Akibat dari perceraian orang tua pasti akan berdampak pada kehidupan anaknya. Apa lagi anak itu ada di masa pubertas yang mengalami pertumbuan secara fisik, maupun uperilaku-perilakunya.
Joko Susanto adalah salah satunya.
Dia adalah remaja yang putus sekolah.
Dan memutuskan untuk meninggalkan desanya untuk bekerja di perbatasan kota Y. Ia tinggal di kosan putri milik istri dari kakak keponakannya, Parmin. Dan istrinya yang bernama Rani.
Karena Parmin ini jarang pulang kerumah, Joko dan Rani pun menjadi sangat akrap. Tidak terkecuali kepada Elsa adik dari Rani dan juga Bude Atun ibunya Rani dan Elsa.
Karna kosan itu adalah kosan putri, Joko pun juga dekat dengan banyak wanita di sana. Ada mahsiswi yang bernama Indri, ada juga pemilk salon yang bernama Dina.
Belum di luaran kosan
Ada Lastri penjual angkringan,
nyonya Santi, dan masih banyak lagi.
Dan mereka semua cantik-cantik dengan kelebihan masing-masing yang mereka miliki.
Siapakah yang nantinya akan menjadi istri Joko?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon joko susanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duduk di parkiran kosan
"Permisi" Terdengar suara wanita memanggil dari arah luar warung.
Seketika Rani melepaskan genggaman tangannya kepada Joko dan menyudahi bermesraannya dengan Joko. "Ya" Rani segera menjawab panggilan itu dan beranjak menuju warung.
Terliat Joko sedikit kecewa dengan kedatangan calon pembeli tersebut. Ia nampak berusaha meredakan perasaannya tersebut dengan memanjangkan tarikan nafasnya, dan mengeluarkannya dangan mengelembungkan pipinya, dan mengeluarkan nafas itu dari mulutnya. Setelah perasaannya agak mereda Joko pun beranjak untuk membantu Mbak Rani.
Setelah menyelesaikan melayani pembeli warung. Bude sudah berada di warung tersebut, kemudian saatnya giliran Joko untuk makan malam, Joko pun beranjak ke rumah belakang untuk makan malam. Nampaknya Elsa sudah menyelesaikan makan malamnya.
Terdengar suara Elsa menghidupkan musik dari dalam kamarnya, yang terdengar Joko saat ingin masuk rumah utama.
Joko pun sendirian di sana tanpa ada yang menemani. Akhirnya Joko mempercepat ritual makan malamnya karena sebenarnya Joko takut kalau sendirian di sana.
Karena rumah Mbak Rani ini termasuk rumah yang tua. Yang kata orang-orang kalau rumah tua itu pasti angker.
Setelah menyelesaikan makan malamnya Joko pun bergegas untuk menuju kosan. Ia mempercepat jalannya menuju kosan.
Dan setelah sampai kosan Joko pun menjadi lega. Ia pun masuk ke dalam untuk mengambil rokok di kamarnya.
"Lho kok cepet Ko," ucap Rani yang saat itu sedang ngobrol dengan Bude di kursi favoritnya. "Iya Mbak lha ga ada temennya," ungkap Joko.
"Ha ha pasti takut ya Ko," ucap Rani mengejek. " Ya ga lah, cuma kurang nikmat aja kalau makan sendirian," ungkap Joko beralasan. "Tadi di ajak bareng Bude ga mau," Bude ikut berkomentar. Joko membuka pintu kamar mengambil rokok dan keluar lagi. "Pasti mau ngrokok," ucap Rani yang hafal kebiasaan Joko.
"Iya Mbak," Joko pun keluar menuju tempat parkir.
Joko merokok di area parkir dekat dengan tangga yang menuju keatas kosan. Di sana ia sering melihat mahasiswi yang datang dan pergi dari kosan itu.
"Mari Mas, " sapa dari salah satu mahasiswi berkaca mata, yang sering pulang dengan berjalan kaki. Selama tinggal di kosan ini, sudah keempat kalinya Joko di sapa olehnya, saat Joko duduk di area parkir tersebut. Joko melihat mahasiswi itu berjalan ke arah tangga menuju keatas.
Dan saat berada di tangga mahasiswi itu akan tersenyum ke pada Joko.
Karena tempat duduk yang di duduki Joko, terletak menghadap ke bawah tangga agak ke samping dari tangga tersebut.
Di tempat duduk tersebut, Joko juga sering melihat wanita cantik, yang sering sekali keluar masuk dari arah kiosnya, untuk menjemur handuk, seprai, dan sebagainya di dekat tangga naik tersebut. Wanita cantik beralis tebal itu selalu menyapa Joko dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Sehingga Joko pun juga membalasnya dengan begitu pula. Setelah Joko selesai dengan rokoknya iya pun ingin masuk ke dalam.
" Permisi Mas, ibu Atunnya ada Mas?," tanya seorang wanita yang tersenyum kepada Joko.
Joko yang saat itu hendak membuka pintu belakang kios pun menoleh ke samping. Dan ternyata wanita itu adalah wanita yang sering ia lihat.
Menjemur pakaian di dekat tangga itu. Wanita cantik yang barusan, sudah ada di sini. Batin Joko.
"Iya Mbak, Bude Atun ada di dalam," ucap Joko "Mas ini siapanya ibu Atun ya Mas? kok aku sering liat Mas ini sering berada di sini," tanya wanita itu. "Aku keponakan Mbak Rani Mbak," jawab Joko. "Ow keponakan Mbak Rani anaknya ibu Atun ya, kenalin Mas, aku Dina aku yang ngontrak sebelah sini," Dina memindah sesuatu yang ada di tangan kanannya ketangan sebelah kirinya, setelah itu mengulurkan tangan kanannya.
"Aku Joko," Joko mengulurkan tangannya pula dan menjabat tangan Dina. " Mas kalau mau lulur atau mau Spa, boleh Mas ketempatku, kusus Mas boleh kok," ucap Dina.
Ya Mbak Terima kasih," ucap Joko. Setelah itu Joko membuka pintu kosan dan masuk kedalam. "Bude, ada yang cari," ungkap Joko.
"Siapa Ko? Jawab Bude. " Itu dina tetangga sebelah," ucap Joko. Bude Atun pun segera beranjak menemuinya.
Sedangkan Joko langsung mengambil alih tempat duduknya di samping Mbak Rani. Saat Mbak Rani fokus melihat keluar, ke arah Ibunya. Tiba-tiba Joko mencium pipi Mbak Rani sebelah kiri. Seketika Rani terkejut di buatnya.
"A...a ga mau ah, kalau curi- curi gitu...!," rengek Mbak Rani manja dan memukul-mukul Joko secara sepontan.