Pertemuan di suatu peristiwa yang cukup menegangkan. membuat sang pria yang ditolong jatuh hati pada penolongnya.
Aland Rey Dewantara menklaim bahwa Sera Swan adalab miliknya.
Hai.. readers..
Karya pertama ku dan pengalaman pertamaku..
Semoga suka ya. mau tes duku nih ombaknya.. hehe
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunavery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25 : Dinner?
“SURPRISEE..”
Sera mengejutkan Aland saat dirinya keluar dari ruangan. Terlihat Davin dan beberapa karyawan lainnya juga ikut memberikan kejutan pada bos mereka. Ada yang menggunakan topi ulang tahun dan ada juga yang meniup terompet.
Sera maju selangkah dan meminta Aland untuk meniup lilin yang sedang di pegangnya.
Aland pun tanpa ragu menyelipkan doa terbaiknya untuk masa depannya bersama Sera lalu meniup lilin tersebut.
Aland pun mencium kening Sera meskipun sebenarnya Sera malu jika dilakukan di tempat umum.
“Untuk hari ini saya akan mentraktir kalian makan siang dan untuk restorannya silahkan kalian diskusikan sendiri. Semuanya akan di akomodasi oleh Davin. Terima kasih.” Ucap Aland mengapresiasikan karyawannya.
“Ini kartunya kamu yang pegang dan ajaklah siapapun untuk makan siang.” Aland menyodorkan sebuah black card kepada Davin lalu di anggukinya.
“Baik tuan. Terima kasih.” Seru Davin.
Aland lalu menarik Sera untuk masuk ke dalam ruangannya dan Aland mengunci pintu tersebut.
“Kenapa di kunci?” Tanya Sera bingung. Jantungnya kini berdetak kencang lagi saat Aland mendekatkan dirinya sambil menatap penuh cinta.
“Aku ingin berdua bersamamu. Harusnya kamu memberiku kado.”
Mata mereka saling pandang. Keduanya terlihat sudah saling mencintai dan Aland tau bahwa Sera sudah benar benar mencintainya. Tinggal tunggu dirinya sah untuk dimiliki.
“Sudah aku letakkan di atas meja kamu tadi. Dan oh itu sudah kamu buka..” tunjuk Sera pada sebuah jam tangan yang sudah berada di luar kota hadiahnya.
“Tapi aku ingin lebih dari itu Sera..”
Blush..
Muka Sera memerah mengingat ciuman atau hanya kecupan mereka kemarin. Itu saja sudah membuatnya keringat dingin lalu apalagi yang ingin diminta oleh Aland.
“Jangan macam macam kamu Al. Aku habisi kamu..” ancam Sera nadanya agak sedikit bergetar antara takut atau malu.
Aland yang melihat kekasih nya malu semakin terlihat menggemaskan dan rasanya ingin segera dirinya sembunyikan dari banyak orang. Sera hanya miliknya.
Aland semakin mendekat dan
Cuppp
Bibir Aland mendarat di kening Sera cukup lama lalu melepaskannya.
“Aku hanya ingin menciummu.” Ucap Aland lalu mengambil jam itu dan memakainya.
“Itu bukan hanya jam Al. Itu custom.” Kini Sera duduk di sofanya.
Aland menelisik dan menemukan inisial SS pada jam tersebut.
“Sera Swan.” Lirih Aland tersenyum bahagia.
Tak lama terdengar dering ponsel Aland berbunyi. “Mama”
Aland lalu mengangkatnya dan seketika raut wajahnya berubah. Tak lama dirinya mematikan ponselnya.
“Ada apa Al? Apa terjadi sesuatu?” tanya Sera yang melihat perubahan wajah Aland.
“Akan aku ceritakan nanti. Aku akan menjemputmu makan malam jam 7 aku akan ke apartemen. Aku harus menemui mama dulu.”
Aland bergegas mengambil Jas nya dan mencium kening Sera lagi dan keluar dari ruangan itu.
Sera mematung dan melihat kotak hadiahnya yang terbuka, “Setidaknya dia menyukai kado dariku.”
Sera pun melanjutkan pekerjaannya. Hingga sore pun tiba Aland tak memberinya kabar lagi. Dengan perlahan dia pun memasuki mobilnya dan menuju apartemennya.
Sera mencoba mengetuk namun tidak ada jawaban dari Aland.
“Belum pulang ya.” Pikir Sera lalu mauk ke apartemennya.
Hari ini Sera ingin membicarakan tentang pernikahan mereka dan Sera sudah terima jika tanggal pernikahan itu dipercepat karena melihat kesungguhan Aland kepadanya membuat dirinya tak ingin melepaskan Aland untuk siapapun.
Sera lalu bersiap untuk makan malam. Tak lama pesan singkat masuk. Sera berharap itu dari Aland. Namun harapannya pupus.
‘Kami sedang berkumpul di resto X. Kami berharap kamu bisa datang Sera.’
SEAN
Sera hanya membacanya lalu dirinya mencoba menghubungi Aland namun panggilannya tak terjawab. Ponselnya mati.
Diliriknya jam sudah menunjukkan 7.15 dan Aland tak muncul atau memberi kabar apapun.
“Apa yang terjadi?” pikir Sera cemas.
‘Sera apakah kamu sibuk sampai tak bisa datang?’
SEAN
‘Aku kesana’ balas Sera.
Sera pun bergegas mengganti lagi pakaiannya yang semula dress dan menjadi pakaian casual yang biasa dia gunakan saat masih menjadi anggota militer.
Sera memacu mobilnya dan berhenti disebuah resto sesuai alamat yang diberikan oleh Sean.
Sera masuk dan bertanya ruang VIP dimana anggota nya dulu berada. Pelayan itu mengantarkan Sera ke ruangannya namun matanya melirik ke sudut cafe yang terlihat cukup sepi.
“Aland” gumam Sera.
Tangan Sera terkepal melihat pemandangan itu. Seharian tak ada kabar dan dirinya menemukan Aland bersama wanita yang tak lain adalah Bianca berdua di resto yang sama.
“Sera.” Panggil Jay yang melihat Sera masih berdiri di dekat pintu ruangan.
Hal itu tak luput dari pandangan Aland yang mendengar nama kekasihnya yang dipanggil. Wajahnya cukup terkejut melihat Sera sedang melihatnya dan tersenyum tipis dengan tatapan marah.
Jay yang tak mengetahui itu mengajak Sera masuk ke dalam ruangan dan Sera pun mengikutinya.
Aland yang melihat Sera dirangkul dan masuk ke dalam ruang VIP itu ingin menyusul namun tangannya di tahan oleh Bianca.
“Tolong Al. Kita belum selesai.” Seru Bianca. Bianca sebenarnya melihat Sera sejak memasuki resto itu namun dirinya tak menggubris dan berharap tak melihat dirinya dengan Aland.
Aland mengeratkan rahangnya dan kembali duduk. Dirinya tidak suka siapapun pria merangkul Sera.
“Cepat katakan. Aku tidak ingin calon istriku salah paham!” Aland nerkata dengan menahan amarah.
Di dalam ruang VIP Sera mencoba untuk ceria dan tak ingin mencampurkan masalah pribadinya dengan teman temannya.
Mereka pun bercerita dan bersenda gurau saling melempar candaan hingga Sean melihat Sera terlihat berbeda karena hanya duduk dan tertawa seadanya.
“Apa yang sedang kamu pikirkan Sera?” tanya Sean duduk disamping Sera.
“Ah gak ada kok. Cuma agak gak enak badan aja.” Jawab Sera.
“Apa karena pria bernama Aland yang berada di luar tadi? Aku melihat dirinya datang bersama wanita lain. Awalnya aku pikir itu kamu tapi ternyata bukan.” Jelas Sean.
Saat Sera akan menjawab sebuah pesan singkat masuk.
“Aku tunggu kamu di parkiran”
Aland.
seharusnya,
"Berhenti disana atau kami tembak?"
kamu harus tau arti sinopsis dan prolog. dan itu pengenalan tokoh lebih baik dibedakan bab lainnya, biar enggak campur begini.