Agnes menjalani kehidupan yang amat menyiksa batinnya sejak kelas tiga SD. Hal itu terus berlanjut. Lingkungannya selalu membuat Agnes babak belur baik secara Fisik maupun Psikis. Namun dia tetap kuat. Dia punya Tuhan di sisinya. Tapi seolah belum cukup, hidupnya terus ditimpa badai.
"Bagaimana bisa..? Kenapa Kau masih dapat tersenyum setelah semua hal yang mengacaukan Fisik dan Psikis Mu ?" Michael Leclair
"Apa yang telah Dia kehendaki, akan terjadi. Ku telan pahit-pahit fakta ini saat Dia mengambil seseorang yang menjadi kekuatanku. Juga, Aku tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik untukku, Michael." Agnes Roosevelt
Rencana Tuhan seperti apa yang malah membuat Nya terbaring di rumah sakit ? Agnes Roosevelt, ending seperti apa yang ditetapkan Tuhan untuk Mu ?
Penasaran ? Silakan langsung di baca~ Only di Noveltoon dengan judul "Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATPM_Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Bibir laras bergetar. Sekuat tenaga Laras mengumpulkan tenaga untuk bersuara.
“Ag.. Agnes... Maaf.. Hahh... Aku..” Kali ini bukan kebohongan. Laras benar-benar menangis karena takut. Rasa takut membuat dirinya kesulitan untuk bernafas. Dia syok dengan kenyataan yang baru saja keluar dari mulut Agnes.
Wanita yang di anggap Nya sangat baik, anggun, lugu dan gampang di manfaatkan selama ini, ternyata menyimpan banyak sekali hal yang tidak Ia ketahui. Laras sadar, bahwa sejak awal Dia tidak pernah tau apapun tentang Agnes. Dia hanya sok tau dan merasa bangga dengan pencapaian bahwa Dia berhasil menjadi sahabat Agnes dan berhasil mendapatkan Pria-pria di lingkungan kampus untuk Dia tiduri.
“Laras, kendalikan nafas Mu.” Tutur Agnes dan kembali duduk di tempatnya. “...Emosi yang tidak stabil dapat memengaruhi kandungan Mu, benar kan?”
Laras mengangguk cepat dan meminum air putih yang sempat Lusia sediakan tadi. Berharap aliran air yang tertelan bisa menghempaskan rasa sesak di dada. Nyatanya tidak. Tidak ada perubahan apapun pada kondisinya saat ini.
Kembali Agnes memangku satu kakinya dengan atensi yang terfokus pada Laras. Hal itu membuatnya hampir tercekat dengan tatapan yang Agnes berikan. Tenang namun tajam. Penuh akan rahasia dan juga keseriusan. Agnes tidak sedang berpura-pura saat ini.
“Haah... Dengarkan Aku Laras. Aku rasa Aku tidak bisa—“
“Ku mohon, bantu Aku.” Potong Laras yang merasa Agnes tidak akan membantu nya. Padahal Agnes ingin mengatakan hal lain terkait masa lalu di kampus dulu. “...Jika Kau tidak mau dan tetap melanjutkan pernikahan dengan Charles, apa yang akan terjadi pada Ku ? Aku tidak bisa menggugurkan kandungan ini. Aku sudah punya riwayat menggugurkan sebelumnya, jadi—“
“APA ?!” Sela Agnes bergidik ngeri dengan mata yang membola. “Tadi... Kau bilang apa ?” Agnes memastikan bahwa telinga nya yang salah dengar.
“Aku.. Aku sudah menggugurkan anakku sebelumnya.” Jelas Laras dengan tubuh yang bergetar. Agnes saat ini tidak lagi memasang senyum. Muncul perempatan di kening dan juga terlihat jelas bahwa rahangnya mengeras. Agnes kembali berdiri dan memotong jarak di antara ke duanya. Dia sudah berdiri di hadapan Laras, bahkan sampai menunduk agar Atensi nya berada disatu garis yang sama dengan Laras.
“Kau sudah berapa kali hamil ?”
“Ti... Tiga kali—“
PLAK!
Satu tamparan mendarat di wajah Laras yang berparas cantik dengan sempurna. Bunyi tamparan itu menggema, mengatakan dengan jelas bahwa tamparan ini dibaluti kekuatan dan amarah.
“Hah ?! Kau menamparku ??! Agnes, Itu bukan salah Ku. Aku hanya menggugurkan sebanyak dua kali. Yang ketiga gugur dengan sendirinya—“
PLAK!!
“Kau tidak pantas merasa lega dengan fakta itu, Laras! Kau bertanggung jawab penuh atas semuanya!” Geram Agnes dnegan intonasi suara yang mulai naik satu oktaf.
Laras tidak terima dua pipinya di tampar dengan sangat keras oleh Agnes. Maka Dia pun balas bersuara dengan intonasi yang lebih tinggi, “Aku tidak lega, Agnes. Kenyataan nya kan memang begitu. Ini bukan salah Ku—“
PLAK!!!
“Aarrgghhh..!” Teriak Laras karena tamparan ketiga lebih sakit dari yang sebelumnya. Agnes menggunakan punggung tangan dan menampar sambil menggigit bibir bawah karena berhadapan dengan Manusia tolol yang berhasil membuat Nya merasa sangat murka.
“Hah!” Agnes menarik garis senyum di satu sisi dan melihat langit-langit rumah. Amarahnya benar-benar langsung naik dengan cepat ke atas kepala. “Bukan salah Mu ? Laras, Kau menggugurkan dua janin pertama. Kau pikir tidak ada dampak pada dinding rahim Mu ? Janin ke tiga gugur dengan sendiri nya kata Mu ? Aku tau betul itu pasti karena ulah Mu sendiri. Kau tidak menjaga pola makan, pola pikir dan juga rasa gatal untuk mencicipi setiap batang pria yang lewat di depan Mu bukan? Iya kan ? Kau pasti tetap melakukan hubungan intim secara belebihan sehingga anak ke tiga Mu, yang seharusnya bisa terlahir akhir nya meninggal!”
“Diaamm..!!” Teriak Laras frustasi dengan derai air mata. Dia tidak suka keadaan ini, dengan situasi saat ini. Keadaan yang tidak memihak ini membuat Dia kesal. Tamparan dan teriakan Agnes sukses menciptakan rasa sakit.
“Kau merasa lega karena janin ke tiga gugur dengan sendiri nya ? Lalu bagaimana dengan yang pertama dan ke dua ? Laras, Kau PEMBUNUH!” Lontar Agnes melebarkan matanya sambil memegang ke dua bahu Laras. Dia sungguh muak dengan pola pikir yang dimiliki Laras sehingga bisa membuat Dia menjalani hari seperti sebelum-sebelumya tanpa memikul rasa bersalah sedikitpun.
“Ini.. Ini bukan salah Ku. Ini Karena—“
“Tsk tsk tsk tsk tsk!” Agnes berdecih dan memandang Laras penuh rasa jijik. Agnes sadar, orang seperti Laras ini baru benar-benar merasa bersalah setelah menerima karma. Agnes merasa semakin geram karena tipe-tipe orang seperti ini justru berumur panjang dan dapat merasakan kebahagiaan di dalam hidup tanpa rasa bersalah.
“Kau gagal total Laras. Kau gagal menjadi manusia, Kau gagal menjadi Ibu, dan Kau berakhir menjadi Pembunuh. Haah.. Aku sudah memikirkan hal ini. Mari jangan berteman lagi ke depannya. Jangan pernah bertingkah seperti sebelum-sebelumnya di masa mendatang. Jika Kau nekat, Aku akan membuat Mu malu dengan berbagai macam sindiran!” Tuntas Agnes dan membalikkan badan. Dia berniat untuk naik ke lantai dua, dan masuk ke kamar.
Namun, teriakan Laras berhasil menghentikannya.
“Lalu bagaimana dengan anak yang ada di dalam kandungan Ku saat ini?! Kau tidak akan membantu ? Hah!! Kau jahat.. Ugghh, Kau sangat jahat!!”
“Laras, hentikan omong kosong Mu. Kau tau dengan pasti Siapa yang lebih jahat di sini bukan ?”
Dada Laras naik turun. Emosi yang berputar dan nafas yang berantakan membuat penampilannya sangat kacau saat ini. “Hahh... Hahh.. Kau—“
“Hei, berhentilah berbicara. Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan janin Mu. Pergi dari sini. Tenang saja, Aku akan mengatakan hal ini pada dua keluarga dan menjadikan Mu pengantin yang berdiri di sisi Charles Eklet lima minggu dari sekarang.”
“Te.. Terimakasih... Sungguh—“
“Sudahlah. Ingat perkataan Ku baik-baik. Ini bantuan terakhir yang Ku berikan pada Mu.” Agnes kembali berbalik dan menaiki anak tangga. Teringat ada yang belum terucap, membuat nya kembali bersuara “Ah, jangan lupa untuk merekam saat melakukan hubungan intim dengan Charles dalam minggu ini. Itu akan sangat membantu Mu dalam pertemuan yang akan diadakan hari senin minggu depan. Paham ?”
“Emm...” Laras mengangguk-ngangguk antusias dan pergi sambil membawa tas nya dengan buru-buru. Dia pun merasa semakin tercekik jika berada di tempat yang sama dengan Agnes.
Agnes tidak berbalik sedikitpun saat naik ke kamar. Saat pintu tertutup, Agnes langsung menghela nafas panjang.
...*** ...
Di dalam mobil, Laras tengah tersenyum bahagia. Apapun fakta mengejutkan tentang sikap Agnes barusan, sama sekali tidak mengubah fakta bahwa Agnes akan membantu Laras. Dia akan menikah dengan Charles Eklet. Pria tampan dan juga kaya raya yang akan jadi penopang kehidupan mewah nya di masa mendatang.
“Hah! Mari jangan berteman untuk kedepannya ? Pffftt.. Hahaha.. Aku kehilangan diri Mu juga tidak masalah, Agnes. Asalkan Aku bisa menikahi Charles, Aku sungguh tidak membutuhkan Mu lagi di dalam hidupku. Kau pikir acting yang tadi berhasil menunjukkan bahwa diri Mu kuat ? Tidak. Sama sekali tidak, Agnes. Aku tau betul bahwa Kau sangat menyukai fakta bahwa Kau di jodohkan dengan Pria dari keluarga Kaya raya. Astaga, Agnes... Bagaimana rasa nya, hm ? Pasti sakit sekali jadi diri Mu. Finally, kemenangan bertengger di pihak Ku. Nak, Kamu harus bertahan dengan baik di dalam sana. Kau adalah senjata terkuat yang Ibu punya saat ini.” Lontarnya sambil mengusap perut dengan lembut.
Seperti yang sudah di katakan sebelumnya, Ketololan yang Laras tanam di dalam benak berhasil tumbuh subur dan menutupi logika. Sampai-sampai melupakan bagaimana rasa takut mencengkramnya dengan erat saat berhadapan dengan Agnes yang sedang tidak beracting sama sekali.
...*** ...
Jangan lupa like dan komen ya. Thank you so much Darling~♡