dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.
perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.
namun...
dia adalah kakak tirinya.
mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.
simak cerita baru aku ya....
cinta dalam bara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21 Leon yang merasa memiliki
Setelah merasa urusannya selesai dengan Harry selaku pengacara keluarganya.
Dengan tanpa memberi jawaban apapun atas pertanyaan yang di lempar Harry kepadanya mengenai hubungannya dengan sang mama tiri.
Raha pamit untuk pulang.
Dan hari telah menjelang siang ketika Raha terlihat keluar dari gedung firma hukum milik Harry Wicaksono itu.
Gadis itu nampak langsung masuk ke dalam sebuah taksi yang memang telah ia pesan sejak masih di dalam kantor Harry tadi.
Raha memang tak bisa menyetir sendiri karena memang sang papa yang tak pernah mengizinkannya untuk itu.
Selama ini ia kemana mana selalu bersama sang papa atau jika tidak ia akan di antar pak John.
Tapi saat ini Pak John memang sedang tak ada di rumah karena ia yang pulang kampung bersama bik Mira.
Pak John adalah adik kandung bik Mira.
" Royal Orchid apartemen pak..." terdengar suara Raha mengatakan tujuannya kepada sopir itu.
Tempat itu adalah sebuah gedung megah bertingkat di mana Raha memiliki sebuah unit apartemen yang baru ia terima dari sang papa saat ulang tahunnya yang ke 17 tahun beberapa bulan yang lalu sebelum kematian sang papa.
Ini adalah kali kedua ia akan mendatangi apartemennya,
Yang pertama ia datang bersama sang papa.
Saat ini, Ia merasa enggan untuk pulang ke rumah karena ia malas bertemu dengan Calista apalagi Leon.
Karenanya ia memutuskan untuk pulang ke apartemen saja dengan tujuan menenangkan diri.
Setelah cukup lama perjalanan, akhirnya Raha sampai di tempat tujuannya.
Ia segera masuk ke gedung apartemen itu setelah keluar dari taksi yang ia pesan.
Dengan langkah lebar, gadis itu menuju lantai di mana unit apartemennya berada.
Sampai di sana, ia langsung membuka pintu apartemennya dan masuk ke dalam.
Menuju kamarnya dan langsung membaringkan tubuhnya yang terasa lelah.
Sebenarnya bukan hanya tubuhnya saja yang lelah, tapi hati dan pikirannya terasa begitu tertekan.
Sehingga tubuhnya menjadi semakin berat.
Perlahan Raha mendesah lirih sambil memijat lengan dan tangannya yang terasa sakit dan ngilu.
Raha terdengar menghela nafas ketika ia melihat bercak keunguan mulai muncul pada kedua lengannya.
Keringat dingin membasahi keningnya. Dadanya terasa sesak.
Perlahan ia memejamkan matanya tak sadarkan diri.
waktu terus berlalu, siang telah berganti sore dan perlahan malam menggeser sore.
Hari ini, Leon nampak terlihat lebih segar di bandingkan kemaren.
Sejak dua hari kemaren, laki laki muda itu memang nampak kacau dan hanya menghabiskan waktunya dengan alkohol.
Tak ia hiraukan perutnya yang terisi perih dan nyeri ketika minuman setan itu membasahi lambungnya.
Ia bahkan tak mau mengangkat panggilan Calista walau sebentar.
Dengan mengenakan setelan pakaian casualnya, Leon nampak melangkah menuju keluar rumah.
Saat ini ia ingin bertemu dengan Raha dan mencoba menjelaskan yang mungkin bisa di jelaskan
Walau sejujurnya ia sendiri tak tahu apa yang harus ia jelaskan pada gadis itu.
Sementara dengan Calista,
Ia berniat menyudahi hubungannya dengan wanita itu. Toh sekarang tak ada lagi alasan baginya untuk terus bersama wanita itu.
Ia merasa harus bertanggung jawab pada Raha.
Gadis itu masih terlalu kecil untuk menjalani kehidupan dengan masa depan yang telah ia rusak.
Karenanya ia merasa harus bertanggung jawab.
Leon memang bukan laki laki baik baik, bercinta dengan wanita bukan hanya dengan Raha atau Calista pernah ia lakukan.
Banyak wanita telah menghiasi tempat tidurnya selama ini sebelum Calista dan bahkan saat ia sudah bersama Calista sekalipun,
Ia masih melakukannya sesekali.
Tapi merenggut kehormatan seorang perempuan, baru pada Raha ia lakukan.
Selain itu,
Sejujurnya ia takut Raha akan mewujudkan kata katanya terakhir kali saat itu.
Mencari sosok laki laki yang lebih perkasa darinya dan menghabiskan malam dengan laki laki lain selain dirinya itu.
Ah tidak.....
Memikirkannya saja Leon sudah seperti gila.
" anda baik baik saja tuan Leon ?! " tanya Omar yang juga menginap di rumah itu demi menemani Leon yang teler dan tak berdaya selama dua hari ini.
" aku baik baik saja..." jawab Leon singkat sambil meraih sebuah kunci mobil miliknya yang tergeletak di atas meja.
" nona Calista terus saja menghubungi anda sejak kemaren.
Apa yang harus saya katakan padanya "
" jangan katakan apapun selain kau yang tak tahu apa apa "
" baik tuan....
Oh ya, tuan besar akan segera kembali tiga hari lagi untuk mengatur perjodohan anda dengan nona Wilona " lanjut Omar lagi.
Leon terdiam sejenak.
kemudian ia terdengar menghela nafas. Hubungannya dengan Calista memang tak pernah di setujui oleh keluarganya.
Karenanya, sang papa bersikeras menjodohkan dirinya dengan putri sahabatnya.
Wilona Anastasya Kim.
Tanpa menjawab apapun, pemuda itu melangkah meninggalkan tempat itu.
Meninggalkan Omar yang terdiam bingung di tempatnya.
Hari telah menjelang malam ketika mobil Leon memasuki pelataran dan masuk garasi parkiran rumah Raha.
Tak lama kemudian pemuda itu nampak keluar dari mobil.
Kepalanya menoleh sejenak pada mobil Calista yang tak nampak di barisan mobil yang terparkir di garasi itu.
Tapi tak lama, Leon melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah.
" panggil Raha turun bik, aku ingin bicara dengannya " perintah Leon pada seorang pelayan.
Saat ini ia duduk di sofa yang ada di ruang keluarga.
" maaf mas...
Nona tidak di rumah, nona keluar sejak kemaren pagi dan belum kembali hingga kini " jawab pelayan itu yang sontak membuat Leon menoleh dan menatapnya tajam.
" dia tak pulang semalam ?! " Leon bertanya sambil menatap pelayan yang ia tanya, pelayan itu sontak menundukkan kepalanya.
" iya mas...." jawab pelayan itu kemudian.
" dengan siapa dia keluar ?! " tanya Leon,
Percayalah saat ini jantungnya berdetak kencang dan dadanya bergemuruh ketika kepalanya memikirkan Raha keluar bersama siapa.
" dokter Zani yang menjemput nona kemaren pagi "
Degh....
Benar dugaannya, lagi lagi dokter itu.
Leon masih terdiam membisu dengan isi kepala yang terasa gaduh dan hati yang seperti terbakar.
Tak lama terdengar suara sebuah mobil yang berhenti di depan sana.
Leon duduk membeku di tempatnya.
" nona sudah pulang ?! " terdengar tanya seorang pelayan ketika melihat Raha memasuki pintu rumahnya.
Raha tak menjawab, gadis itu hanya tersenyum tipis.
Kemudian ia melanjutkan langkahnya dengan sedikit lebar melewati Leon yang duduk di ruang keluarga begitu saja tanpa menoleh sedikitpun
Raha menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya, tanpa ia sadari Leon mengikutinya di belakangnya.
Raha segera masuk ke dalam kamarnya dan hendak menutup pintu kamarnya itu ketika Leon tiba tiba ikut masuk dan menutup pintu kamar itu kemudian menguncinya.
" kau....!! " pekik Raha pelan dengan raut wajah tak suka dan penuh amarah.
" Keluar dari kamarku....
kok gak hubungi dokter xani..
penjahat kelamin sekelaa leon tak akan mudah mati...
😀😀😀❤❤❤❤