NovelToon NovelToon
Sebatas Menjadi Istri Boneka

Sebatas Menjadi Istri Boneka

Status: tamat
Genre:Tamat / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:32.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Dia hanya harus menjadi istri boneka.

Bagaimana jika Merilin, gadis yang sudah memendam cintanya pada seseorang selama bertahun-tahun mendapatkan tawaran pernikahan? Dari seseorang yang diam-diam ia cintai.

Hatinya yang awalnya berbunga menjadi porak-poranda saat tahu, siapa laki-laki yang akan menikahinya.

Dia adalah bos dari laki-laki yang ia sukai dalam kesunyian, yang menawarinya pernikahan itu.

Rionald, seorang CEO berhati dingin, yang telah dikhianati dan ditingal menikah oleh kekasihnya, mencari wanita untuk ia nikahi, namun bukan menjadi istri yang ia cintai, karena yang ia butuhkan hanya sebatas boneka yang bisa melakukan apa pun yang ia inginkan.

Akankah Merilin menerima tawaran itu, sebuah kontrak pernikahan yang bisa membantunya melunasi hutang warisan ayahnya, yang bisa membantu pengobatan jangka panjang ibunya, dan memastikan adik laki-lakinya mendapatkan pendidikan terbaik sampai ke universitas.

Bisakah gadis itu mengubur cintanya dan menjadi istri boneka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Mimpi Buruk

Setelah makanan habis mereka bertiga kembali ke kantor. Rion dan Serge belum kembali. Mereka sudah menduganya.

Suasana hati bos pasti sangat kacau sekarang. Karyawan laki-laki melihat Amerla, dengan tatapan sinis.

Kalau aku dicampakkan di depan umum seperti itu, seumur hidup aku pasti membencimu. Hah, bagaimana bos setelah ini ya. Dia hanya bergumam sebentar, tapi malas ikut campur. Setelah menatap sinis dia kembali ke meja kerjanya.

Sementara karyawan perempuan tentu tidak cuma diam. Walaupun dia sesama perempuan, tapi dia juga merasa apa yang dilakukan Amerla sangat keterlaluan. Dia menarik tangan Amerla untuk duduk di sofa. Gadis itu penasaran sebenarnya apa yang sedang terjadi.

Bos laki-laki yang sangat baik, gumamnya. Dia juga sangat mencintai Amerla.

“Er, apa kalian sedang bertengkar?" Ternyata berfikir positif adalah budaya kerja karyawan Rion. "Kau bercanda kan, bilang mau menikah?"

Amerla mengangkat bahu sambil tertawa, lalu menjawab, kalau dia sangat serius.

"Bagaimana bisa? padahal statusmu masih pacaran dengan Kak Rion kan?” Gadis teman kantor menatap Amerla sengit. Walaupun sesama perempuan, namun dia sama sekali tidak bisa mendukung penghianatan ini. Apa pun alasannya.

Apalagi saat melihat wajah Rion yang merasa terkhianati dan dipermalukan tadi.

“Apa kalian sudah putus dan Kak Rion yang tidak mau putus.”

Sepertinya tidak, karena pancaran terkejut tadi tidak dibuat-buat. Gadis itu bertanya tapi dia sendiri sudah menduga.

“Kami tidak putus.”

“Lalu kenapa kau mengumumkan pernikahanmu tadi!” Suaranya memenuhi ruangan kecil itu. "Padahal kau masih pacaran dengan Kak Rion, apa kau tidak berfikir, selain terkejut, dia pasti malu pada kami."

Padahal hubungan mereka sudah seperti saudara. Padahal susah dan senang sudah mereka lalui bersama. Air mata dan tetesan keringat yang mereka habiskan dikantor sempit ini bersama.

Kalau aku yang hanya karyawannya saja bisa merasa sakit begini, apalagi Kak Rion. Karyawan wanita itu mengeram, selama ini dia diperlakukan dengan sangat baik oleh Rion sebagai bawahannya. Ya, walaupun tak jarang dia dimarahi dan dimaki-maki juga kalau membuat kesalahan, namun setelahnya bosnya selalu minta maaf. Jadi dia merasa bersimpati dan kasihan.

"Apa kau tidak berfikir sampai ke situ, padahal Kak Rion sangat mencintaimu, dia selalu baik padamu. Diantara kami, kau itu selalu dispesialkan dan dinomor satukan!" Berapi-api dia bicara.

Amerla sangat tidak tahu terimakasih, itulah yang ada dipikirannya sekarang. Karyawan laki-laki di meja kerjanya menghela nafas melihat pertengkaran mengerikan antar perempuan. Tapi dia tidak mau menyela, memilih berkutat dengan pekerjaannya.

Jawaban Amerla bukannya menenangkan situasi, malah semakin menyulut emosi.

“Ya, aku cuma malas menjelaskan pada kalian, jadi sekalian saja biar semuanya tahu.” Dia tersenyum dengan menutup mulutnya. "Lagi pula Kak Rion juga nggak akan marah, dia pasti mengerti. Nanti setelah dia menenangkan diri, aku akan menjelaskan padanya. Ah, gampang, dia kan nggak pernah marah padaku." Dengan entengnya Amerla menjawab.

Ya, Rion memang sangat menyukai Amerla, dia menjadi karyawan istimewa karena statusnya sebagai pacar.

Gadis di depan Amerla berdiri tiba-tiba saat dia menoleh ke arah pintu masuk. Wajahnya panik. Bantal kursi ditangannya jatuh.

“Ap, apa ada yang mau kopi? Kak Serge kita beli kopi, Ben kau mau ikut?” Karyawan laki-laki yang sedari tadi diam di depan komputernya langsung berdiri. Menundukan kepala saat melewati Rion. Dia menarik tangan Serge yang juga sepertinya sangat shock mendengar apa yang Amerla katakan tadi.

Malas, hanya karena malas kau memperlakukan Rion begitu. Serge yang meradang, sebelum tubuhnya didorong keluar ruangan.

Sekarang, tertinggalah dua orang di dalam kantor. Hening, keduanya sudah duduk berhadapan di sofa.

“Kak, kau marah?” Amerla bicara duluan, dari nadanya bicara dia masih tidak merasa bersalah atau nyalinya menciut. Karena dia tahu, Rion sangat mencintainya.

“Kenapa? Selama ini kau menggangap hubungan kita itu apa? Erla, dua tahun. Apa selama dua tahun ini tidak ada yang berarti buatmu?” Suara Rion meninggi. Padahal dia sudah membuang semua emosinya di jalanan tadi. Berharap semua bualan Serge benar.

Berharap setelah bertemu Amerla ternyata gadis itu sedang mengerjainya karena dia ini hari pertama pertemuan mereka . Namun, rasa sesak di dadanya mengumpal kembali saat mendengar perkataannya tadi.

Malas, karena malas kau mempermalukanku di depan semua orang!

“Kakak, bukan begitu.”

Rion bangun dari duduk. Walaupun dia marah, namun perasaan cinta dan sayangnya pada Amerla sudah menutupi kewarasannya. Dia berlutut di depan Amerla. Membuat gadis itu gelagapan saat Rion meraih tangannya. Menempelkan jemarinya dipipi. Dengan wajah yang seperti mau menangis.

“Aku mohon, katakan kalau kau hanya bercanda."

Senyum samar tersungging dibibir Amerla, ya, inilah reaksi Kak Rion. Yang sudah dia prediksi. Laki-laki ini akan memohon-mohon padanya. Karena Kak Rion sangat mencintainya.

"Jangan tinggalkan aku. Kau tahu kan seberharga apa kau bagiku.”

Dada Amerla berdenyut.

“Kak, aku tidak bisa menentang orangtuaku.”

“Aku akan bicara pada orangtuamu.”

Rion memang belum pernah bertemu dengan keluarga Amerla, karena gadis itu selalu beralasan belum siap mempertemukan mereka.

“Erla, aku akan minta orang tuamu membatalkan perjodohanmu. Aku akan memohon pada orangtuamu. Tapi aku mohon padamu, kau harus menolah pernikahan ini.”

“Tidak Kak.” Amerla melepaskan tangan Rion. Laki-laki mengerjap kaget.

“Kenapa?” Terduduk mundur. “Apa kau benar-benar menginginkan pernikahan dengan CEO itu. Erla…”

Amerla menghela nafas.

“Kak, kau tahu kan orangtuaku sangat benci pada kantor kumuh ini. Aku yang seharusnya bisa bekerja di perusahaan besar malah memilih tempat seperti ini.” Harga diri Rion tercekik. “Lalu, kakak mau aku memperkenalkan kakak yang pemilik tempat ini pada orangtuaku.” Wajah Amerla melengos. Menyayatkan pisau tajam di dada Rion. Bukan hanya melukai harga diri namun juga kebanggaan hidup Rion. Kantor kecil ini. Perusahaan game miliknya ini. Adalah hidupnya selain Amerla.

“Aku kan sudah janji padamu, tunggu sebentar lagi. Sekarang kita sudah melangkah menuju sukses.” Amerla menepis tangan Rion yang mau meraihnya. “Sebentar lagi.”

“Sudahlah Kak, aku sudah bangun dari mimpi kanak-kanak itu. Orangtuaku sudah menyadarkanku.”

"Erla... aku mohon. Apa dua tahun kita tidak berarti untukmu."

"Aku mencintaimu Kak, tapi, hidup kan harus realistis."

Hari itu Amerla pergi bahkan sebelum jam kerja selesai. Rion tetap belum bisa membenci gadis itu. Dia masih berharap, Amerla membatalkan pernikahannya.

Bahkan, saat hari pernikahan, Rion dan Serge menyelinap masuk ke gedung acara pernikahan. Laki-laki itu masih akan memperjuangkan cintanya hingga titik darah terakhir.

Koper besar berisi uang terbuka, tergeletak di lantai.

"Aku juga punya uang, aku tidak semiskin itu sampai tidak bisa memberimu jaminan hidup. Erla, aku mohon, batalkan pernikahan ini dan pergi denganku."

Di ruang tunggu Amerla melihat koper berisi uang yang di bawa Rion. Laki-laki itu menyamar menjadi tamu.

"Kak, kau sudah gila ya. Bawa uang itu pergi, apa kau menjual perusahaan game milikmu." Amerla sinis bicara. "Walaupun kau membawa uang sebanyak itu, orangtuaku pasti akan lebih memilih CEO Andalusia Mall, jadi berhentilah Kak."

Rion mendekat, memeluk Amerla. Gadis itu berontak, namun akhirnya membiarkan. Dia takut riasan dan baju pengantinnya rusak.

"Aku mencintaimu, aku mohon jangan campakkan aku. Aku juga punya uang untuk membahagiakanmu. Erla, aku mohon, ayo pergi dari sini." Tubuh Rion terguncang dia bicara dengan suara gemetar. "Aku mohon."

"Kak, apa Kakak pikir, orangtuaku memaksaku menikah?" Amera tertawa kecil. Membuat pelukan Rion mengendur. Laki-laki itu mendorong Amerla, mencengkeram lengan Amerla. "Awalnya mungkin, tapi setelah melihatnya, dia lebih segalanya darimu. Ya, walaupun Kak Rion memang lebih tampan, tapi calon suamiku juga lumayan. Dan yang lebih utama, dia punya uang yang bisa menjamin hidupku ke depannya."

Rion melepaskan tangannya, mundur dua langkah. Dia tidak pernah menyangka, perkataan menyakitkan itu akan terucap dari bibir Erla.

"Maaf Kak, aku hanya berfikir realistis. Dia juga menyukaiku, jadi ya, dia memiliki poin yang lebih tinggi dari Kakak, jadi aku menerima tawaran orang tua ku untuk menikah dengannya."

Dada Rion bergemuruh dengan amarah. Dia datang hari ini untuk membawa pergi Erla, urusan yang lain belakangan pikirnya. Kalau perlu dia akan memakai tangan ayahnya untuk membereskan kekacauan ini. Karena dia masih berfikir, Erla menikah karena dipaksa orangtuanya. Jadi dia ingin menyelamatkan Erla.

Tapi, tapi. Tangannya terkepal menahan kemarahan yang meluap-luap di dadanya. Dia bahkan ingin keluar dan menghancurkan pesta pernikahan Erla, bukan karena dia tidak rela Erla menikah. Namun sekarang, kemarahan karena pengkhianatan.

"Kak..." Erla meraih tangan Rion yang gemetar. "Bagaimana kalau kita tetap berhubungan setelah aku menikah, aku..."

Plak! Rion menepis tangan Amerla. Tawaran gadis di depannya rasanya sangat menjijikkan. Dia menatap Erla, dengan nafas naik turun. Hilang sudah tatapan hangat di matanya.

Tanpa bicara sepatah kata pun Rion keluar dari ruangan. Erla yang memanggilnya tidak dia hiraukan.

Hah, sudahlah, aku akan bicara dengannya nanti. Kalau aku bicara dengan imut di depannya dia pasti luluh. Amerla masih belum menyadari, kemarahan yang meluap di mata Rion.

Namun, saat gadis itu melihat Serge masuk ke dalam ruangannya dia mulai merasa ada yang aneh. Saat matanya melihat koper uang, oh, apa dia mau mengambil uang itu.

"Kak Serge mau mengambil koper uang ya?"

Serge menatap sebal wanita di depannya, karena wanita itu terlihat tidak merasa bersalah.

"Tidak, aku datang untuk menyampaikan pesan Rion." Serge juga melihat ke arah koper berisi uang. Ada perasaan tidak rela, uang sebanyak itu malah diberikan pada gadis yang sudah mencampakkannya itu. "Rion bilang, ambil semua uang itu, untuk membayarmu, karena sudah menemaninya selama dua tahun ini."

"Apa!"

"Jangan pernah muncul di hadapanku, kalau pun bertemu jangan menyapaku. Anggap saja, aku membayarmu untuk jadi pacarku selama ini."

"Hei!" Amerla menyalak marah, tersinggung. Karena dia hanya dianggap sebagai pacar bayaran.

"Jangan berteriak padaku, aku cuma menyampaikan apa yang Rion katakan. Dan." Melihat koper uang. "Uang itu sangat banyak Amerla, bahkan terlalu banyak, untuk membayar cinta palsumu."

Amerla melemparkan buket bunga yang ia sambar di atas meja ke tubuh Serge. Bunga itu jatuh ke lantai.

Serge hanya berbalik dan melambaikan tangan. Dia tergagap kaget, saat melihat Rion ternyata menunggu di depan pintu. Rion tersenyum tapi tidak mengucapkan apa pun.

Setelahnya mereka pergi meninggalkan gedung, tempat pernikahan Amerla.

Hari itu, adalah mimpi buruk Rion dalam hidupnya. Yang menorehkan luka, sekaligus kebencian pada seorang perempuan.

Bersambung

1
Widaningsih Purnama
apa kabar tuan saga dan nona Daniah berapa orang cucu mereka ...apakah tuan saga masih cemburuan ..?
Widaningsih Purnama
han dan Aran sudah punya cucu bagaimana dengan tuan saga dan nona Daniah berapa cucu mereka ya ?....🤔🤔
armychim
duplikat sekretaris HAN
armychim
baru mampir 🙏
🍒 Chi Chi 🍒
inii yg aju cari2 2 hr ak uda bca 2 th lalu suka part kendra ini
🍒 Chi Chi 🍒
aku nyari episode kendra ktmu rion dmna sih
🍒 Chi Chi 🍒
pendendam wkwkwkwk
🍒 Chi Chi 🍒
ini kaya gue. gue lahir 7 bulan katanya pas bayi kaya monyet gt, berbulu, sebotol kecap, slama 17hr di inkubator.
🍒 Chi Chi 🍒
khodam Han tdk bisa dilawan
🍒 Chi Chi 🍒
nea anak han?
🍒 Chi Chi 🍒
kisah erina ma kembara frans mana
🍒 Chi Chi 🍒
han junior namanya siapa kembaran frans ini masak han junior
🍒 Chi Chi 🍒
han - frans - rion. erina dpt han junior.
🍒 Chi Chi 🍒
kamarnya dr triplek kah smpe terdengad ibu mertua 😭
soso
terbaik ❣️❣️❣️❣️
soso
😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
soso
🤣🤣🤣🤣
soso
Terbaikkkkk😂😂😂
soso
jantungan 🤣🤣🤣🤣
soso
dari Era Saga Sekretaris Han tidak lawan 😂🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!