NovelToon NovelToon
Kisah Kimeera

Kisah Kimeera

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gibran Atharrazka

Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.

Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.

ikuti kisah Kimeera disini yah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Khumaira menatap wajah sang putri yang terlihat berbeda.Wanita berhijab itu segera mendekati Kim yang tampak duduk melamun padahal sepertinya ia sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Mama lihat kamu seperti sedang memikirkan sesuatu sayang,ada apa?"tanya Khumaira lembut sambil mengusap rambut putrinya.

"Eh,tidak ada ma.Hanya saja aku lagi memikirkan skripsiku ini.Mudah-mudahan saja selalu lancar"ujar Kim sambil tersenyum,ia sedang berbohong tentunya.Bukan soal skripsi tapi soal Karim Mahesta.

"Benarkah?bukannya anak mama ini adalah perempuan yang pintar,kenapa kamu harus kuatir.Mama percaya kamu pasti bisa"kata Khumaira lagi.

"Ah mama,memangnya jika aku pintar aku tidak akan melakukan kesalahan?"kata Kim dengan nada manja.

"Salah itu lumrah sayang,semua orang pasti membuat kesalahan.Jadi jangan terlalu di pikirkan"kata Khumaira bijak.

"Hm.,mama memang is the best,aku sayang banget sama mama"kata Kim memuji.

"Kamu juga is the best"balas Khumaira lantas memeluk Kim dengan penuh kasih sayang.

"Ya sudah,kamu lanjut mengerjakan skripsimu itu,tetap semangat ya sayang.Nanti kalau butuh apa-apa bilang sama mama.Ok,mama mau memeriksa berkas dulu di ruang kerja"kata Khumaira lantas berlalu pergi dari kamar Kim.

Kim menatap punggung sang mama dengan raut sendu.Dia belum berani bertanya soal Karim Mahesta pada wanita yang sudah melahirkannya itu.

"Maaf ma,aku bohong sama mama"gumam Kim lirih.

Gadis itu sebenarnya sudah tidak sabar untuk mencari papa kandungnya itu.Ingin meluapkan semua pertanyaan yang ia simpan sejak dulu.Apa salah mama dan dirinya hingga laki-laki itu tega pergi begitu saja tanpa penjelasan.

Haruskah ia bertanya tentang sang papa pada Tuan Ibrahim dan Nyonya Kania?

Segala kemungkinan terlintas di benaknya,membuat Kim terlihat kacau walaupun sekuat tenaga ia pendam.Tak ingin membuat Khumaira merasa kuatir padanya,untuk pertanyaan yang ingin ia sampaikan pun tak ingin ia katakan karena takut menyakiti hati sang mama.

"Hhu!aku pikir semua akan baik-baik saja.Semakin dewasa ternyata semakin bertambah beban hidup"ucap Kim sambil tersenyum kecut.

Walaupun begitu ia sangat bersyukur karena punya ibu sebaik sang mama.Dan karena itu lah timbul pertanyaan,bagaimana bisa Karim Mahesta melukai hati wanita sebaik mamanya.

Itu bukan soal dendam,tapi hanya karena Kim ingin tahu alasan apa yang membuat ia terlupakan oleh lelaki yang telah membuat ia hadir di dunia ini.

"OK,Karim Mahesta,tunggu aku datang.Tapi sekarang aku harus menyelesaikan tanggung jawabku dulu disini"kata Kim lantas sibuk kembali dengan ketikan di keyboard laptopnya.

*****

Vihaan baru saja keluar dari salah satu restoran tempat ia bertemu dengan kliennya.

"Vihaan!"teriak seseorang yang sangat ia kenali,membuat pria itu mendengus tertahan.Ia menghentikan langkah kakinya tepat di depan pintu samping mobilnya.Si sopir sudah siap membukakan puntu kursi penumpang namun di cegah oleh Vihaan.

"Kita perlu bicara!"kata Claudia tak tahu malu.

"Aku sibuk dan jangan menggangguku lagi"kata Vihaan tegas menatap tajam wajah perempuan yang pernah ia cintai itu dulu.

"Sebentar saja,aku mohon tolong dengarkan aku dulu"pinta Claudia menatap Vihaan dengan wajah memelas.

"Tidak sekarang,aku harus pergi"tolak Vihaan.

"Jadi kapan?"tanya Claudia sambil menahan lengan Vihaan.

"Aku tidak janji karena aku sibuk"kata Vihaan sembari melepaskan genggaman gadis itu dari lengannya dengan gerakan tegas.

"Please Vihaan"pinta Claudia membuat pria itu risih.

"Please Claudia,aku tidak ingin di ganggu sekarang,kamu sudah membuang waktuku percuma"ujar Vihaan lantas membuka pintu mobilnya dan masuk.

"Jalan pak"kata Vihaan pada si sopir dengan nada tegas.

Claudia menghentakan kakinya kesal,jauh-jauh datang kesini hanya demi bisa menemui Vihaan malah di acuhkan seperti itu.Padahal sebelum ia datang ke kota ini,ia dengan percaya diri berpikir bahwa Vihaan belum bisa move on dari dirinya.

Nyatanya yang ia temukan adalah Vihaan semakin sukses dan sudah punya seseorang disisinya.Dan sialnya perempuan yang sempat ia hina itu adalah putri salah satu dari jajaran pemegang saham terbesar di kota ini.

Claudia menunduk sedih,andai saja dulu ia tidak tergoda dengan si brengsek Robert pasti sekarang ia sudah hidup bahagia dengan Vihaan.Bergelimangan harta juga kasih sayang.

Dan sialnya adalah Robert hanya mempermainkan dirinya,setelah merasa bosan laki-laki itu pergi begitu saja tanpa mau peduli padanya.

Claudia merasa sesak,ia sedang hamil sekarang.Dan ia tidak tahu bagaimana caranya agar aibnya tertutupi dengan sempurna.

Ia ingin meminta bantuan Vihaan,egois memang tapi Claudia sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa.

"Robert sialan!"umpat Claudia lantas berlalu dari sana dengan perasaan kesal dan marah.

Si sopir melirik tuan mudanya di kursi penumpang berlahan.Wajah Vihaan tampak menahan kesal namun tetap di sembunyikan dengan ekspresi datarnya.

"Pak bos tidak apa-apa?"tanya si sopir pelan.

"Aku baik-baik saja,jangan kuatir"kata Vihaan datar.

"Apa wanita tadi mengganggu anda pak bos?"tanya si sopir lagi dengan hati-hati.

"Abaikan saja dia,dia hanya sedang mencari jalan keluar dari masalahnya"kata Vihaan pelan.

Mereka sama-sama terdiam.

Jelas,Vihaan bukan orang bodoh.Ia tahu jika Claudia sedang dalam masalah yang terjadi karena ulahnya sendiri.Dan Vihaan tidak mau terlibat didalamnya.

Vihaan tersenyum miring,enak saja Robert yang berbuat kenapa dia yang di kejar-kejar.Awas saja si brengsek itu!

"Ben,tolong cari keberadaan Robert,aku ingin bertemu dan memberi dia pelajaran"kata Vihaan pada si sopir.

"Robert siapa pak bos?"tanya Ben pelan.

"Ah iya,Robert Allan dia kemungkinan masih di Bali,temukan dia dan bawa dia padaku"kata Vihaan lagi.

"Tidak apa-apa kalau di culik pak bos?"tanya Ben sedikit konyol.

"Apapun yang penting dia ada di hadapanku"kata Vihaan membuat Ben tak lagi bertanya.

*****

Kim tersenyum lega,akhirnya setelah berjuang dengan segala macam problema.Skripsinya selesai juga,tinggal menunggu jadwal untuk sidang dan ia bisa segera mencari Karim Mahesta di luar kota.

Rasanya sudah tidak sabar untuk itu,walaupun ia masih harus tetap sabar untuk beberapa waktu lagi.

"Semoga selesai Wisuda nanti,Vihaan tidak sedang sibuk jadi kami bisa segera pergi"kata Kim pelan.

"Hai Kim,apa kabar?"sapa Vecia ramah disampingnya ada Sam dengan wajah cerahnya.

"Eh,hai juga.Aku baik.Wah sepertinya aku sudah melewatkan banyak hal tentang kamu Sam"kata Kim sambil tersenyum simpul.

Vecia dan Sam saling bertukar pandang sesaat lalu Vecia menyodorkan sebuah kartu undangan dengan desain simple namun terlihat cantik.

"Apa ini?"tanya Kim dengan raut bingung.

"Acara pertunangan kami,kamu harus datang.Biar bagaimanapun kamu adalah teman baik Sam"kata Vecia dengan ceria.

Kim spontan menutup mulutnya dengan telapan tangannya.

"Serius?aku pikir kamu dan Juan akan bersama.Tapi malah sama Sam,Ini sangat luar biasa Vecia"kata Kim takjub.

"Sam memahamiku dengan baik tanpa aku harus bersusah payah menjelaskan"kata Vecia memuji pria di sampingnya itu,menatapnya dengan tatapan tulus dan iti bisa Kim lihat.

"Duh sweet banget kalian berdua.Aku benar bahagia untuk kalian.Semoga langgeng ya sampai tahap selanjutnya"kata Kim tulus.

"Aamin"sahut Vecia dan Sam kompak.

"Dih kompaknya,aku jadi baper"ledek Kim sambil tertawa.

"Aku pasti akan datang"kata Kim senang.

"Jelas harus datang"kata Vecia lagi.

Kim lantas berpamitan,membiarkan kedua sejoli itu masih tetap disana dengan segala tingkah romantis yang elegan.

Kim tersenyum,Vecia telah mengambil langkah selebar itu untuk masa depannya.Sementara dirinya bahkan masih abu-abu untuk itu.

Entahlah masih banyak yang harus di lakukan sebelum memutuskan bagaimana ia nantinya kedepan.

Tentang Karim Mahesta,tentang hubungannya dengan Vihaan yang tanpa kejelasan atau apalagi yang akan terjadi kedepannya.

Kim tidak tahu,ia hanya akan menjalaninya dengan baik saja.Semoga saja semua berjalan sesuai rencana.

1
Gibran Atharrazka
Thanks to Rowan👍
Rowan
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
Mắm tôm
Cerita ini begitu menghanyutkan!
Donny Chandra
Ingin membaca lagi dan lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!