NovelToon NovelToon
Penjara Cinta Sang Mafia

Penjara Cinta Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Mafia / Konflik etika / Keluarga / Roman-Angst Mafia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:69.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

SIAPKAN KANEBO UNTUK MENYEKA AIR MATA!!!

"Manakah yang akan membunuhnya, siksaan suami atau penyakit mematikan?"

Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia.

Bukannya bahagia, Naya malah mendapat perlakuan buruk dari sang suami. Mampukah Naya bertahan dengan siksaan Zian di tengah perjuangannya melawat maut akibat penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya?




IG otor : Kolom Langit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belajar Memasak

Naya sedang menikmati perannya menjadi seorang istri yang baik. Hari itu dia mengerjakan semua jadwal tugas yang telah di tuliskan Zian untuknya. Walaupun sangat kebingungan karena pertama kalinya dirinya melakukan semua pekerjaan itu.

Dengan memegang sebuah buku resep masakan, pelan-pelan Naya belajar memasak. Matanya membulat sempurna membaca petunjuk yang tertulis dalam buku itu.

"Pertama, potong-potong wortel dan kentang kecil-kecil," Naya menatap kentang dan wortel itu dengan bingung, "Sekecil apa? Sudahlah, yang penting kecil, kan? "

Gadis itu terus memasak mengikuti petunjuk yang tertulis dalam buku resep itu.

"Tambahkan garam secukupnya," Naya menghela napas panjang, "Dasar buku bodoh, mana aku tahu secukupnya itu sebanyak apa?"

Naya menambahkan beberapa sendok garam ke dalam masakannya kemudian menambahkan lagi beberapa sendok penyedap rasa.

Setelah memasak sayuran itu, ia memanaskan minyak lalu menggoreng ikan. Percikan minyak yang panas membuatnya panik sendiri.

"Aduh, aduh... apa ini? Kenapa minyaknya meledak-ledak?" Naya menyembunyikan dirinya di balik tutup panci. Sambil beberapa kali mengintip penggorengan itu

Tiba-tiba, perutnya terasa melilit, ia mulai merasakan sakit luar biasa menjalar di perutnya.

"Aduh, perutku,," gumamnya seraya memegangi perutnya, "Aku kan tidak makan apa-apa, kenapa perutku jadi sakit begini?"

Naya kemudian teringat tadi pagi meminum kopi rasa air garam yang dia buat untuk Zian. Barulah dia mulai tersadar apa yang membuatnya sakit perut.

Sudah 4tahun terakhir ini Naya hidup dengan aturan tidak boleh makan makanan yang mengandung garam. Jika ia melanggar beberapa pantangan makannya, perutnya akan sakit.

Naya masuk ke kamar mandi, membasuh wajahnya dengan air. Menahan sakit perutnya. Dengan sisa kekuatannya, ia berusaha baik ke tangga menuju kamarnya, tidak mempedulikan masakannya yang sudah mulai gosong.

Gadis itu memasuki kamarnya, mengambil sebuah botol kecil berisi obat yang selalu di bawanya kemana-mana. Ia memasukkan sebutir pil itu ke mulutnya.

Tidak lama kemudian, Zian pulang dan melihat kepulan asap yang berasal dari dapur. Dengan segera, laki-laki itu berlari menuju dapur. Dan alangkah terkejutnya Zian melihat masakan yang ditinggal begitu saja.

"NAYAAA!!" teriak Zian menggelegar. Seolah teriakannya mampu merobohkan seisi rumah.

Naya yang masih dengan sisa-sisa sakit di perut terlonjak mendengar teriakan itu. Buru-buru, gadis itu segera berlari menuruni tangga.

"A-da apa?" tanya Naya dengan polosnya. Matanya berkeliling menatap dapur yang penuh dengan kepulan asap itu. Ia baru mengingat telah meninggalkan dapur saat sedang memasak.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau mau membakar rumahku?" teriak Zian lagi membuat Naya menutup telinganya dengan telapak tangannya, mendengar teriakan Zian yang seolah akan merobek gendang telinganya.

"JAWAB!!"

"A-aku... A-ku sedang be-lajar memasak." jawab Naya terbata-bata menahan ketakutan.

"Lalu kenapa kau meninggalkan dapur begitu saja? Kalau rumah ini terbakar, kita mau tinggal dimana?" Zian semakin berapi-api memarahi Naya, tanpa tahu sebab mengapa Naya meninggalkan dapur saat sedang memasak.

"Maaf, aku tidak akan mengulanginya," ucap Naya dengan kepala menunduk, sembari memegangi perutnya yang masih terasa sedikit sakit.

Zian berdecak kesal seraya berdecak kesal. "Kau benar-benar tidak bisa apa-apa."

Apa ini hukuman untukku karena dosa-dosaku di masa lalu, sehingga aku harus menikahi gadis bodoh ini. batin Zian.

"Maaf, aku akan belajar lebih keras lagi," ucap Naya seraya memegangi lengan suaminya itu.

"Singkirkan tanganmu, jangan sentuh aku!" bentak Zian membuat Naya melepas tangannya yang memegangi lengan Zian.

"Bersihkan itu!!" Zian menunjuk beberapa peralatan memasak yang menghitam akibat masakan yang gosong.

"Baik." Walaupun takut, namun Naya masih berusaha menunjukkan senyumnya. Kemudian bergegas membersihkan dan mencuci perabotan yang dia gunakan tadi.

Setelah itu, Zian mengambil wajan lain dan memanaskan minyak. Ia mulai menunjukkan cara menggoreng ikan yang benar pada gadis itu.

"Perhatikan ini! Awas kalau lain kali ulnagi kesalahan yang sama."

Sambil tersenyum, Naya menatap wajah Zian tanpa berkedip, gadis yang masih terbilang remaja itu begitu terpesona dengan wajah Zian yang baginya sangat sempurna.

Sadar sedang dipandangi, Zian langsung menatap tajam pada Naya, membuat gadis itu gelagapan.

"Kenapa kau memandangiku seperti itu?"

glek

Oksigen, mana oksigen, aku merasa kehabisan nafas saat dia menatapku begitu...

"Aku ... Anu ... Kau..."

"Berhenti menatapku seperti itu!!" Zian berbicara pelan tepat di depan wajah Naya, hingga hembusan nafasnya terasa begitu hangat bertiup di wajah gadis itu.

"HEY!!" teriaknya membangunkan Naya dari lamunannya. "Kau benar-benar suka membuatku berteriak ya?"

"Hehe, maaf aku melamun."

"Dasar gadis bodoh. Awas saja kalau kau melamun yang jorok-jorok."

"Tidak. Aku hanya merasa memasak berdua itu sangat romantis," ucap Naya dengan polosnya, membuat Zian menghela napas panjang. Sungguh Naya benar-benar telah menguji kesabarannya.

*****

Masakan selesai, Naya menata makanan di meja dengan riang gembira. Padahal Zian terus saja memarahinya. Namun, gadis itu seperti sangat kebal dengan kata-kata kasar yang terlontar dari bibir Zian yang pedas menghujam jantung.

Semua kata-kata kasar yang di lontarkan Zian hanya di balas dengan senyuman.

Zian pun mulai makan dengan lahapnya.

"Kau tidak makan?" tanya Zian ketika menyadari Naya hanya memandanginya makan, tanpa menyentuh makanan sedikitpun.

"Aku akan makan nanti."

"Kenapa?" tanya Zian sinis. "Ah, tentu saja. Kau tidak terbiasa makan makanan seperti ini. Aku hampir lupa kalau sebelumnya kau tinggal di istana yang megah, dengan makanan yang enak-enak."

"Bukan begitu. Aku hanya--"

Naya terdiam setelahnya. Alasannya tidak makan karena makanan yang ia masak untuk Zian menggunakan garam dan penyedap rasa yang merupakan pantangannya. Selama beberapa tahun ini, para pelayan di rumahnya memasak makanan khusus untuknya sesuai petunjuk dokter dan ahli gizi.

Tidak ingin Zian mengira dirinya pemilih dalam makanan, Naya pun meraih piring dan mulai memakan makanan itu, tanpa mempedulikan akibat yang mungkin akan terjadi padanya.

*****

"Aku mau kembali bekerja," ucap Zian sesaat setelah selesai makan siang.

"Iya," sahut Naya. "Kau pulang jam berapa?"

"Aku akan pulang malam. Siapkan saja makan malam. Hati-hati di rumah, jangan sampai kau membakar rumah ini."

Naya mengekor di belakang Zian yang berjalan keluar rumah, gadis itu menyunggingkan senyum saat Zian menaiki motor dan meninggalkan rumah itu.

Naya pun harus kembali merasakan sakit yang luar biasa di perutnya akibat memakan makanan yang menjadi pantangannya.

Di kamar, Naya membaringkan tubuhnya dengan posisi tengkurap. Berharap sakit di perutnya berkurang.

***

"Bos, ada apa? Sepertinya kau sangat kesal?" tanya Dimas ketika melihat wajah Zian bagai benang kusut.

"Gadis bodoh itu hampir saja membakar rumahku," Dimas terperanjak mendengar ucapan bosnya.

"Membakar rumah?" tanya Dimas Heran.

"Iya. Kau tahu, dia memasak dan meninggalkannya begitu saja. Jika saja aku tidak pulang tepat waktu, entah apa yang akan terjadi." Zian bersungut-sungut mengingat kecerobohan Naya di rumah tadi.

"Dia bisa memasak? Ah... itu luar biasa. Aku pikir gadis modern jaman sekarang tidak suka bersentuhan dengan dapur,"

"Kenapa kau malah memuji si malapetaka itu?" Zian mulai marah lagi mendengar ucapa Dimas.

"Tidak, Bos... Aku tidak memujinya. Aku hanya merasa sedikit terkejut, gadis manja itu mau memasak untukmu," kata Dimas yang sedang menghindari perdebatan panjang dengan bosnya itu.

*Kau tidak tau kan, si malapetaka itu membuat kopi rasa air laut. Dan tadi dia memasak sayuran yang sangat aneh. Aku sampai mual makan masakannya. batin Zian

BERSAMBUNG***

1
Salsa Billa
Asalaamualaikum kak 😭😭😭mengulang kmbali lgi dan lagi skrg yg ini lgi🙏🙏🙏🙏
Mila Resmiawan
Luar biasa
Salsa Billa
Assalamualaikum kakak q mengulang kmbali di sini yg ini entah brapa x mengulang walau kdg tdk sampai d Ahir Krena sdh sangking sering ny mengulang karya''kakak,pdhl yg trahir Thun kpn KK up nov Bru ksih ani aku yg setia menunggu karya"mu kmbali misal dewaaa 😭😭😭
Komang Sopiani
Luar biasa
Aulia Hanifa Ar Rabani
Lumayan
Aulia Hanifa Ar Rabani
Kecewa
Han Lifa
😭😭😭😭😭😭😭😭
Cee Suli
hallo kak mampir lagi aku, sehat selalu ya
Han Lifa
Luar biasa
Hadi Nr
😭😭😭😭😭😭😭
jumirah slavina
buahahahahahahahahahaaaaa
jumirah slavina
lope to Thor...
jumirah slavina
dasar begundal b0doh
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
sini Akoeh kasih tau...
Zin yg menculik Naya buat bulan madu.. 🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
kasian s' Nita slalu jd tumbal 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
siapkan daftar permintaan mu buat Zin Mu itu Nay.....🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
wwuuiiihhh bs gombal jg ya mafia b0doh satu ini 🤣🤣🤣🤣🤣🏃🏃
jumirah slavina
jawaban'y krn dia b0doh Nitaa...
jawab aja dalam sebulan 4x wanita datang bulan... 🤣🤣🤣
jumirah slavina
Kau lebih b0doh... brcinta aja liat buku dulu... 🤣🤣🤣🤣🤣🏃🏃🏃
jumirah slavina
tolong siapapun geplak kepala s' Zin ini... geregetan Aku tuhhhhh...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!