Aku Memilih Menyerah, Mas!

Aku Memilih Menyerah, Mas!

Bab 1

Dengan langkah riang Arumi mendatangi kantor sang suami dengan membawa makan siang untuk sang suami, wajah cantik dengan dandanan sederhana itu tidak menghilangkan kecantikan alami Arumi, wajahnya tampak lebih muda dari umurnya.

Bahkan orang berfikir Arumi anak baru lulus sekolah SMA melihat wajahnya yang babyface

"Siang bu Arumi." sapa resepsionis dengan ramah kepada Arumi, mereka sudah hafal siapa Arumi, istri dari bos mereka.

"Siang mbak, mas Deonnya ada? " tanya Arumi sopan dan tersenyum manis kepada resepsionis tersebut.

"Ada bu." jujur resepsionis kepada Arumi.

"Klau gitu aku ke atas dulu ya mbak, oh... Iya ini ada sedikit makanan untuk mbak." ujar Arumi memberikan sebuah paper bag ketangan resepsionis.

"Ahh... Ibu, klau datang selalu repot repot." ujar resepsionis dengan tidak enak hati.

"Nggak repot kok, sekalian di masak, apanya yang repot." kekeh Arumi berlalu dari meja resepsionis.

"Bu Arumi baik sekali, semoga saja hidupnya selalu bahagia." gumam resepsionis itu memandangi punggung Arumi yang sudah menjauh dari hadapannya.

Arumi memasuki lift petinggi perusahaan itu, untuk menuju keruangan sang suami.

Sementara di dalam ruangannya, Dion sedang tertawa bahagia bersama para sahabatnya, yang sedang berkunjung keperusahaannya itu, di sana juga ada beberapa orang wanita seumuran Dion.

Gelak tawa terdengar dari ruang Dion itu, bahkan Arumi bisa melihat berapa bahagianya laki laki yang berstatus suaminya itu bersama teman temanya, bahkan Arumi tidak pernah mendapatkan senyum dari suaminya itu, tidak seperti teman teman wanita suaminya itu, melihat pemandangan di sana, hati Arumi bagai tertusuk ribuan duri.

Kini baru dia sadari, ternyata bukan sifat asli suaminya yang dingin, ternyata laki laki itu bisa bersifat hangat dengan teman teman wanitanya, berbanding terbalik dengan dirinya.

Kini Arumi sadar, suaminya belum sepenuh nya bisa menerima kehadirannya, dan mungkin saja wanita yang ada di sana salah satunya kekasih sang suami, memikirkan itu membuat hati Arumi semakin sakit.

"Ion loe benaran nih, nggak mau makan siang bareng kami." manja seorang wanita kepada Dion, bahkan Arumi bisa melihat itu dengan jelas.

"Nggak bisa Diana, gue banyak kerjaan." sahut Dion dengan suara lembut, tentu saja ucapan lembut Dion itu membuat hati Arumi makin nyeri, bahkan dia tidak ingat apakah suaminya pernah berlaku lembut kepadanya, entahlah, rasanya tidak pernah.

"Ya... Nggak seru dong." rajuk Diana di bahu Dion.

Melihat Diana yang merajuk manja, membuat Dion terkekeh geli, dan tangan Dion menjawil hidung bangir Dian itu.

"Ihh... Sakit Ion." rengek Diana.

"Habisnya loe nggak pernah berubah, selalu saja menjadi anak manja, kamu loe akan berubah." kekeh Dion mengacak sayang rambut Diana.

Semua tidak luput dari pandangan Arumi.

Tidak terasa air mata Arumi meleleh di pipinya, sungguh pemandangan itu membuat dia sangat sakit hati.

Sebelum ketahuan oleh Dion, Arumi berbalik dan meninggalkan ruangan Dion, rasanya sakit sekali hatinya, ternyata keberadaannya selama tiga tahun ini tidak ada artinya bagi sang suami.

Bahkan suaminya tidak sedikit pun menghindar di peluk wanita lain, padahal ada hati yang harus dia jaga, rasanya hati Arumi remuk redam saat ini.

"Bu." panggil resepsionis.

Arumi hanya tersenyum tipis tidak ingin memperlihatkan rasa sakit hatinya.

"Ibu nggak jadi bertemu pak bos? " tanya Riri resepsionis perusahaan Erlangga itu.

"Tidak mbak, sepertinya suami saya lagi ada tami, jadi saya nggak enak mengganggunya." alasan Arumi.

Deg...

Riri baru ingat tadi banyak sekali teman teman bosnya datang, dan ada perempuan sok kecantikan yang selalu menempel pada bosnya itu, sungguh Riri tidak tega melihat wajah pias istri cantik bosnya itu.

"Saya pulang dulu ya mbak." ucap Arumi tanpa semangat.

"Iya bu, hati hati." ucap Riri khawatir.

Arumi hanya mengangguk lemah, dan berjalan keluar dari perusahaan suaminya itu.

"Pak." sapa Arumi kepada security yang sedang berdiri di lobi perusahaan.

"Iya, bu." jawab security dengan hormat.

"Bapak sudah makan? " tanya Arumi lembut.

Security itu menggeleng, "Belum bu, belum waktunya istirahat." kekeh security tersebut.

"Ini untuk bapak, klau tidak suka di buang saja yang pak." ucap Arumi lirih.

"Ehhh.. Bu." kaget security menerima rantang tersebut.

Arumi pulang kerumah dengan perasaan yang sangat sedih dan kecewa kepada suaminya itu.

Arumi duduk melamun di dalam kamar mereka, kamar yang dingin dan hampa.

Sementara itu di kantornya, Dion sudah beberapa kali melirik jam mahalnya, dan mendes*h pelan menunggu seseorang.

"Kemana sih dia, kenapa datang sangat terlambat, perutku sudah sangat lapar. " keluh Dion yang menunggu kedatangan sang istri dengan aura kesal.

"Ah elah... klau tau begini mending tadi gue ikut anak anak makan di luar." kesal Dion berdiri dari duduknya, lalu menyambar jasnya dan berlalu keluar dari ruangannya.

"Siap pak. " sapa Riri.

"Mmm... " Dion hanya berdeham tanpa ekspresi.

Mata Dion tertuju kotak makan yang berada di tangan security, dia mengenal kotak makan itu, dan melihat security membuka kotak makan itu dengan tersenyum bahagia.

Geraham Dion lansung mengeras melihat itu.

"Apa istri saya tadi sudah datang? " tanya Dion dingin.

"Sudah pak, sudah naik ke ruangan bapak, tapi balik lagi, katanya bapak lagi ada tamu, dan tidak ibu tidak ingin mengganggu, lalu dia lansung pulang." tutur Riri panjang lebar.

Deg...

Jantung Dion lansung berdetak lebih kencang, apakah istrinya melihat dia dan teman temannya tadi, sungguh perasaan Dion tidak tenang memikirkan itu semua.

Tangannya mengepal dengan sangat kuat, membayangkan Arumi yang akan marah kepadanya nanti saat pulang ke rumah, apakah wanita itu akan mengamuk atau berbuat sesuatu yang tidak di inginkan, sungguh Dion frustasi sekarang, akan menerima kecerewetan istrinya itu.

Dion hanya mendengus menahan resahnya, dan sangat kesal melihat security yang sedang menyantap makanan buatan istrinya sungguh Dion tidak rela siapapun menikmati masakan istrinya itu.

Beberapa jam berlalu, Dion sudah sampai di rumah, tapi tidak seperti biasanya akan di sambut oleh sang istri, padahal tadi dia sudah berfikir akan pusing mendengar ocehan istrinya itu, namun apa yang terjadi, semua tidak sama seperti yang dia pikirkan.

"Kemana dia." gumam Dion masuk ke dalam rumahnya, dan mencari keberadaan sang istri.

Sementara Arumi yang mendengar suara mobil sang suami yang baru pulang, hanya acuh saja, dan sibuk memasak tanpa perduli dengan kedatangan sang suami.

"Rumi." panggil Dion.

Bersambung.....

Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya, mamak datang dengan karya baru, semoga kalian suka... 😘😘🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Hai kk....
akoh udh mmpir lg....
udh esmosi plus nyesek dr awl,tp mga arumi lbh tgas lg...jgn smp dia brthan,lbh baik cari kbhgiaan sndri....

2025-03-13

1

Putri Chaniago

Putri Chaniago

jgn goyah Rumi teguh pendirian mu gugat cerai sesuai dgn judulnya ayo bercerai saja jgn kasih kesempatan k2 sprt kebanyakan cerita. ngasih kesempatan k2 itu hanya mimpi daripada dirimu yg menahan sakit n luka sendirian mendingan pisah masih ada cinta tulus yg lain

2025-03-13

1

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Assalamualaikum aq hadir ya thor

2025-03-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!