Arumi Larasati 24th, wanita cantik terlahir dari keluar sederhana, terpaksa menikah dengan Dion Erlangga 26th seorang pengusaha muda yang sangat sukses.
Mereka menikah karena perjodohan para kakek mereka, baik Arumi mau pun Dion tidak bisa menolak perjodohan tersebut.
Sikap Dion yang dingin dan acuh, bukan lah masalah untuk Arumi, Arumi tetap melayani suaminya itu dengan sepenuh hati, walau yang diperhatikan acuh tidak acuh kepadanya.
Hingga suatu hari Arumi mengetahui fakta, bahwa sikap dingin Dion itu hanya berlaku untuk dirinya, tidak untuk para sahabatnya.
Kini Arumi sadar, bahwa sang suami belum bisa menerima pernikahan mereka, dari pada menahan sakit lebih banyak lagi, Arumi memilih menyerah dalam pernikahannya.
Dan apakah Dion bisa menerima itu...?
Yukkk... kepoin cerita selanjutnya... ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Kalian nginap kan di sini? " tanya nyonya Lia penuh harap.
Dion lansung melirik sang istri, dia tidak ingin memaksa Arumi, membuat Arumi tidak nyaman, apa lagi hubungan mereka baru membaik.
"Nginap ma." sahut Arumi tanpa pikir panjang, dia memilih berdamai dengan rasa sakitnya, apa lagi melihat banyaknya perubahan dari sang suami, dan yang terutama adalah anak anaknya, Arumi ingin anak anaknya bahagia mempunyai orang tua lengkap.
Semua orang di sana lansung tersenyum senang, ternyata Arumi mau menginap di rumah besar dan mereka.
"Asiiikkk... Kita nginap di rumah nenek." sorak Alexa dan Axel.
"Kalian suka? " tanya Arumi.
"Suka mommy, di sini banyak orang, dan ada kebun luas di belakang rumah nenek, kami bisa petik buah buahan di sana." bahagia Alexa.
"Klau begitu kalian tinggal di sini aja." sahut nyonya Lia bersemangat.
Si kembar saling tatap dan menatap ke arah sang mommy.
Arumi tersenyum lembut ke arah ke dua anak kembarnya itu.
"Kalau kalian mau tinggal di sini mommy nggak larang kok." ucap Arumi, Arumi sangat tau anak anaknya itu pasti kesepian tinggal di apartemen setiap hari, tidak ada yang dapat mereka lakukan.
"Tapi mommy bagaimana? " tanya Axel lagi.
"Tentu saja juga akan ikut tinggal di sini." sahut Arumi tanpa keraguan.
"Serius...." ucap si kembar penuh binar.
"Mmm... " Angguk Arumi.
"Terimakasih mommy, mommy selalu mengerti kami." ucap si kembar berlari memeluk sang mommy.
"Apa pun akan mommy lakukan untuk kebahagian kalian, sayang." sahut Arumi lembut memeluk ke dua anaknya.
Tuan Aditya dan nyonya Aditya tersenyum puas mendengar jawaban Arumi, mereka sudah yakin menantunya akan mengalahkan egonya demi kebahagian ke dua anaknya itu.
"Terimakasih sayang, kamu memilih mengalah demi anak anak, mama sangat menyanyangi kamu." ujar nyonya Lia merangkul bahu menantu kesayangannya itu.
"Aku yang berterimakasih ma, karena mama mau menerima anak anak ku." ujar Arumi.
"Tentu saja, mereka cucu cucu mama, bahkan kehadiran mereka sangat mama dan papa tunggu tunggu" ucap nyonya Lia.
"Oh ya, di depan komplek kayanya ada pasar malam deh, aku lihat, anak anak mau main ke sana nggak? " ajak Doni yang memecah keharu biruan itu, sudah cukup drama sedih sedih di keluarganya, semua kini sudah berkumpul, dan tinggal belajar dari kesalahan masa lalu itu, agar tidak mengulang di masa mendatang.
"Mau om, mau! " girang anak kembar itu.
Akhirnya di sini lah mereka berada, tuan Aditya dan nyonya Lia tidak mau ketinggalan, mereka pun ikut ke pasar malam bersama sama sang cucu.
"Mommy, kami boleh naik itu? " pekik Axel melinat biang lala dan kora kora.
"Boleh sayang." angguk Arumi.
"Ayo kita beli tiket." ajak Dion mengajak ke dua keponakannya itu.
"Ma, Yasmin nggak jadi datang? " tanya tuan Aditya.
"Tadi sore dia keluar kota sama suaminya mas, Adnan lagi ada dinas selama dua minggu di malang, jadi Yasmin di bawa ke sana, papa kan tau sendiri, Adnan nggak akan bisa jauh dari Yasmin, entah apa yang di kasih sama si Yasmin sampai Adnan yang 11 12 sama Dion bisa luluh sama dia." kekeh nyonya Lia.
"Bersyukurnya Adnan tidak sebodoh anak mu itu, ngaku cinta tapi nyakitin, giliran di tinggal hampir gila." kekeh tuan Aditya berbisik di telinganya sang istri.
"Anak papa juga itu." kesal nyonya Lia.
Tuan Aditya terkekeh melihat wajah kesal sang istri, wanita yang telah menemaninya berpuluh tahun lamanya, wanita yang selalu ada di saat suka mau pun duka, wanita yang rela meninggalkan karirnya demi membesarkan anak anak mereka, sungguh tuan Aditya merasa sangat beruntung menikahi sang istri.
"Hahaha... Iya iya, anak kita berdua, tanpa kamu atau aku dia tidak akan bisa hadir di dunia ini." kekeh tuan Aditya merangkul mesra pinggang sang istri.
Siapa pun yang melihat adengan itu di buat iri mereka berdua, karena sudah di usia senja saja mereka masih terlihat sangat romantis, dan saling menyanyangi satu sama lain.
"Semoga kita juga bisa seperti meraka nantinya ya sayang." bisik Dion menarik pinggang Arumi merapat ke arahnya.
"Semoga saja." sahut Arumi, sebagai wanita tentu saja Arumi juga ingin selalu rukun dengan pasangannya, saling menyanyangi dan saling menjaga satu sama lain.
Sementara Doni lebih memilih menemani ke dua keponakannya dari pada jadi kambing congek di hadapan ke dua pasangan beda usia itu.
"Kita cari jajanan aja yuk... Dari pada menunggu anak anak di sini, mereka pasti masih lama, biarin aja Doni yang menjaga mereka." ucap Dion.
"Ya sudah, aku juga ingin cari jajanan yang sudah lama tidak aku makan." ujar Arumi, matanya mulai menjelajahi gerobak makanan yang berjejer di sepanjang jalan.
"Mas, aku mau beli sempol, basreng sama sate ayam." pinta Arumi mengabsen setiap makanan yang mau dia beli.
"Siap cantik." sahut Dion menuruti permintaan sang istri.
"Kok, belinya cuma satu satu bungkus." kaget Dion.
"Iya, aku kan mau beli semua yang aku mau, nanti kita bisa mencicipi bareng bareng, dari pada mubazir membeli banyak banyak." ujar Arumi memberi alasan.
Dion hanya mengangguk saja, mengiyakan ucapan istrinya itu.
Sementara tuan Aditya dan nyonya Lia juga ikut membeli jajanan, tangan wanita paruh baya itu, sudah penuh dengan kantong yang berisi makanan.
"Kita cari anak anak yuk pa." ajak nyonya Lia karena merasa sudah puas dengan petualangannya mencari makanan.
"Itu Arumi." tunjuk tuan Aditya.
"Ya sudah, kita ke sana aja." ujar nyonya Lia yang melihat Arumi duduk di sebuah bangku sedang memakan jajanan.
"Mama juga borong banyak makanan? " kaget Arumi.
"Iya, mama jadi khilaf, jarang jarang kan makan makanan kaya gini." kekeh nyonya Lia mengangkat kantong yang ada di tangannya.
"Iya sih ma, Rumi saja sampai khilaf." kekeh Arumi menunjuk banyak kantong di depannya.
"Nggak apa apa. Nggak akan habis juga duit suami mu, hanya membeli jajan sebanyak ini." kekeh nyonya Lia.
"Anak anak belum selesai juga? " tanya tuan Aditya sambil mencomot satu tusuk sate dari depan sang menantu.
"Itu mereka, sedang berjalan menuju ke sini." tunjuk Dion.
"Mommy... Ternyata main di sini seru juga ya, nanti kapan kapan kita ke sini lagi ya?! " pinta Alexa penuh harap.
"Baik sayang, nanti kita ke sini lagi, tapi sekarang kita pulang dulu ya, karena besok papa mama om dan kakek mau kerja, sayang." bujuk Arumi.
"Baiklah, sekarang kita pulang, tapi... Nanti balik lagi ya." pinta Axel yang ternyata juga suka bermain di sana.
"Siap bos ku." kekeh Dion.
Bersambung.....
haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘
jd pgn k psar mlam jg,kgn bgt pgn borong jjanan ky arumi.....😁😁😁....
seru ini Thor jarang jarang ada
boleh dong di munculin karakter baru yg suka ma Arumi biar Dion merasakan rasanya ada ganguan kecil