Irene, seorang gadis cantik yang gampang disukai pria manapun, tak sengaja bertemu Axelle, pria sederhana yang cukup dihindari orang-orang, entah karna apa. Sikapnya yang dingin dan tak tersentuh, membuat Irene tak bisa menahan diri untuk tak mendekatinya.
Axelle yang tak pernah didekati siapapun, langsung memiliki pikiran bahwa gadis ini memiliki tujuan tertentu, seperti mempermainkannya. Axelle berusaha untuk menghindarinya jika bertemu, menjauhinya seolah dia serangga, mendorongnya menjauh seolah dia orang jahat. Namun anehnya, gadis ini tak sekalipun marah. Dia terus mendekat, seolah tak ada yang bisa didekati selain dirinya.
Akankah Irene berhasil meluluhkan Axelle? Atau malah Axelle yang berhasil mengusir Irene untuk menjauh darinya? Atau bahkan keduanya memutuskan untuk melakukannya bersama setelah apa yang mereka lalui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Complicated
"Kalian ini pacaran, ya?"
Bisikan itu membuat Axelle bangun dari tidurnya, ia langsung menoleh kearah John yang tengah membungkuk untuk berbisik di telinganya.
"Loe ngapain sih?" Tanya Axelle sambil mengusap telinganya yang mendadak geli, setengah berbisik.
"Kemarin loe gak peduli dia pergi, sekarang main peluk-pelukan di atas kasur. Heh, gw ini jomblo gara-gara harus ngurusin mahkluk kayak loe, bisa gak sih hargain gw sedikit?"
Axelle menatap Irene yang memang semalam tidur bersamanya, ia lupa bahwa John bisa masuk kapan aja ke apartemennya ini.
"Hei, malah bengong. Enak ya tidur berdua? Bagi dong, gw disana ya?" Ujar John, ia melangkah akan menghampiri Irene di sisi lainnya, tapi Axelle menahannya.
"Jangan, kasurnya sempit..." Ujar Axelle, hanya alasan itu yang terpikirkan olehnya. "Sana keluar!!"
"Ck, pelit loe!!" Ujar John sambil berjalan pergi, meninggalkan Axelle bersama Irene yang masih tidur di single bed itu.
Axelle menghela nafas, ia menatap Irene yang tak terganggu dengan bisikan John tadi. "Aishh, ngeselin emang..."
Axelle keluar dari kamarnya, saat John tengah mengaduk kopi buatannya. Ia duduk di depan pantry dapur, kala John asyik bersenandung sambil menikmati kopinya.
"Mau kopi?" Tanya pria itu, seolah ini adalah apartemen miliknya.
"Gw bisa bikin sendiri..." Ujar Axelle sambil mengeringkan kepalanya yang basah, John mengendikkan bahunya tak peduli. "Loe ngapain sih bolak-balik kemari? Gak takut ditangkap, hah?" Ujarnya, setengah kesal.
"Gak mungkin, koneksi gw banyak, lagian gw kan pengawal pribadi." Ujar John, santai.
"Bisa gak loe jangan bilang itu dengan jelas, ntar ada yang salah paham." Ujar Axelle, setengah berbisik.
"Ah, ya, gw lupa. Kan loe lagi nyamar jadi miskin, ya?" Ujar John, nada bicaranya terdengar menyebalkan. "Hei!!" Teriaknya tiba-tiba, saat Axelle melemparkan handuk kearahnya. "Basah, tau gak sih?"
"Mandi sono!!"
"Gw udah mandi kali, apaan sih?" Ujar John, kesal.
"Pulang sono, kalo loe masih kerja sama bokap gw!!" Ujar Axelle, sebal.
"Gw masih butuh duit, maaf." Ujar John, innocent. "Btw, loe pacaran sama tuh cewek?" Tanyanya, lagi.
"Entahlah, hubungan gw sama dia rumit." Ujar Axelle, pelan.
"Hei!! Mana ada cowok bawa cewek ke apartemennya dua kali, tidur bersama, apalagi cowoknya loe, kalo nggak pacaran." Ujar John, Axelle memutar matanya. "Paling nggak, ciuman mungkin pernah..."
Uhuk!!
Axelle tersedak ludahnya sendiri, wajah itu memerah sepenuhnya. "So-sok tau loe!!"
"Cowok sama cewek udah ciuman itu namanya pacaran, Bego!!" Ujar John, gemas.
"Gw gak ciuman, gw cuman... Loe masang CCTV ya disini? Biar bisa ngawasin gw? Suruh bokap?"
"Elahh, biasa aja kali. Gw cuman nebak kok, berarti beneran ya loe udah ciuman sama tuh cewek?"
Axelle memilih diam, bahkan ia gak menatap John balik. Wajah hingga telinganya yang memerah sudah cukup memberi jawaban pada John, membuat pria itu tersenyum.
"Udah gede ya loe!!" Ujar John sambil mengacak rambut Axelle, membuat Axelle menatapnya tajam.
"Jangan sentuh rambut gw, gw baru aja keramas!!" Ujar Axelle, kesal.
"Hmm, jadi ceritanya gimana? Loe ketemu dia di mana? Kencan pertama loe gimana? Dia..."
"Apaan sih? Kepo banget dah, ada hal yang lebih penting dari itu." Ujar Axelle, risih. "Dia bakal tinggal sama gw, mereka udah nemuin dia."
"Apa?"
"Mereka juga tau nama gw, entah gimana caranya mereka bisa tau." Ujar Axelle, kesal. "Dan lagi, mereka bisa masuk apartemennya Irene..."
John terdiam, ia menyeruput kopinya. "Ini sih udah serius banget, gak semudah itu untuk tau pass rumah orang, kecuali orang itu yang ngasih tau."
"Gak mungkin, gak ada yang tau pass-nya, kecuali Irene, lagian kombinasi angka pass rumah Irene itu cukup rumit..."
John terdiam, ia menghela nafas. "Kerjaan gw nambah deh,..." Ujarnya, Axelle menepuk pundaknya. "Dan loe yakin Irene bisa tinggal disini sama loe?"
"Kenapa emangnya?"
"Ayolahh, loe cowok normal. Ntar kalo kelepasan, gimana?" Tanya John, membuat Axelle mengerutkan keningnya. "Loe ngaku gak pacaran aja udah tidur-tiduran, gimana kalo tinggal berdua? Mau ngapain lagi loe?"
"Cuman tidur, gak masalah, lagian gw bisa tidur nyenyak karna dia juga."
"Loe yakin cuman tidur? Gimana kalo ada insiden?"
"Insiden kayak gimana?"
"Duhhh!! Polos apa bego sih, ya Tuhan!!" Ujar John, gemas. "Gw cariin apartemen baru buat Irene, di depan rumah loe kebetulan ada yang kosong."
"Lho, kenapa?" Tanya Axelle, bingung.
"Percayalah, ini buat kebaikan loe. Kalo loe nikah muda, tuan besar bakal ngamuk sama gw!!" Ujar John sambil menepuk pundak Axelle, lalu ia beranjak. "Gw pergi, gw bakal tanyain apartemen depan. Dan satu lagi, kalo main, tolong pake pengaman ya?"
Blush!!
"Ya!! JONATHAN, APA YANG LOE PIKIRIN BARUSAN?" teriak Axelle, marah, tapi John segera berlari pergi dari sana sambil tertawa keras.
"Inget pesan gw ya?"
"PERGI SANA LOE!!" teriak Axelle, kesal. Aishh, John gila!! Kenapa pikirannya selalu berputar-putar disana sih? Kenapa juga gw harus mikirin itu? Dia gak ada apa-apanya, gak ada yang menarik darinya, tapi...
Blush!!
Wajah Axelle semakin memerah, kala ia mengingat kejadian semalam. Gak boleh dipikirin, gak boleh dipikirin...
"Axelle!!"
"APA LAGI?"
Irene terdiam, kala Axelle membentaknya cukup keras. "Maaf, gw ganggu?"
Axelle menatap Irene yang memakai kemeja putih miliknya, tentu saja itu adalah ukuran besar untuk Irene. Shit!! Gw gak bisa berhenti mikirin yang semalam...
"Loe kenapa sih?"
"Gw gak papa, bikinin sarapan sana!!"
"Loe mau sarapan?"
"Bikinin aja, kenapa sih?" Ujar Axelle, kesal.
"Biasa aja, bisa gak?" Bentak Irene, tak mau kalah. Ia berjalan menuju pantry dapur sambil menggerutu, Axelle hanya menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Gw beneran bisa gila, kalo tinggal sama nih cewek!!