Serka Davis mencintai adiknya, hal ini membuat sang mama meradang.
"Kamu tidak bisa mencintai Silvani, karena dia adikmu," cegah sang mama tidak suka.
"Kenapa tidak boleh, Ma? Silvani bukan adik kandungku?"
Serka Davis tidak bisa menolak gejolak, ketika rasa cinta itu begitu menggebu terhadap adiknya sendiri, Silvani yang baru saja lulus sekolah SMA.
Lalu kenapa, sang mama tidak mengijinkan Davis mencintai Silvana? Lantas anak siapa sebenarnya Silvana? Ikuti kisah Serka Davis bersama Silvani
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Foto Silvani di Dompet Davis
Sementara itu di kediaman Papa Vero. Silva yang ditinggal hanya berdua dengan Bi Acah, kini sudah memasuki kamar Davis. Langkahnya buru-buru karena Silva takut kalau Davis dan kedua orang tuanya keburu pulang.
Padahal Silva sudah biasa memasuki kamar kakaknya itu. Tapi, kali ini rasanya begitu was-was. Mungkin karena niatnya ingin mencari tahu siapa cewek Davis saat ini, perasaan takut pun tiba-tiba saja mendera.
Silva sudah memasuki kamar Davis, lalu menguncinya. Dengan begitu dia bisa leluasa mencari bukti kalau kakaknya tidak sedang jomblo. Walau demikian, Silva harus gerak cepat, karena kali ini niatnya mencari sebuah bukti dari sang kakak.
Mata Silva mulai mengedar ke seluruh ruangan. Mulai dari lemari baju dan laci meja rias, tapi sayangnya Silva belum menemukan satu barang pun sebagai bukti bahwa sang kakak sedang menjalin hubungan dengan seorang perempuan.
"Masa nggak ada foto cewek satupun di dalam kamar ini? Foto teman-teman sekantornya barangkali. Padahal Kowad-kowad itu cantik-cantik, masa iya tidak ada satupun yang nyangkut di hati Kak Davis. Apa Kak Davis tidak normal gitu? Sejak putus dari Mbak Bella, Kak Davis tidak lagi terlihat menggandeng cewek," bisik Silva seraya tangannya masih sibuk membongkar ranjang, siapa tahu di bawah ranjang ia menemukan bukti kalau Davis sudah memiliki cewek.
"Masa sih Kak Davis tidak jatuh cinta lagi sejak Mbak Bella menikah? Tapi, ngakunya dengan Mbak Bella tidak menjalin hubungan, justru saat itu Kak Davis bilang kalau dia dan Mbak Bella hanya teman biasa. Huhh, memang Kak Davis ini membingungkan, lantas ia maunya cewek kayak mana, kalau Mbak Bella saja diakuinya teman biasa?"
"Jangan-jangan Kak Davis menyukai cewek kesehatan, secara teman sekantornya tidak ada satu orang pun yang nyangkut," tebaknya masih belum menyerah mencari bukti kalau Davis tidak jomblo.
"Huh, susah juga mencari bukti kalau Kak Davis punya pacar. Sepertinya bukti itu hanya ada dalam dompetnya. Dan sepertinya Kak Davis membawa dompetnya pergi." Silva merasa putus asa karena pencariannya tidak membuahkan hasil. Akhirnya Silva menyerah dan bermaksud keluar dari kamar Davis.
Namun saat tangannya mulai memegang kunci dan handle pintu, mata Silva bergulir ke arah kastop atau gantungan baju di samping lemari baju Davis. Di sana Silva melihat seragam PDL Davis yang tergantung dengan saku celana belakang yang gendut. Silva curiga di sana dompet Davis berada.
Tergesa Silva menuju kastop, lalu meraih celana PDL itu dan meraba saku belakang celana. Beruntung apa yang dirabanya ternyata benda yang sejak tadi ia cari.
Silva meraih dompet itu, dan mengeluarkan dari saku celana PDL. Dengan hati deg-degan, Silva segera memulai aksinya, membuka helai per helai ruangan dalam dompet itu.
Beberapa kartu ATM berada di sana, KTP, KTA, dan SIM serta kartu lainnya yang sepertinya penting.
Silva masih belum menyerah, dia susur semua ruang dalam dompet itu satu per satu, sebab lipatan dompet itu terbilang banyak.
"Mana, ya, kok belum menemukan satupun foto pacarnya Kak Davis?" gumamnya kecewa. Tangannya masih kreatif membuka lipatan dompet sehingga entah lipatan ke berapa, Silva menemukan beberapa foto yang dibungkus dengan plastik transparan.
Ada beberapa foto di sana, Silva langsung meraih plastik itu, lalu semua foto itu ia keluarkan dari plastiknya.
Silva terkejut, ternyata foto di dalam plastik transparan itu merupakan foto dirinya dengan berbagai angel. Dan sepertinya foto-foto itu hampir diambil secara hidden. Tapi ada dua foto selfie berdua dirinya dan Davis hasil bidikan kamera Hp yang disimpan di sana. Silva mengingat-ingat, dan sepertinya ia dan Davis memang pernah berfoto selfie seperti itu, saat itu menggunakan kamera Hp milik Davis.
Dan foto-foto yang lain yang diambil secara hidden, membuat Silva sedikit heran dan termenung beberapa saat.
"Untuk apa Kak Davis menyimpan foto aku sebanyak ini? Kayaknya foto ini masih baru beberapa bulan lalu deh. Lalu kenapa juga ngambilnya secara sembunyi-sembunyi seperti paparazi saja?" dumelnya. Tangan nya tidak berhenti melihat dan membalikkan belakang foto itu, Silva penasaran dengan belakang foto, jangan-jangan ada tulisan.
"Ya ampun Kakak, saking sayangnya sama aku sampai foto aku dibidik sembunyi-sembunyi, lalu disimpan di dalam dompet ini?" pikirnya tidak habis pikir.
Tangan Silva berhenti di salah satu foto yang belakangnya ada sebuah tulisan.
"**Davis Love Silvani forever**." Bahkan diakhir tulisan itu ada lambang panah menancap ke dalam bentuk hati. Di sini Silva berpikir keras dengan tulisan itu.
"Apa maksud Kak Davis, cinta? Kak Davis cinta aku? Aku adiknya, wajar kalau Kak Davis mencintai aku, menyayangi aku," gumamnya.
Silva berpikir lama tentang tulisan di balik foto itu. Dia merasa ada yang aneh dan mulai berpikir di luar nalar.
"Apakah Kak Davis mencintai aku sebagai ... Ihhh tidak. Aku kan adiknya, sedarah. Amit-amit. Atau karena saking sayangnya sama aku, lalu Kak Davis mengungkapkan rasa cintanya dengan tulisan di belakang foto itu?"
"Tahu, ah, bingung aku. Kak Davis ini membingungkan, masa iya hanya foto aku saja yang disimpan, tapi foto pacarnya tidak ada?" Silva benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan Davis yang menyimpan fotonya banyak-banyak di dompetnya.
Seru suara motor terdengar di luar rumah. Silva terkejut dan segera mengembalikan foto itu ke dalam plastik transparan tadi, lalu diselipkan lagi di tempat semula. Sayangnya karena terburu-buru dan takut Davis keburu masuk, ada satu foto yang terjatuh dan tercecer di bawah lantai.
Silva tidak menghiraukan keadaan itu lagi, dia segera membuka membuka pintu dan cabut secepatnya dari kamar Davis. Ia masuk kamarnya dan pura-pura santai di sana, menyetel musik dengan ear phone di telinganya.
Mama Verli dan Papa Vero juga Davis masuk beriringan. Mereka bertiga disambut Bi Acah di bawah.
"Silva mana Bi?" tanya Mama Verli.
"Non Silva sejak tadi belum turun, Bu. Saya tadi sudah memanggil untuk makan bolu kesukaannya, tapi tidak nyahut-nyahut," jawab Bi Acah.
"Biar saja, biar saya samperin ke kamarnya." Mama Verli bergegas menuju tangga diekori Davis menuju kamar Silva.
"Silva, ya ampun, pantas kamu tidak dengar Bi Acah memanggil. Lihatlah, adikmu ternyata sedang mendengarkan musik pakai earphone," teriak Mama Verli seraya melepas ear phone di telinga Silva.
"Aku jatuh cintaaaaa, ehhhh kokkkk ... Mamaaaaaa," jerit Silva saat ear phone nya diambil sang mama.
Silva pura-pura pasang wajah kaget saat melihat Mama Verli dan Davis. Saat melihat ke arah Davis, jantung Silva mendadak berdebar, ia ingin tahu kenapa Davis menyimpan banyak fotonya di dompet, lalu kenapa juga ada salah satu foto dengan tulisan "**Davis Love Silvani Forever**?"
gak suka banget aku liatnya...
klo menurut ku ini gak cinta sih,nafsu namanya...agak lain gaya pacaran nya...klo cinta itu pasti dijaga,orang pacaran sehat aja gak mau tiap sebentar cap cip cup...
Bika Ambon dan lapis legit 👍👍👍👍
kk adek kandung mana ada begituan klo udah besar...aku aja dilarang masuk kamar Abg ku 😅😅😅