang linglung, Aldrian maju buat peluk dia, berharap bisa menghapus sedikit rasa kecewa yang di berikan Daniel,tapi gadis itu menjauh.
"Gak usah kak, gue gak papa kok.
Oh iya, tolong kasih ini ke kak Daniel ya kak?
Selamat atas usaha dan kerja keras kalian dalam menghadapi ujian akhir.
Semoga kalian semua lulus dan dapat nilai bagus yaa! " terdengar Dara menahan air mata dan rasa sesak nya sambil memberikan kotak persegi berwarna biru dongker yang entah apa isinya.
"Dara, jujur gue paling nggak bisa liat lo nangis. Tapi gue harap lo kuat ya? harus sabar dan berusaha lebih buat dapet hati dan perhatian Daniel.
Kalau udah capek, gue siap dan akan selalu ada buat gantiin posisi Daniel di hati lo Dar.
Ayo Van, kita pergi. Semangat ya Dara." Aldrian mengangguk sambil menggandeng lengan Revan.
"Kita pergi dulu ya Ra?
Zahra, temenin Dara ya.
Semangat Dara !!!"Tambah Revan berlalu dengan Aldrian.
"Ayo Ra, kita pulang.!" Zahra mendekat, memegang kedua pundak Dara.
"Tragis banget sih Ra kehidupan cinta lo?
Lo satu-satunya temen yang gue punya.
Gue sayang banget sama lo, dan gue bakal pastiin, si kulkas itu bakal nyesel karna udah mempermainkan perasaan lo!
Dia bakal jatuh cinta, jatuh sejatuh-jatuhnya dan gak akan berpaling dari lo!
Gue bisa pastiin itu !" Zahra prihatin , dia ikut sedih dan bermonolog dalam hati.
DANIEL
ARRRGHHH !!!!
sorry Dara, gue gak bermaksud. Gue diem dari tadi karena gue pikir itu jalan satu-satunya buat lindungin lo dari Ebie.
Dan lagi,kakek memulai kerjasama dengan SMA Bangsa tanpa minta pendapat gue soal Ebie. Ini mendadak.
Sekarang Ebie selalu ke rumah sekedar hanya untuk ngliat gue. Mama, papa juga gak habis pikir sama jalan pikiran kakek soal ini.
"Pa, mengapa papa melakukan ini kepada Daniel ??
Dia sudah besar pa, Daniel sudah bisa memilih pilihannya sendiri, lagi pula Daniel dan anak itu tak saling mengenal !" mama berusaha ngebela gue di depan kakek.
"Ini sudah jadi keputusan papa, Dan papa tidak akan membatalkan hubungan mereka nak, ini semua demi kebaikan Daniel, papa rasa Ebie cocok dengan nya.
Latar belakang keluarganya juga seimbang dengan kita. Kerjasama ini akan membuat Garuda menjadi lebih maju dengan membuat proyek baru. mengenai tidak saling mengenal, itu bisa berjalan nanti." jawab kakek tegas, tak ingin di bantah.
"Kek !!
Pokoknya Daniel nggak mau di jodohkan sama gadis itu, Daniel sudah punya pilihan lain kek," gue gak terima dan ikut berdiri di depan kakek.
"Tidak bisa Daniel, Ini kerjasama yang penting. kakek tidak mau kita kehilangan kontrak kerjasama dengan SMA Bangsa!"
"Pokoknya Daniel gak mau kek!
Daniel sudah punya gadis lain.
Apakah harus sebuah kontrak kerjasama melibatkan perasaan orang yang gak mau terikat sama hal itu?
Daniel sudah besar kek !
Daniel..." gue gak bisa lanjutin,
'plakkk..!!!!'
"Kembali ke kamarmu!
Kakek tidak mau berdebat denganmu lagi.
Jalani saja dulu, jika kamu tidak mau dengan Ebie, kakek akan carikan yang lain !!!!" kakek membentak sambil menampar pipi kanan gue, rasa panas menjalar seketika. Gue gak nyangka kakek senekat ini hanya karena sebuah kerja sama.
"Terserah kakek !" tangan gue mengepal, badan gue bergetar, lalu memilih pergi keluar rumah, masuk ke mobil buat pergi ke pantai.
Mama, papa, dan kakek hanya terdiam sambil melihat siluet gue hilang di balik pintu.
Dara, gue mohon..
maafin gue, sekarang apa yang harus gue lakukan ???
Aaarrrggghhh....!!!!
'drrtt...drrtt...drrtt..'
Ada telpon masuk dari Aldrian.
Dia pasti gak terima soal tadi.
"........"
"Pantai, kesini aja.
Lo boleh sepuasnya nyalahin gue !"
"........."
'beep'
Oh Tuhan,apa yang harus gue lakuin ??
Tolong bantu hamba buat melepas beban ini. Hamba hanya ingin Dara.
10 menit kemudian, Aldrian datang sama Revan dan Samudra.
"Mau lo apa brengsek!!" Aldrian maju, memukul rahang gue tanpa aba-aba.
"Apa lo belum puas bikin Dara nangis kaya tadi?? Omongan lo emang gak bisa di percaya ya!!" lanjut Aldrian meninju perut gue. Ini gak sebanding sama rasa sakit yang Dara rasain, gapapa lanjut aja Al!
"Aldrian,, udah stop !!
Lo bisa bikin Daniel pingsan!!!" Samudra panik sendiri dan berusaha melerai kami. Tapi Aldrian udah kesetanan mukulin gue tanpa mau dengerin Revan dan Samudra.
"Lo gila yaa ??
Tahan emosi lo Aldrian !!!" Revan berteriak mendorong badan Aldrian.
"Apa lagi hah ????
Dia emang pantes dapet pukulan ini Re!
Bahkan pukulan ini gak seberapa sama rasa sakit yang Dara rasain!!" balas Aldrian dengan suara meninggi.
gue cuma diam, pasrah dengan tubuh terlentang di pasir pantai.
"Semuanya emang salah gue Al, gue gak pantes buat Dara.
Harusnya yang lebih pantes buat Dara itu lo.
Gue rela kalau emang lo suka dan sayang sama Dara, gue emang pecundang.
Rasa gengsi gue terlalu besar buat ngakuin perasaan ke dia.
Gua udah terlalu sering nyakitin dia,
Lagipula gue udah di jodohin sama Ebie." napas gue tercekat, masih belum terima sama perkataan kakek tadi.
"Apa Dan ??? Lo waras gak sih ??
Lo itu suka sama Dara sejak lama, dan dengan gampangnya bilang kaya gitu ke gue?! Gak Dan, gue nggak mau.
Dara itu udah terlalu sayang sama lo, gue bisa paham dari sorot matanya yang tiap kali merhatiin lo. Kalian itu sama-sama suka. Tapi keadaan yang buat kalian tersakiti satu sama lain. Lo harus perjuangin Dara apapun keadaannya Dan.
Jujur, gue juga suka sama Dara, tapi dia lebih milih lo. Akhirnya gua berusaha buat ngerubah perasaan ini jadi perasaan sayang abang ke adiknya.
Kalau sampe lo ngecewain dia, siap-siap lo mati di tangan gue!!" Aldrian natap gue sambil menangis, gue tau perasaan dia juga hancur.
"Terus gue harus gimana lagi Al ??
Gua gak bisa kaya gini terus!
Gua mau hidup sama Dara, bukan sama Ebie !" gue bangun dan berdiri di depan Aldrian.
Angin pantai membawa hawa sejuk, namun tidak untuk kami.
"Lo lawan dong Dan!
Jangan nyerah buat hubungan lo sama penindasan ini.
Lo gak mikirin perasaan Dara gimana ???" Samudra ikut ngomong sambil memegang bahu gue.
"Gue udah coba nolak Sam, tapi kakek tetep kekeh sama keputusannya!
Gila apa pekerjaan di campur sama percintaan!" gue berjongkok, mengatur napas, "Gue bakal pastiin semua rencana Ebie gagal!" segenggam pasir putih pantai sudah ada di genggaman tangan gue.
"Kita semua bakal dukung lo Dan,
Yang penting lo harus punya komitmen buat merjuangin Dara.!
Gua yakin kok pasti ada jalan keluar.
Sebuah hubungan yang di awali kebohongan ujungnya kehancuran Dan" Revan duduk di samping gue.
Gue tersenyum simpul, "Makasih ya?
Walaupun gue udah bikin kalian emosi, tapi kalian masih mau support gue." gue mengangguk, tersenyum sambil menatap sunset yang hampir terbenam di ufuk barat.
"Kita semua gak akan pernah ninggalin lo Dan. Apapun keadaannya, semua masalah pasti bakal ada jalan keluarnya kok." ucap Sam duduk di sebelah kanan gue.
Aldrian yang udah gak emosi , duduk di sebelah Samudra, "Yang penting lo harus bener-bener tegas Dan, kasih keputusan buat Dara. Kasihan dia."
"Gue bakal coba."
.
.
.
Kasian ya Dara?
Duh, gimana ya kisah selanjutnya ?
Kasih coment dong gaes,
Btw maafin author yaa karna udah ngegantungin para readers yang udah lama banget nunggu cerita si Daniel up lagi.🙏🙏🙏🙏
Insya Allah author bakal nerusin cerita ini secepatnya...
Author minta dukungan dan supportnya yaa gaes..
Happy reading...
Maaf typo 😁😁