Karna obsesinya pada seorang pria tampan, Kimmy nekad menjebak pria itu untuk menjadi suaminya, sampai sang pria tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Sipatnya yang bar-bar, ceroboh, dan semaunya, membuatnya merasa terperangkap dengan jebakannya sendiri, ia merasa terpenjara di tempat suci bernama pondok pesantren.
Tempat itu tak lantas langsung merubah diri Kimmy dengan cepat, berbagai tingkah ajaibnya selalu mewarnai orang-orang sekitarnya.
Lantas bagai mana dengan kisah cintanya bersama pria tampan?, yang merupakan seorang anak dari pemilik pondok pesantren. Semua orang memanggilnya Gus Ridwan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mari bercerai
"Dek dimana ponsel istrimu?".
"Untuk apa?".
"Istrimu mencarinya, dia akan menghubungi Abangnya agar menjemputnya di sini, Kimmy akan pulang, sekarang dia lagi berkemas".
"Mengapa mbak tidak bilang dari tadi".
Saat Ridwan membuka pintu kamar ia mendapati istrinya sedang memasukan pakaiannya kedalam sebuah koper, benar apa yang di katakan kakaknya, istrinya sedang berkemas.
"Apa yang kau lakukan? ".
Kimmy masih diam enggan menjawab pertanyaan konyol suaminya, apa matanya mendadak buta sampai tidak melihat dirinya sedang berkemas.
Ridwan mencekal tangan gadis itu, "Apa yang kau lakukan?, untuk apa semua pakaianmu kau masukan ke mari? ".
"Aku akan pulang ke rumahku", Ucapnya tak acuh.
"Maafkan aku karna aku telah menghukummu". Ridwan menekan egonya, karna memang ini yang harus dirinya lakukan kepada istrinya adalah meminta maaf, bagaimanapun dirinya bersalah.
Kimmy tidak menjawab dirinya terus saja melanjutkan kegiatannya, terlalu malas untuk sekedar menyauti perkataan pria kejam itu.
"Kimmy aku minta maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi aku berjanji akan hal ini".
Ridwan terduduk di hadapan istrinya merebut kopernya dan meraih kembali pakayan istrinya kemudian ia kembalikan je dalam almari.
"apa yang kau lakukan?, aku lelah mengemas baju-bajuku lalu seenaknya kau masukan kembali ke almari itu, dasar gila". Ucap Kimmy menggebu-gebu.
"Kimmy aku mengaku salah, dan aku minta maaf".
"Tidak, aku tidak mau memafkanmu, aku akan pulang terserah jika kau menginginkan pakaianku". Kimmy beranjak melangkahkan kakinya menuju pintu tapi secepat kilat Ridwan mengunci pintunya dan mengantongi kunci itu di saku celananya.
"jika tidak mau memafkanku tidak masalah, kalaupun kau marah terserah tapi jangan sampai kau keluar dari rumah ini tanpa seijinku".
"Hey,, aku tidak memerlukan ijinmu untuk pergi dari tempat suci ini, katakan mengapa aku harus meminta ijinmu?, lagi pula aku juga tidak akan meminta hartamu untuk ongkosku pulang".
"Karna kau adalah istriku". Ridwan mengatakan itu dengan tegas dan tak ingin terbantahkan sama sekali.
Sedangkan gadis itu menatap suami sipaling sucinya dengan tatapan tajam serta menghujam, tatapan itu seakan menghakimi semua kesalahan pria di hadapannya.
"Jika itu alasannya mari kita bercerai, sudahi ikatan kita yang konyol ini".
Deg..
Ada rasa yang tidak dapat ia ungkapkan saat istri kecilnya meminta berpisah, hatinya merasa sakit dan nyeri dengan kalimat itu, bahkan Ridwan merasa terluka dengat kalimat sang istri, dibandingkan dengan kemarahan abinya, terlebih lagi Kimmy mengatakan itu tanpa ada keraguan sedikitpun di setiap nada suaranya.
"Apa semudah itu bagimu?".
"Tentu saja lebih mudah lagi jika kau mau bekerja sama denganku".
"Bekerja sama? ".
"Ya, kau cukup menalakku sekarang dan semuanya akan selesai". Ridwan membolakan matanya, bagai mana mungkin gadis itu begitu ringan berkata tentang perceraian.
"Aku tidak akan menceraikanmu sampai kapanpun, terlalu membuang-buang waktu".
"Jika begitu buka kuncinya aku akan mengurusnya sendiri, kau tinggal duduk manis di sini biar aku yang melakukan semuanya, apa lagi ada beberapa bekas luka di tubuhku itu akan mempermudah proses perceraian kita. Aku pastikan beberapa hari kedepan surat putusan cerai akan menghampirimu".
Harga diri pria itu merasa terkoyak dengan ucapan istrinya , Ridwan mengepalkan kedua tangannya dan meninggikan suaranya sampai telinga Kimmy terasa berdenging nyeri.
"Apa semudah itu bagimu menikahi dan menceraikan seseorang?, kau menjebakku agar aku bisa menikahimu lalu setelahnya aku di buat emosi sehingga aku meninggalkan jejak keriminal di tubuhmu, kau buat itu menjadi catatan merah aib rumah tanggaku, Bagai mana bisa wanita sepertimu mempermainkan nama baik orang lain, tidak tanggung tanggung bukan hanya diriku yang telah kau permainkan tapi juga harga diri ayahku dan seluruh nama baik pesantren ini, kau sengaja melakukan semua ini untuk merusak nama baikku untuk menjatuhkan kami di mata masyarakat".
Kimmy pun tidak kalah marah dengan segala tuduhan yang di lemparkan suaminya.
"Jika nama baikmu yang menjadi masalahnya baiklah, cukup kau membiarkan aku pergi, aku akan mengatakan kepada semua orang bahkan jika perlu aku akan mengatakan pada semua penghuni semesta, jika di sini aku yang salah, aku yang menjebakmu untuk menikahiku, aku akan mengatakan jika aku melukai diriku sendiri, kau disini hanya korban atas semua ambisi dan kejahatanku bahkan aku akan mendatangi kantor urusan agama untuk membatalkan pernikahan kita mengingat umur pernikahan kita baru berumur tiga hari, aku akan mrngembalikan setatus jejakamu, aku akan mengembalikan nama baik keluarga dan pesantren ini, aku tidak akan menuntut apapun baik padamu ataupun pada keluargamu, setelahnya kau bisa menikahi kekasih hatimu si Ayudia yang sholehahnya luar biasa, aku rasa itu cukup adil bagimu, aku hanya ingin pulang Agus". Kimmy tak kalah kencangnya mengatakan hal itu.
Belum sempat Ridwan membuka mulut untuk berbicara, sudah terdengar gedoran dari luar kamar mereka.
"Buka pintunya atau kami akan mendobraknya".