Alisha seorang desainer muda yang mengalami perpindahan tubuh , akibat pembunuhan yang dilakukan oleh salah satu musuhnya .
Apa yang sebenarnya terjadi dengan alisha ?
Tubuh siapa yang saat ini ia tempati ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perubahan Phoenix
" Terimakasih sudah mengeluarkan saya putri ," ucap burung Phoenix dengan riang .
Dia berdiri dengan gagah di depan Feng yin . Tidak seperti burung yang baru menetas dari telurnya.
" Jadi kamu burung Phoenix !" Feng yin menatap burung di depannya dengan pandangan kagum . Kemudian ia menyadari jika pakainya berubah .
" Kok aku bisa langsung ganti baju ?" tanya Feng yin heran .
" Bukan hanya baju yang berubah , tetapi penampilan putri juga berubah ."
" Apa benar Seiryu ?"
" Benar Yin'er."
Karena penasaran Feng Yin mengambil cermin dari ruang sistem . Kemudian dia melihat wajahnya di cermin .
" Kok bisa cantik begini ?"
" Ya bisa ... setiap burung Phoenix menjalin kontrak dengan majikannya akan terjadi hal seperti ini ."
" Kamu Benar-benar indah Phoenix . Baru kali ini aku melihat burung Phoenix," puji Feng yin .
" Tentu saja ... kami tidak bisa langsung menetas begitu saja . Hanya orang-orang yang berjodoh dengan kami , yang bisa menetaskan telur kami ."
" Kok kamu langsung menjadi burung besar ? bukankah seharusnya habis lahir kecil dulu ya ? benar tidak ?"
" Yang putri kemukakan memang benar ... tetapi berbeda denganku aku langsung bisa menjadi besar sesuai kekuatan yang dimiliki oleh tuannya. Karena kekuatan tuan putri besar ... maka aku langsung tumbuh besar ."
" Hebat !"
' Terimakasih pujiannya Puteri. "
" Setelah ini apa yang akan kamu lakukan?" tanya Feng Yin penasaran. Masak dia akan terbang bebas seperti itu ?
" Tentu saja mengikuti kemanapun putri pergi ," jawabnya enteng .
" Dengan bentuk seperti ini ? apakah kamu tidak takut menggemparkan penduduk?"
" Putri tidak perlu khawatir.... saya bisa berubah menjadi burung kecil ."
" Betulkah?" tanya Feng Yin meragukan ucapan di burung Phoenix.
" Lihatlah baik-baik putri !"
" Hebat !"
" Apakah dengan begini saya bisa mengikuti kemanapun putri pergi ?" tanya si Phoenix begitu dirinya berubah menjadi burung kecil yang imut.
" Tentu saja ," jawab Feng Yin tanpa ragu .
" Sekarang apa yang akan kita lakukan Yin'er?" tanya Seiryu memotong pembicaraannya dengan Phoenix.
" Pertama kita isi perut dulu . Tadi kita tidak sempat untuk mengisinya."
Feng Yin meraba perutnya yang lapar . Dari tadi ingin makan tertunda terus .
" Apa yang ingin kamu makan ?"
" Seadanya saja ."
" Tuan putri bisa mengambil ikan di sungai itu ," ucap Phoenix.
" Apakah ada ikannya ?"
" Ada putri , air itu sebenarnya air suci . Dan ikan yang hidup didalamnya sangat lezat dan bermanfaat," jawab burung Phoenix itu tanpa ragu .
" Memangnya kamu pernah memakannya?"
" Tidak ."
" Lah ... terus tahu dari mana ?"
'" Cuman menebak ," jawab Phoenix santai .
Dirinya saja baru bisa keluar dari cangkang telur . Memangnya kapan dia punya kesempatan untuk makan ?
" Aduh ... capek deh!"
" Putri bisa mencobanya, mungkin apa yang saya ucapkan memang benar ."
" Baiklah... Seiryu tolong dong !"
" Tenang saja Yin'er.... aku akan ambilkan ikan itu untukmu."
" Good ... you are the best !"
Meskipun tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Feng Yin, Seiryu mengangguk . Kemudian dengan tangan kosong Seiryu berhasil menangkap beberapa ikan .
Sedangkan Feng Yin mempersiapkan bumbu yang akan ia gunakan. Dia mengambilnya dari ruang sistem .
Phoenix hinggap di bahu Feng Yin . Memperhatikan segala kegiatan yang dilakukan oleh Feng Yin.
" Apa yang sedang putri lakukan?"
" Panggil saja aku Yin'er seperti Seiryu ."
" Tidak bisa ... aku lebih suka memanggil putri ."
" Terserah deh ... yang penting kamu senang."
" Terimakasih."
Sambil menunggu seiryu, Feng Yin juga mulai menyalakan api . Dia menggunakan arang yang ada ruang sistem.
" Ikannya sudah aku ambil . Lihatlah... sepertinya apa yang dibicarakan oleh Phoenix benar . Ikannya benar-benar sehat."
" Kamu benar ... kita akan makan enak . Sudah kamu bersihkan kan ?"
" sudah .'
" Oke mari kita bakar !"
Feng Yin menyalakan arang dengan pemantik . Setelah arang itu terbakar Feng Yin melumuri ikan dengan bumbu yang telah dibuatnya. Kemudian menusuknya dengan ranting yang ada di sekitar situ
Baunya menyeruak begitu ikan itu dipanggang. Siapapun akan meneteskan liur saat menghirup aromanya . Begitupun dengan Phoenix yang yang notabenenya seekor burung.
" Harumnya!"
" Apakah kamu juga makan , Phoenix?"
" Tentu saja .... memangnya aku tidak perlu makan gitu ?"
" Kirain cuman makan angin ," sindir Feng Yin .
" Kembung dong !" ucap Seiryu .
" Seratus buat Seiryu !"
" Untukku ?"
" Zero !"
" Apaan tuh ?"
" Kosong alias tidak ada nilainya !"
" Putri ma gitu !" rajuk Phoenix.
" Dilarang protes ... nih coba kamu makan , enak tidak ?"
Tanpa disuruh dia kali Phoenix memakan ikan yang di sodorkan untuknya.
" Enak putri !" puji Phoenix begitu daging ikat itu masuk dalam paruhnya.
" Bagus ... ini punyamu Seiryu !"
" Terimakasih Yin'er ."
" Sama-sama.... mari makan!"
Setelah makan mereka keluar dari gua . Phoenix bertengger dengan tenang di bahu Feng Yin. Kali ini Feng Yin mengajak Seiryu untuk pulang .
Tidak seperti saat berangkat , sekarang Feng Yin menggunakan ilmu meringankan tubuhnya agar bisa cepat sampai ke rumah . Tidak sampai sehari mereka sampai dengan selamat di rumah . Setelah itu Seiryu kembali ke ruang sistem .