Di kehidupan sebelumnya, Qin Tian adalah seorang Kaisar Abadi, hampir mencapai puncak kultivasi. Namun, di ambang keabadian, ia dikhianati oleh murid kepercayaannya dan tewas dalam pertempuran besar.
Takdir membawanya kembali seribu tahun ke masa depan, terlahir sebagai pemuda lemah dari keluarga kecil. Dunia telah berubah—sekte-sekte lama runtuh, hukum kultivasi semakin sulit, dan para penguasa baru menguasai langit.
Namun, dengan ingatan dan pengalaman kehidupannya yang lalu, Qin Tian bersumpah untuk bangkit kembali! Ia akan mengguncang dunia dengan teknik yang telah lama hilang, membangun sekte terkuat, dan membalas dendam pada mereka yang menghancurkannya!
Saat ia mendaki kembali menuju puncak, ia menyadari bahwa musuh lamanya juga telah bereinkarnasi, dan perang antara kaum fana, iblis, dan dewa akan segera dimulai!
"Langit mungkin telah melupakanku... Tapi aku akan membuat dunia kembali berlutut!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LpC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19: Latihan yang Tak Kenal Lelah
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Qin Tian terus berlatih di bawah pengawasan ketat Instruktur Zhang. Setiap pagi dan sore, ia berdiri di depan batu besar, berusaha menguasai ‘Tangan Naga Guntur’. Teknik ini, yang menggabungkan kecepatan dan kekuatan, mengharuskan Qin Tian untuk mengendalikan Qi dengan sangat presisi.
Pada awalnya, ia hanya bisa menghasilkan ledakan kecil yang tak berarti, namun seiring berjalannya waktu, kemampuannya mulai berkembang. Setiap kali ia gagal, ia tidak pernah menyerah. Sebaliknya, kegagalan itu semakin mendorongnya untuk mencoba lebih keras.
Instruktur Zhang, yang mengamati latihan Qin Tian, mulai terlihat terkesan dengan ketekunan bocah itu. Meskipun tubuh Qin Tian terkadang terlihat kelelahan, matanya tetap bersinar dengan tekad yang kuat.
Pada hari ke-15 pelatihan, Qin Tian akhirnya bisa menghasilkan ledakan Qi yang cukup besar, meskipun belum sempurna. Batu yang dihadapinya pecah menjadi dua bagian, namun ledakan itu masih sedikit melenceng dari target yang diinginkan.
“Tidak buruk,” kata Instruktur Zhang, memberikan pujian pertama sejak pelatihan dimulai. “Namun, kau masih harus meningkatkan kontrolmu.”
Qin Tian mengangguk. “Aku mengerti, Instruktur.”
Hari demi hari, Qin Tian semakin mahir mengendalikan Qi. Ia kini bisa menghasilkan ledakan yang lebih kuat dan lebih terarah, meskipun belum sekuat yang ditunjukkan oleh Instruktur Zhang.
Namun, waktu terus berjalan, dan batas waktu satu bulan semakin dekat. Qin Tian tahu bahwa ia harus memberikan yang terbaik jika ingin merebut posisi murid dalam.
Pada hari ke-29, Qin Tian merasa tubuhnya semakin lelah. Tangan kanannya terasa kebas, dan Qi yang ia kendalikan kadang-kadang melarikan diri tanpa terkendali. Ia merasa seolah-olah sudah mencapai batasnya.
Namun, ia ingat kata-kata ibunya sebelum ia meninggalkan rumah: “Jangan pernah menyerah, Qin Tian. Setiap kali kau merasa lelah, itu adalah tanda bahwa kau sedang menuju ke arah yang benar.”
Dengan tekad baru yang menyala dalam hatinya, Qin Tian kembali mengumpulkan Qi di telapak tangannya. Ia mengingat semua latihan yang telah ia lakukan, setiap kegagalan, setiap keberhasilan.
Dengan satu ledakan terakhir, Qin Tian menyalurkan Qi-nya dengan kekuatan penuh.
BOOM!
Ledakan Qi yang terfokus menghancurkan batu besar di depannya, meninggalkan sebuah kawah besar di tanah. Qin Tian terengah-engah, tubuhnya jatuh ke tanah karena kelelahan.
Instruktur Zhang yang menyaksikan dengan diam, akhirnya berkata, “Kau berhasil.”
Qin Tian tersenyum lemah, tubuhnya terasa hancur, tetapi hatinya penuh dengan rasa puas. Ia tahu bahwa ini adalah titik balik dalam perjalanannya menuju kekuatan.
Pada keesokan harinya, Instruktur Zhang memanggil Qin Tian ke aula pelatihan. “Kau telah berhasil menguasai ‘Tangan Naga Guntur’ dalam waktu yang singkat. Aku akan merekomendasikanmu sebagai murid dalam,” katanya dengan nada serius.
Qin Tian tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. “Terima kasih, Instruktur!”
“Namun, ingat, ini hanyalah langkah awal. Di dunia kultivasi, perjalananmu baru saja dimulai. Masih banyak tantangan yang menantimu.”
Qin Tian mengangguk, menyadari bahwa ia masih memiliki banyak hal yang harus dipelajari. Namun, dengan posisi sebagai murid dalam, ia yakin bahwa ia akan dapat melangkah lebih jauh dalam dunia kultivasi.
Dengan tekad yang semakin kuat, Qin Tian melangkah maju, siap untuk menghadapi segala rintangan yang ada di depannya. Dunia kultivasi yang penuh tantangan ini baru saja dimulai bagi dirinya.