Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
"Mahira, kamu mau menusuk aku dari belakang. Padahal aku sangat mempercayai mu." Batin Meera yang dipenuhi rasa amarah karena Meera berfikir kalau Mahira sengaja untuk menjauhkan Nando dari nya dan anak anaknya.
"Dokter Meera, anda tidak apa apa?" tanya Dokter Evan.
"Its ok, aku tidak apa apa, aku sudah terbiasa begini."
Dokter Evan juga merasa kasian dengan Dokter Meera. Dia menyuruh Meera untuk duduk dan segera mengambil kan minum untuk nya.
"Dokter Evan, bolehkah saat ini aku cemburu pada Mahira?" tanya dokter Meera.
*
**
Malam Harinya.
Nando dan Mahira langsung ke rumah sakit untuk menjenguk Dinda. Meera selesai bekerja jadi sudah berada di ruangan Dinda.
Meera langsung berdiri tatkala melihat kedatangan Nando dan Mahira. Mahira tersenyum pada Meera namun Meera hanya merespon dengan wajah datar nya.
"Mas Nando, bisakah kita bicara di mobil?" tanya Meera.
Nando menatap Meera, ia bisa melihat kalau Meera sehabis menangis padahal jarang sekali kalau Meera menangis.
Nando pun mengikuti istri pertamanya itu. Kini di ruangan itu hanya ada Dinda dan Mahira saja.
"Kamu punya mata apa tidak sih, apa kamu tidak bisa melihat kondisiku seperti ini? Kenapa kamu malah membawa papaku pergi." Ucap Dinda dengan sinis.
Mahira hanya diam, Dinda menyuruh nya untuk pergi karena tidak betah menatap wajah Mahira.
Disisi lain, Nando dan Meera kini sudah ada di dalam mobil. Meera menumpahkan tangisnya lagi.
"Anak anak kita sedang susah malah Mas pergi bersama Mahira. Mas keterlaluan." Ucap Meera.
"Sayang , Mas menyusul Mahira ke kampung nya. Mahira mencoba untuk kabur lagi untuk kesekian kalinya." Jawab Nando.
Meera menatap Nando dengan jengah.
"Setelah dia melahirkan, talak Mahira dan suruh dia pergi dari keluarga kita. Aku sudah baik padanya. Tapi malah dia sudah memanfaatkan kebaikan ku."
Nando tak habis pikir dengan pola pikir Meera. Dulu Meera selalu memarahi Nando jika Nando menjauhi Mahira. Namun kini malah sebaliknya Meera menginginkan Mahira untuk pergi. Tapi sekarang hati Nando bimbang. Dia sadar jika sudah mulai mencintai Mahira dengan ikhlas tanpa ada rasa penyesalan.
"Mas, kenapa Mas diam saja?" Tanya Meera.
"Kehidupan Mahira begitu sangat mengenaskan, kita tidak boleh menambah beban nya." Jawab Nando.
"Apa maksud Mas Nando? Mahira yang justru menambah beban di keluarga kita. Semenjak kehadiran nya rumah kita seperti neraka. Setiap harinya anak anak tidak bahagia dengan kehadirannya." Bentak Mertua.
Nando mengeryitkan dahinya, jadi ini sikap asli Meera di belakang Mahira? Nando tersenyum kecut lalu memberikan kartu kredit untuk Meera.
"Seperti nya kamu memang lelah, besok kamu ambil cuti dan berbelanja lah sepuasnya, biar anak anak aku yang urus." ucap Nando.
Tapi kartu itu malah di buang oleh Meera. Dan itu membuat Nando geram. Istrinya yang lembab kini sudah berubah total menjadi pembangkang.
"Aku tidak butuh uang mu." Ucap Meera sambil keluar dari mobil.
Nando melihat kepergian Nando hanya bisa menghela nafas. Jika kini Mahira sudah mudah di atur tapi justru kini Mereka yang malah memberontak! Ketika Nando akan keluar dari mobil, tiba tiba Shinta menelpon Nando. Nando dengan malas mengangkat nya.
"Kenapa Tuan sangat tega padaku? Kenapa Tuan melaporkan saya ke polisi?" Tanya Shinta.
"Pasti kamu sekarang sedang bersembunyi? Takut? Itulah akibat nya jika kamu macam macam dengan ku. Shinta begini kah kamu membalas kebaikan ku? Kamu merekayasa semuanya dan membuat dua istri ku marah pada ku?" Ucap Nando.
"Aku sangat mencintaimu Tuan Nando. Aku bahkan rela untuk menjadi yang ketiga di hati Tuan. Bahkan saya rela mengirimkan video saya pada Tuan Nando."
"Hahahaha....." Nando hanya tertawa, dia tidak tertarik pada wanita seperti Shinta yang selalu memamerkan video tanpa busana pada setiap pria. Tak hanya Nando. Teman dekat Nando pun juga menjadi korban kegenitan Shinta.
"Asal kamu tahu , aku punya istri yang masih muda dan lebih cantik darimu, aku tidak tertarik padamu, dan Video yang kamu kirim kan selalu aku hapus. Shinta lebih baik cari sembunyi yang aman karena polisi sudah memburu mu." Ucap Nando.
Nando pun mematikan ponselnya lalu teringat dengan Mahira. Mahira sedang berada di ruangan Dinda.
Nando takut jika Dinda terang terangan tak menyukai Mahira. Saat berjalan di lorong. Ia sengaja melihat Meera berdua an dengan salah satu dokter senior disini.
Saat dokter itu melihat keberadaan Nando, beliau langsung menarik tangan nya yang sedang mengusap air mata Meera.
Nando mendekati mereka. Meera menatap nya dengan malas.
"Pak Nando, sudah lama tidak berjumpa. " Ucap Dokter Rendy.
Jika dilihat, Dokter Rendy berusia 10 tahun lebih dari mereka.
"Iya, saya juga baru melihat Anda."
"Saya sempat dipindah tugaskan ke kota sebelah, tapi sekarang saya dikembalikan lagi ke sini. Saya sangat senang bisa bertugas lagi disini." Ucap Dokter Rendy.
Meera langsung berjalan meninggalkan mereka. Nando tersenyum pada Dokter Rendy lalu menyusul Meera.
"Nando, Meera terlalu baik untuk mu. Pria ba\*\*\*\*\*n seperti mu tak seharusnya memiliki Meera." Batin Dokter Rendy.
Nando berjalan beriringan dengan Meera , Meera masih tak mau menatap Nando.
"Sebegitu dekatkah dengan nya?" Tanya Nando.
"Mas Nando cemburu?" Tanya Meera.
"Tidak, aku hanya memastikan saja."
Meera tersenyum kecut, lalu ia memasuki ruangan Dinda yang ternyata Mahira masih ada disana sedang duduk di sofa.
Lagi lagi Meera tak memperdulikan nya membuat Mahira sedih.
"Ra, ayo aku antar kamu pulang!!" Ucap Nando sambil mengulurkan tangannya pada Mahira.
"Mas, boleh kah saya bicara berdua Kak Meera?" Tanya Mahira.
Meera tetap tak memperdulikan nya, ia malah lebih membenarkan rambut Dinda yang menutupi mata. Rupanya Dinda sudah tertidur pulas.
"Baiklah, Mas akan keluar. Kalian jangan bertengkar ya!!!"
Setelah Nando keluar Mahira meminta Meera untuk duduk di sebelah nya. Meera pun menuruti nya namun masih menunjukkan wajah tak bersahabat.
"Kak Meera marah padaku?" Tanya Mahira dengan lembut.
"Apa yang ingin kamu katakan Ra??? Untuk apa aku marah padamu?"
"Jika tidak marah kenapa Kak Meera tidak mau menatap wajah saya? Saya minta maaf sebesar besarnya jika ada salah sama Kak Meera."
Meera menghela nafas, ia berusaha untuk menatap mata biru Mahira. Mahira menatap nya dengan lembut.
"Mahira, kamu terlalu muda untuk Mas Nando, jarak kalian 20 tahunan, kalian cocok nya menjadi ayah dan anak!" Ucap Mertua lalu mencoba untuk melanjutkan kalimatnya.
"Setelah kamu melahirkan, kamu harus pergi dari kehidupan Mas Nando. Dokter Evan pasti mau menampung kalian, maksud ku pasti dia mau menjadikan kamu istrinya dan menerima kedua bayimu." Ucap Meera.
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..