Kisah cinta antara Kharisma dan Soni putus karena orang ketiga yang tak lain adalah kakak Kharisma sendiri yang membuat hubungan Kharis dan Soni putus.
Setelah putus dari Soni.
Raihan mendekati Kharis hanya untuk mendapatkan Karina yang tak lain kakak keponakan Kharis sendiri.
Kharis yang kecewa dan patah hati memilih pergi dari kehidupan semua orang, kesedihan Kharis tak hanya tentang percintaan tapi dia juga di diagnosa kanker otak. Tak ada yang tau tentang penyakit hanya dia dan dokter nya saja.
Kharis memilih pergi menjauh dari semua orang. Hingga dia di pertemuan bertemu kembali dengan sang mantan yang memang masih belum bisa melupakan cinta pertama nya.
Soni pergi karena kecewa saat tau orang yang dia cintai sudah mengkhianati nya dan lebih percaya dengan semua ucapan kakak Kharis dari pada ucapan Kharis.
Akan kah benih cinta itu tumbuh kembali. Atau mereka berdua bagaikan orang asing yang tak saling mengenal.
yuk baca kisah nya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Saat malam hari di tempat Soni dia mulai memikirkan untuk kembali apa tidak. Dia teringat kenangan masa lalu nya.
Flashback on:
"Apa ini Kha? Apa maksud dari foto - foto ini?" Tanya Soni.
Kharis hanya diam dia tak tahu harus berkata apa karena dia sendiri tak tahu asal foto itu.
"Saya gak pernah melakukan apa yang ada di foto itu Son."
"Pembohong Karina benar kamu hanya berpura-pura lugu untuk menutupi kejelekan kelakuan mu." kesal Soni.
"Terserah! kamu lebih percaya siapa saya atau foto itu. Percuma menjelaskan gak ada gunanya, jika kamu lebih percaya dengan foto itu. Saya gak butuh belas kasih kamu untuk kamu percaya."jawab Kharis.
Saat kharis akan pergi Soni mencegah nya dan Karina datang di saat mereka berdua sedang bersitegang.
"Ada apa kenapa? Kalian bertengkar?" Tanya Karina yang berpura - pura tak tahu apa yang terjadi.
"katakan Karin kamu dapat foto ini dari mana?" tanya Soni.
Karin melihat dan mulai memasang wajah tak bersalah di hadapan kedua nya, dia menyukai Soni tapi Soni menyukai Kharis karena Kharis bukan hanya cantik tapi juga baik.
"Oh itu! Maaf Kha, kemarin ada yang menaruh di kotak pos depan pagar rumah kakak gak sengaja buka nya, kakak pikir Soni harus tau tentang apa yang kamu lakukan di belakang dia, maka nya kakak kasih ke Soni foto itu. Karena hubungan harus berdasarkan kejujuran Kha." ucap Karin.
Mendengar ucapan Karin seolah dia yang bersalah dan melakukan apa yang ada di foto itu hanya tersenyum miris, dia tak menyangka jika Karin tega memberikan foto yang dia sama sekali tak lakukan ke Soni.
"Saya gak nyangka kamu mengkhianati saya Kharis. kurang saya apa saya menerima kamu apa ada nya walau semua orang tau kamu bukan anak kandung keluarga Wijaya tapi saya tetap menerima kamu, jadi ini balasan kamu. kamu tidak sebaik yang saya kira." ucap Soni kecewa.
"Jadi kamu lebih percaya dengan foto itu dan ucapan kak Karin dari pada saya! Oke saya gak masalah saya terima, terus mau kamu apa, putus saya akan terima semua keputusan kamu." ucap Kharis dengan menatap kecewa Soni dan menatap kecewa Karin.
Soni terdiam mendengar ucapan Kharis, tak ada jawaban dari Soni, Kharis pun memilih pergi, saat Soni akan menyusul Kharis, Karin mencegah nya.
"Buat apa kamu menyusul dia, dia sudah tak p3**r4*wan lagi Son, buang - buang waktu untuk kamu mencintai gadis seperti dia. lagi pula jika kedua orang tua kamu tau pasangan hidup mu sama seperti wanita m4**lam mereka tak akan setuju." ucap Karin yang ingin Soni berpisah dari Kharis.
Soni terdiam dia hanya bisa menatap kepergian Kharis dengan rasa kecewa yang mendalam saat mendapatkan foto tentang Kharis dengan pria lain.
Flashback of :
Soni menatap bintang yang bertabur di malam hari dia sudah memutuskan untuk pulang demi keluarga nya.
"Saya harap saat saya kembali saya tak bertemu kamu lagi." batin Soni.
Dia benci pengkhianatan dia lebih percaya dengan apa yang dia lihat dan ucapan Karin saat itu, dari pada mendengar penjelasan Kharis yang lebih memilih diam dari pada menjelaskan.
Soni bersiap untuk pulang beberapa hari dia tak ingin membuat kedua orang tuanya kecewa dengan ketidak hadiran nya saat pertunangan sang abang.
di rumah tepat nya di dalam kamar Kharis, dia diam - diam mulai bersiap memasukkan sedikit pakaian ke dalam tas. Saat tengah malam dia turun dengan membawa tas nya. keluar dari dalam rumah dan menaruhnya di bagasi mobil, karena saat pesta akan di adakan dia akan pergi tanpa mengatakan apa pun, karena dia sudah sadar jika semua orang hanya berpura - pura baik saja terhadap dirinya.
Kharis memandangi foto ayah dan ibunya Karin dia menatap sedih foto itu.
"Ayah, ibu Kharis akan pergi semoga dengan kepergian Kharis tak ada lagi penghalang kebahagiaan Karin." ucap Kharis saat melihat foto Hariz dan Hayati kedua orang tua Karin.
Selesai semua nya dia pun tertidur karena merasa lelah dan besok pagi dia dan anak buah nya akan mendekor rumah untuk acara pertunangan karin.
Saat pagi tiba Kharis bangun dan mengirim pesan ke grup para pekerjanya. Setelah mengirim pesan dia bersiap untuk memulai memantau acara hari ini.
"Pagi semua nya." Sapa Kharis saat melihat kedua orang tua nya dan juga kedua abangnya.
"Pagi nak, kamu gak ke butik hari ini?" Tanya Hariz.
"Gak yah! Kan hari ini Kharis harus dekor rumah bareng anak buah Kharis yang lain nya." jawab Kharis.
"Ayah beruntung memiliki kamu Kharis, kamu anak yang baik dan penurut, ayah ingin bicara sama kamu sebentar bisa?" Tanya Hariz.
"Bisa ayah." jawab Kharis.
"Selesai kan lah sarapan mu ayah tunggu kamu di ruang kerja." ucap Hariz.
Hariz menyelesaikan sarapan nya setelah selesai dia pergi menuju ke ruang kerja di mana di sana sudah ada Damar, Danu yang menunggu Kharis untuk datang keruang kerja.
Setelah selesai sarapan Kharis melangkah menuju keruang di mana di sana sudah ada semua orang.
Tok Tok
"Ayah ini Kharis." ucap Kharis.
"masuk lah Kha." perintah Hariz.
Kharis masuk dan mengunci pintu itu agar tak ada yang mendengar apa yang mereka semua katakan.
Kharis terkejut saat melihat ada kedua kakak nya yang berada di ruang kerja ayah mereka. Dia tak tahu apa yang ingin di bicarakan oleh mereka semua.
"Ada apa ayah! kenapa ayah manggil Kharis? Tanya Kharis.
"Begini nak! Apa kamu dan Raihan pernah menjalin hubungan?" Tanya Hariz.
mendengar pertanyaan dari ayah nya Kharis menelan saliva nya, dia sempat terdiam dan langsung menjawab apa yang di tanyakan.
"Tidak! Kharis gak ada hubungan apa pun dengan Raihan?" jawab Kharis yang tak ingin di anggap penghalang hubungan Karin nanti nya.
"Jangan bohong Kha! kita semua sudah tau kamu punya hubungan dengan Raihan waktu itu. Dengar kita semua sudah sepakat untuk menjodohkan Karin dengan Raihan. Ayah mohon jika kamu mencintai Raihan segera lupakan karena dia sebentar lagi akan bertunangan dengan Karin putri dari keluarga ini." ucap Hariz.
Mendengar ucapan dari orang yang sudah sangat berjasa membesarkan nya membuat Kharis bertambah sakit hati. dia ingin menangis tapi dia tak ada tempat untuk mengadukan semua yang dia rasakan.
"Ayah jangan khawatir, Kharis gak akan mengganggu hubungan Karin dengan Raihan." jawab Kharis.
Sesak itu yang Kharis rasakan saat ini dia hanya bisa menundukkan kepala saja.
"Apa buktinya jika kamu tidak akan mengganggu hubungan Karin dengan Raihan, dulu saja kamu bisa merusak hubungan Karin dengan Soni, hingga Soni pergi karena tak ingin berhubungan dengan Karin karena ulah mu, entah apa yang kamu perbuat dulu kita gak tau." ucap Danu.
Damar yang melihat Kharis hampir menangis mencegah Danu untuk berkata yang lebih jauh lagi.
"Sudah Danu cukup! Jangan buka luka lama. Biar bagaimana pun Kharis bagian dari keluarga ini, tanggung jawab kita, dia di titipkan oleh kedua orang tuanya agar kita menjaganya bukan menyakiti nya." ucap Damar.
"Bela saja terus bang sampai dia besar kepala." kesal. Danu.
Perlahan air mata itu jatuh juga hingga dia buru - buru menghapus nya. Damar yang melihat hidung Kharis sudah merah tau jika Kharis menangis.
"Sudah Kha, abang percaya sama kamu! kamu gak ada hubungan apa pun dengan Raihan. pergi lah bersiap anak buah mu pasti sudah menunggu di luar." ucap Damar.
Melihat sikap Damar yang terlalu baik terhadap Kharis membuat Danu kesal, karena Danu tak ingin Kharis menjadi penghalang kebahagiaan Karin.
Kharis keluar tanpa mengatakan apa pun dia hanya diam saja dengan luka di hatinya. Keputusan menjauh dari semua orang sudah tepat dan tekat nya sudah bulat untuk pergi, dia tak ingin di anggap menjadi penghalang kebahagiaan keluarga paman nya.
Tapi tetep salah kalo ngajakin Kharis nikah lari, mending berjuang dapetin restu orang tua dulu Son