Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sean semakin kacau
Daffa menatap Arini dengan lekat sehingga membuat Arini sedikit tidak nyaman.
"Kamu gugup sekali," kata Daffa
"Eh nggak kok," sahut Arini sambil memegang tengkuknya
Untuk menghilangkan kegugupannya, Arini mengambil makanan ringan dan minum untuk Daffa.
"Cuma ada ini mas," kata Arini sambil meletakkan makanan dan minuman di meja.
Daffa tersenyum, "Banyak sekali camilan kamu Arini," sahut Daffa
"Iyalah, supaya aku tidak kelaparan," timpal Arini dengan tertawa
Daffa dan Arini melanjutkan obrolan mereka, hingga Arini bertanya pada Daffa
"Apa Sean mencari ku?" tanya Arini
Awalnya Daffa hanya diam namun akhirnya dia bercerita juga.
"Iya dia mencari mu, semua orang dikerahkan untuk mencari mu," jawab Daffa
Arini terdiam dia nampak bingung,
"Apa aku harus pulang?" tanya Arini lagi
"Kalau itu terserah kamu Arini," jawab Daffa
Arini nampak bingung, sebenarnya dia juga merindukan Sean. Meskipun selalu bertengkar namun justru itulah yang membuat dia rindu sang suami.
"Tapi kalau aku pulang rugi dong, soalnya udah aku bayar separo tagihan hotelnya," kata Arini
Daffa tertawa, "Bisa-bisanya mikir rugi," sahut Daffa
Puas mengobrol, Daffa memutuskan kembali ke kamarnya. Pikiran Daffa traveling kemana-mana dia bingung antara mengikuti perasaannya atau hati nuraninya hingga Shane datang dan mengetuk pintu.
"Tuan besok pagi kita harus kembali, semenjak nona Arini hilang tuan Sean lepas tangan terkait pekerjaan untuk itu besok kita harus ke perusahaannya." Shane memberi laporan
Daffa menatap Shane dan mengangguk,
"Shane apa menurutmu aku egois jika tidak memberitahukan posisi Arini pada Sean?" tanya Daffa
"Tergantung dari segi apa dulu tuan," jawab Shane
Daffa mengerutkan alisnya, bingung dengan jawaban Shane yang menurutnya ambigu
Shane menatap Daffa sesaat," Sebagai teman tentu anda egois jika tidak memberitahukan posisi nona Arini namun sebagai rival wajar saja jika tidak memberitahukan keberadaan nona Arini," imbuh Shane yang semakin membuat Daffa semakin bingung.
Arrgggggg
"Entahlah," sahut Daffa frustasi
Shane hanya tersenyum melihat Daffa yang frustasi,
"Sejak dulu memang beginilah cinta, penderitaannya tidak pernah berakhir," ucap Shane dengan tertawa
Daffa melemparkan tatapan tajamnya pada Shane, "Lebay," sahut Daffa
Shane hanya tertawa menurutnya sangatlah lucu, melihat Daffa dan Sean menyukai wanita yang sama.
"Perasaan Arini itu nggak cantik, kakinya saja pendek seperti bebek,bar-bar kok kalian pada suka," batin Shane
Disisi lain
Sean masih marah-marah karena belum masih menemukan Arini, baru beberapa hari saja keadaanya sungguh memprihatinkan.
"Bagaimana ini pak Nik," kata kepala pelayan rumah Sean
"Entahlah pak, saya juga bingung. Saya tak menyangka nona Arini begitu bearti untuk pak Sean.
Tapi ini juga salahnya tau istrinya seperti itu kenapa cari gara-gara," sahut Nick
Nick dan kepala pelayan memandang dari kejauhan Sean yang minum dengan memanggil manggil nama Arini.
Orang tua Sean yang mendapat laporan dari Nick menjadi cemas. Oma, papa dan mama datang lagi untuk melihat kondisi anaknya.
"Sean, kenapa jadi seperti ini sih nak," kata mama dengan menangis
Sean menatap mamanya, "Maafkan Sean ma, tapi Sean sungguh tak bisa hidup tanpa Arini," sahut Sean
"Tapi kalau kamu begini terus kamu bisa sakit Sean," timpal Oma
"Sean tau Oma, tapi Sean kepikiran Arini terus bagaimana jika Arini di sana menderita" kata Sean
Mama, papa dan Oma saling pandang, dia tidak menyangka Sean bisa seperti itu.
"Kamu bisa sakit Sean." Papa sungguh kesal dengan Sean
Mama, papa dan Oma berceloteh menasehati Sean ini dan itu sehingga membuat Sean kesal dan marah.
"Salahkan Arini, dia yang membuat aku seperti ini," omel Sean
Semua hanya geleng-geleng kepala.
*********
Berita hilangnya Arini telah sampai di telinga Amira, dia berniat untuk mengunjungi Sean di rumahnya.
Setelah mendapatkan ijin dari pelayan Sean, Amira masuk dalam kamar Sean.
"Sean," panggil Amira
Mendengar suara wanita membuat Sean menoleh dan menyebut nama Arini
"Arini,"
Amira terdiam mendengar Sean mengira dirinya adalah Arini.
"Maaf Amira, aku kira Arini," kata Sean
Amira tersenyum," tidak apa-apa," sahut Amira
Amira duduk di tepi ranjang sisi Sean, dia menghela nafas melihat keadaan Sean.
"Kamu kok berantakan banget sih Sean," kata Arini
"Iya, bagaimana nggak berantakan, istriku saja pergi," sahut Sean
Amira terdiam, dia mengira kalau Sean masih seperti yang dulu ternyata hati Sean telah dimiliki Arini.
"Apa kamu sangat mencintai istrimu?" tanya Amira
"Tentu," jawab Sean
Entah mengapa hati Amira sakit hati mendengar pengakuan Sean, dia mengira Sean sama seperti dulu, yang selalu mencintainya
"Apa tidak ada aku di hatimu? bukankah waktu kecil kamu ingin menjadi pangeran ku Sean?" tanya Amira
Sean hanya terdiam, pertanyaan Amira sungguh membuat dirinya kalut
"Kamu dengan Arini hanya menikah di bawah tangan dan kalian menikah juga bukan karena cinta melainkan karena yang lain," imbuh Amira
"Benar, aku dan Arini menikah bukan dasar cinta tapi seiring berjalannya waktu, aku sedikit demi sedikit mulai mencintainya," sahut Sean
"Dan untuk perasaanku padamu sedikit demi sedikit telah hilang, semenjak kamu menyatakan cintamu pada Daffa, jujur aku hancur saat itu hingga aku tak percaya lagi dengan cinta. Selama ini wanita hanya budak ku di ranjang, begitu pula dengan Arini namun aku terjebak dan kini aku benar-benar mencintainya," jelas Sean
Air mata Amira menetes, dulu dia ditolak oleh Daffa dan sekarang Sean pun menolaknya.
"Lalu perhatianmu selama ini Sean?" tanya Arini
"Amira, kita kan berteman dari kecil tentu aku sangat menyayangimu, namun itu bukan cinta," jawab Sean
Hati Amira sungguh sakit mendengar penuturan Sean, dia telah salah mengartikan perhatian Sean padanya. Dia mengira Sean masih Sean nya dulu, Sean yang ingin menjadi pangerannya dan menjadikan dia ratunya.
Amira pamit dengan membawa sakit hati, dalam mobilnya dia menangis menyesali kebodohannya dulu.
"Andaikan dulu aku bisa melihat cinta tulusnya pasti saat ini kamu jadi milikku Sean," gumam Amira
Namun sesalnya tak akan ada artinya, orang yang diabaikan dulu malah mengabaikan cintanya yang datang terlambat.
Amira kembali melajukan mobilnya, dia menuju butik yang baru dibukanya.
Dia ingin menyibukkan dirinya di sana supaya bisa melupakan sejenak sakit hatinya.
Setelah kepergian Amira Sean melamun, dia tak menyangka sikap perhatian dan hangatnya membuat Amira menyalahartikan sikapnya.
"Maafkan aku Amira," gumam Sean
Asik melamun datanglah pelayan membawa makanan,
"Tuan, anda harus makan," kata pelayan Sean
"Taruh saja di situ," sahut Sean
Begitulah setiap pelayannya membawa makanan, dia tidak pernah memakannya.
Hari berjalan dengan cepat, tak terasa seminggu sudah berlalu. Sean masih sama hanya melamun sambil minum dengan memanggil nama Arini. Semua yang di perintahkan untuk mencari Arini tidak ada yang bisa menemukannya,
"Apa kamu disembunyikan mahkluk halus Arini?" gumam Sean dengan tertawa histeris seperti orang gila
Keadaan Sean saat ini sungguh memprihatinkan sehingga membuat Daffa yang melihatnya menjadi iba.
"Aku janji hari ini akan membawa Arini pulang," batin Daffa
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣