Another Life Ellie

Bab 34 Hukuman

Suasana di ruang guru terasa mencekam. Mereka semua berdiri berjajar seperti anak ayam kena marah induknya, sementara Pak Dedi duduk di meja dengan tangan terlipat. Tatapannya menyapu mereka satu per satu.

"Oke, sekarang jelasin. Kalian ngapain di belakang perpustakaan?"

Semua diem. Axel yang biasanya bawel, kali ini lebih milih ngeliatin langit-langit. Ares sok sibuk merhatiin kakinya sendiri. Karin nyengir, sementara Devano cuma pasrah.

Pak Dedi ngelirik Kenzo. "Kamu Ketua Kelas, Kenzo. Jelasin."

Kenzo nelen ludah. "Ehm… gini, Pak. Jadi sebenernya ini semua ide Karin."

"ANJIR, LO KEN!" Karin langsung noleh dengan ekspresi shock.

Calvin yang dari tadi diem langsung ngakak pelan. "Kelar lo, Rin."

Pak Dedi ngelirik Karin. "Jadi ide kamu?"

Karin buru-buru geleng. "Bukan, Pak! Maksudnya gini, tadi kan jam kosong, terus kita pada bosan. Ya udah, saya cuma nyaranin buat makan rujak, biar nggak ngantuk!"

"Terus, manjat pohon mangganya ide siapa?"

Axel dan Ares langsung nunjuk satu sama lain. "Dia, Pak!"

Pak Dedi ngehela napas, mukanya udah capek banget ngadepin mereka. "Jadi, kalian manjat pohon, jatuh, dan bikin kegaduhan di sekolah karena rujak?"

Devano nyeletuk pelan, "Kalau dirangkum gitu kedengerannya parah banget ya."

Pak Dedi mijet pelipis. "Denger ya, ini bukan sekolah survival. Kalau kalian mau cari pengalaman bertahan hidup, daftar aja ke acara reality show di TV! Kenapa harus di sekolah?"

Cilla yang dari tadi diem langsung angkat tangan polos. "Pak, tapi kalau kita nggak latihan dari sekarang, gimana nanti kalau beneran terdampar di hutan?"

Karin langsung noleh. "Cil, sumpah dah, diem dulu aja bisa nggak?"

Pak Dedi ngelirik mereka semua. "Udah, pokoknya kalian semua kena hukuman."

Mereka langsung shock.

"Aduh, Pak, jangan!" ujar Ares panik.

"Kita kan nggak ngelakuin kriminal, cuma makan rujak, Pak," tambah Axel.

Pak Dedi nyeringai. "Oh, iya, nggak kriminal. Tapi kalian berisik, bikin ribut, dan hampir celaka. Jadi, mulai besok pagi, kalian semua piket bersihin lapangan sekolah selama seminggu."

"SE-MI-NGGU?!" Mereka semua protes serentak.

Pak Dedi nyengir puas. "Atau mau saya tambahin jadi dua minggu?"

Mereka langsung buru-buru geleng. "Nggak, Pak. Se-minggu aja cukup," ujar Kenzo cepat sebelum hukuman bertambah parah.

Pak Dedi bangkit, melipat tangan di dada. "Bagus. Sekarang balik ke kelas sebelum saya berubah pikiran dan nambahin hukumannya."

Mereka pun keluar dari ruang guru dengan wajah lesu. Begitu sampai di koridor, mereka langsung saling pandang.

"Karin, gue nggak akan ikut-ikutan ide lo lagi," gerutu Axel.

"Cih, lo sih nggak bisa manjat pohon dengan baik," balas Karin.

Devano menghela napas panjang. "Gue udah bilang ini ide buruk, kan?"

Cilla malah nyengir. "Tapi mangganya enak, loh!"

Mereka semua langsung ngakak capek. Yah, setidaknya mereka masih punya mangga buat dimakan besok... meskipun sambil bersihin lapangan sekolah.

Bab 34 (Lanjutan)

Setelah keluar dari ruang guru, mereka berjalan lesu ke kelas. Baru aja sampai di depan pintu, suara Zoe langsung menyambut mereka dengan penuh semangat.

"WOI! KALIAN KENAPA?!"

Celina yang duduk di bangkunya juga ikutan kepo. "Baru balik dari mana? Kok muka kalian pada kusut gitu?"

Axel langsung ngehempaskan tubuhnya ke kursi. "Kelar udah hidup gue, seminggu bakal jadi budak sekolah."

Ares nyender ke meja, mukanya kayak orang kena PHK. "Gara-gara ide nggak jelas, sekarang kita semua kena hukuman bersihin lapangan."

"Hah?!" Zoe dan Celina langsung kaget.

Karin ngelus dada. "Cil, lain kali kalau kita bohong, tolong jangan jujur-jujur amat."

Cilla malah nyengir polos. "Tapi Pak Dedi nanyanya serius banget."

Devano membanting kepalanya ke meja. "Harusnya kita kabur aja tadi, nyamar jadi tembok atau sesuatu..."

Calvin yang dari tadi diem malah ngakak. "Pantes muka kalian kayak abis disidang DPR. Gila sih, dihukum gara-gara rujak!"

Kenzo mendesah. "Pokoknya besok pagi kita semua harus dateng lebih awal buat bersihin lapangan."

"Anjir, gue bakal bangun jam berapa tuh?" gerutu Ares.

Ellie mendelik ke arahnya. "Ya lo pikir sendiri lah, Res."

Sementara yang lain masih meratapi nasib, Zoe tiba-tiba mendekat dan berbisik, "Eh, tapi tadi gue denger kabar dari anak kelas sebelah..."

Mereka semua langsung fokus ke Zoe.

"Apa?" tanya Axel penasaran.

Zoe ngeliat ke kanan-kiri sebelum lanjut ngomong. "Katanya Pak Dedi bakal ngecek kerjaan kalian setiap hari. Kalau lapangannya bersih banget, hukumannya bisa dipercepat jadi tiga hari doang!"

Mata mereka langsung berbinar.

"Astagaaa, ini kesempatan emas!" ujar Karin penuh semangat.

"Tapi kita harus bersihinnya beneran, nggak bisa asal-asalan," tambah Kenzo.

"Kalau gitu..." Ares langsung menepuk tangan. "Besok kita dateng subuh, kerja cepat, dan bebas dalam tiga hari!"

"Gas!" seru semuanya serentak.

Walaupun mereka kena hukuman, setidaknya masih ada harapan buat lepas lebih cepet. Sekarang tinggal gimana cara mereka ngerjainnya dengan bener… atau kalau bisa, nyari jalan pintas.

Bersambung...