Kanzia Ayudia Renata, seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang orang disekitarnya karna tubuh gendutnya, bahkan ayah kandungnya sendiri terlihat lebih menyayangi kakak tirinya. Sampai akhirnya ia menjalin hubungan dengan seorang laki laki yang ia pikir mencintainya dengan tulus ternyata hanya memanfaatkan dirinya dan pergi meninggalkannya bersama kakak tirinya tepat dihari pernikahnnya.
Saat semua orang mengucilkan dirinya tiba tiba pria tidak dikenal datang dan mengajukan diri untuk menikahinya dan membantunya untuk merubah dirinya.
Yuk simak kisah Kanzia bagaimana ia merubah takdirnya dan membalaskan rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafitri kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 : Bertemu ayah
Semenjak pertemuan pertamanya dengan wanita cantik di depan butik waktu itu, ia selalu memikirkan wanita tersebut yang ternyata adalah Kanzia, Noah yang belum bisa terlelap dalam tidurnya, karena ia terus membayangkan wajah cantik Kanzia yang tersenyum manis padanya dihari pernikahannya dengan Clara.
"Bagaimana bisa dia berubah menjadi secantik itu, bahkan Clara tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan Kanzia yang sekarang, ia benar benar terlihat sempurna," ucap Noah dalam hati sambil tersenyum.
"Aku akan mendekatinya kembali, aku yakin ia masih memiliki perasaan padaku, Kanzia sangatlah polos jika aku kembali merayunya ia pasti akan menerima ku kembali, bagaimanapun caranya Kanzia harus menjadi milikku," batin Noah.
*****
Mentari sudah mulai menampakkan diri, cahayanya masuk melewati celah celah gordeng, Kanzia mulai mengerjapkan matanya karna tidurnya yang mulai terusik, ia pun bangun dan meraih hp disampingnya sambil melihat jam.
Kanzia begitu kaget ketika melihat jam di hpnya sudah menunjukkan jam 7 pagi, ia juga melihat jam dinding yang ada di kamarnya dan tetap menunjukkan angka yang sama
"Astaga aku telat lagi!" ujar Kanzia dan masuk ke kamar mandi dengan tergesa gesa, ia mandi dengan sistem kilat.
"Aduh bisa gawat kalau kayak gini, hukuman yang kemarin aja belum kelar, kalau kayak gini bisa bisa aku bakalan dapat hukuman lagi," gerutu Kanzia sambil menggunakan sepatunya.
"Nona tidak akan sarapan lagi?" Tanya bik Sofi yang melihat Kanzia terburu buru.
"Iya bik aku sarapannya nanti aja di kantor," ucap Kanzia yang hanya meminum susu yang telah disiapkan bik Sofi.
"Pak tolong anter aku ke kantor lagi," pinta Kanzia pada pak Muh sopir dirumahnya.
"Baik Non,,,"
"ngebut ya pak,,,,"
"Siap Non,"
Sesampainya di kantor ia pun langsung bergegas masuk dan benar saja ia langsung mendapatkan perintah untuk menemui Jonathan diruangannya begitu ia sampai.
Kanzia yang sudah berada di depan ruangan Jonathan menarik napas dalam dalam sebelum memasuki ruangan CEO tersebut.
"Maaf pak saya terlambat,,,," ucap Kanzia ketika sudah berada di depan meja Jonathan sambil tersenyum.
"Lakukan tugas yang aku berikan kemarin," ucap Jonathan tanpa melihat ke arah Kanzia.
"Apa dia tidak akan memarahi ku atau menambah hukuman ku karna datang terlambat?" ucap Kanzia dalam hati.
"Apa kamu tidak mendengarkan ucapan ku tadi?" Tanya Jonathan yang melihat Kanzia masih belum beranjak.
"Baik pak," ucap Kanzia dan langsung keluar dari ruangan Jonathan untuk mengerjakan tugasnya hari ini.
"Kenapa dia tidak marah ketika aku datang terlambat?" gumam Kanzia yang heran karna Jonathan tidak mempermasalahkan keterlambatannya, apalagi mengingat kemarin ia telah menendang area penting bosnya itu.
"Tapi baguslah aku tidak perlu menerima hukuman yang lainnya lagi," ucapnya sambil melangkah kearah pantry dan ia mulai membuat kopi untuk Jonathan sesuai dengan perintahnya.
"Ini pak kopinya," ucap Kanzia menaruh kopi yang dibuatnya diatas meja Jonathan.
"Hm,,,"
"Pak Jonathan,,," panggil Kanzia.
"Hm,,,"
"Astaga apa dia saudaranya Abian kenapa sifatnya kadang kadang sama dengan Abian, tapi Abian tidak semesum dia," batin Kanzia.
Saat Kanzia sedang merutuki bosnya itu, tiba tiba seorang OB masuk dengan membawa beberapa makanan.
"Ini pak saya sudah membeli sesuai dengan pesanan bapak tadi," ucap OB tersebut.
"Taruh di atas meja," ucap Jonathan tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas berkas di depannya.
OB itu pun langsung menaruh makanan pesanan Jonathan diatas meja dekat sofa.
"Makanlah, kamu pasti belum sarapan," ucap Jonathan yang masih tetap fokus dengan pekerjaannya.
"Ha,,,,"
Jonathan melihat kearah Kanzia yang masih berdiri di depan mejanya. "Apa kamu akan terus berdiri disana?" Tanya Jonathan yang melihat Kanzia tidak beranjak dari tempatnya.
"Jangan kebanyakan mikir, segera habiskan sarapannya keburu makanannya dingin, setelah itu pelajari berkas berkas ini," ucap Jonathan sambil memberikan sebuah map untuk Kanzia.
Dengan keadaan bingung Kanzia beranjak ke arah sofa dan mulai menyantap makanan yang ada di meja, karna ia memang belum sarapan dan perutnya yang sudah keroncongan minta diisi, apalagi makanan diatas meja adalah menu kesukaannya.
Setelah menyelesaikan makannya, Kanzia mulai membaca dokumen tersebut dengan teliti, seperti yang diperintahkan oleh bosnya itu.
"Ini pak saya sudah membacanya, sesuai dengan yang bapak suruh dan mengingat semua yang sudah bapak tandai pada dokumen tersebut," ucap Kanzia.
"Bagus, bersiaplah nanti siang kamu ikut saya untuk meeting diluar," ucap Jonathan.
"Baik pak," ucap Kanzia tanpa protes, lagi pula ia hanya sekedar menemani saja, lumayan ia bisa melihat suasana diluar sana.
*****
Seperti yang dikatakan Jonathan tadi pagi, mereka akan keluar kantor untuk meeting.
"Ayo, kita berangkat!" ucap Jonathan.
"Baik pak,,," ucap Kanzia yang ikut berjalan dibelakang Jonathan.
Aw!
Kanzia menabrak punggung Jonathan yang tiba tiba berhenti mendadak.
"Jangan berjalan di belakang ku," ucap Jonathan yang malah menarik tangan Kanzia untuk berjalan disampingnya.
Semua karyawan melihat kearah Kanzia dan Jonathan yang berjalan beriringan dengan Jonathan yang memegang tangan Kanzia, Mereka terlihat sangat cocok, sementara Kanzia merasa risih dengan hal itu, ingin rasanya ia menendang bosnya itu, tapi anehnya ia tidak memiliki cukup keberanian untuk melakukan hal itu.
Begitu mereka sudah memasuki mobil, Kanzia langsung menepis tangan Jonathan.
"Lepasin pak, lain kali jangan menyentuh saya seenaknya saja pak, saya seorang wanita bersuami, bagaimana jika suami saya mengetahuinya dia bisa salah paham dan berpikiran yang tidak tidak tentang saya," ucap Kanzia tegas.
Jonathan tersenyum samar, mendengar ucapan Kanzia. "Wah laki laki yang menjadi suamimu itu sangat beruntung, sepertinya kamu sangat mencintai suami mu itu Nona Kanzia," ucap Jonathan.
"Bukan urusan bapak," ketus Kanzia.
"Apa suamimu lebih tampan dariku?" Tanya Jonathan.
"Tentu saja, wajah anda tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan ketampanan suami saya," ucap Kanzia dengan berani, padahal ia belum pernah melihat wajah Abian selama ini.
"Semakin hari kamu semakin berani saja dan kurang ajar pada atasan mu kanzia," ucap Jonathan.
"Yang pastinya suami ku tidak kurang ajar dan mesum seperti mu," yang hanya berani ia ucapkan dalam hati.
"Apa kamu sedang mengatai ku mesum?"
"Tidak pak, saya mana berani," kilah Kanzia.
"Dia benar benar seorang cenayang," batin Kanzia, yang heran dengan bosnya itu yang selalu tau jika ia sedang mengumpatnya dalam hati.
Beberapa menit kemudian mobil yang membawa mereka sampai disebuah restoran mewah.
Mereka masuk ke ruangan private yang sudah dipesan khusus untuk mereka. Begitu ia masuk Kanzia melihat seseorang yang sangat ia kenal telah menunggu diruangan tersebut.
"Zia,,,," ucap Rudi sedikit kaget melihat kehadiran Kanzia.
"Apa kamu mengenalnya?" Tanya Jonathan pada Rudi.
"Iya tuan, tapi bagaimana bisa putri saya datang bersama anda?"
"Tentu saja dia datang bersama ku, karena Kanzia Ayudia Renata adalah sekretaris ku," jawab Jonathan.
"Silahkan langsung saja presentasikan proposal yang sudah anda buat, apakah perusahaan anda layak untuk bekerjasama dengan perusahaan ku,"
"Baik tuan," ucap Rudi dan mulai mempersentasikan kelayakan perusahaannya.
Sementara Kanzia masih heran dengan ucapan Jonathan yang mengatakan jika dia adalah sekretarisnya.
"Lagi lagi dia bertingkah seenaknya tanpa meminta persetujuan ku," kesal Kanzia.
"Bagaimana tuan apakah perusahaan saya layak untuk bekerjasama dengan Pramudya group?" Tanya Rudi setelah mengakhiri persentasinya.
"Bagaimana menurut mu, apakah perusahaannya layak untuk bekerjasama dengan Pramudya group?" Tanya Jonathan pada Kanzia.
Kanzia lagi lagi dibuat kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan Jonathan, tapi ia mempunyai ide untuk memberikan pelajaran untuk ayah kandungnya yang tidak pernah menganggapnya itu.
"Apakah aku harus menjawabnya sekarang, sepertinya aku perlu memeriksa kembali proposal tuan Rudi," ucap Kanzia pada Jonathan.
"Baiklah aku serahkan semuanya padamu,"
"Apa maksud anda tuan?" Tanya Rudi.
"Maksud ku adalah jika sekretaris ku menyetujuinya maka kerjasama kita akan berlanjut, begitupun sebaliknya,"
"Tapi tuan,,,,"
dret,,,, dret,,,,
Jonathan tiba tiba mendapatkan telpon dari seseorang.
"Kanzia kamu bisa balik ke kantor bersama sopir, aku ada urusan penting jadi tidak bisa kembali ke kantor, soal kerja sama dengan perusahaan tuan Rudi aku serahkan semuanya padamu," ucap Jonathan lalu pergi meninggalkan Kanzia dan Rudi di ruangan tersebut.
"Zia, apa kamu sengaja melakukan ini untuk membalas ayahmu?" Tanya Rudi setelah kepergian Jonathan.
"Apa sekarang anda sudah mengakui jika anda adalah ayahku?" Tanya Kanzia dengan tatapan sinis.
"Zia ayah tau kamu tidak menyukai ayah, mama dan juga kakak mu tapi kamu tidak perlu membawa urusan pribadi ke dalam urusan pekerjaan," ucap Rudi.
"Aku tidak membawa urusan pribadiku kedalam pekerjaan tuan, aku hanya sedang berusaha untuk bersikap profesional." Ucap Kanzia lalu beranjak dari duduknya hendak meninggalkan Rudi.
"Kanzia! kenapa sikap mu semakin kurang ajar!" ucap Rudi sebelum Kanzia keluar dari ruangan itu.
Tapi Kanzia tidak menghiraukan ucapan ayahnya dan tetap melanjutkan langkahnya meninggalkan Rudi yang dibuat kesal dengan sikap Kanzia yang benar benar sudah berubah.
*
*
Sementara seorang pria tampan dengan wajah dingin dan penuh keangkuhan melangkah menuju sebuah ruangan untuk menemui seseorang dengan senyum misteriusnya.
.
.
.
Bersambung . . . . . .
Jangan lupa di Like👍🏻
Komen juga ya😉