Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Club'
Dinda sudah selesai di make over oleh uangnya Siska dan malam ini dia akan ikut bersama temannya itu untuk bertemu calon sugar daddy-nya. Saat ini mereka sudah berada di club' malam tersebut dan Dinda merasa takut untuk masuk ke tempat seperti ini.
"Sis, yakin ini kita nggak papa masuk ke dalam sini? kan katanya kalau masih anak sekolah nggak boleh masuk sini,"
"Emangnya lu mau bilang gitu kalau kita ini masih sekolah? lagian udah sih kalau mau jadi orang kaya itu harus berkorban. Inget Din, adek-adek lu di rumah butuh sekolah butuh makanan yang sehat. Ibu lu juga butuh duit buat bayar kontrakan dan makan kalian. Seberapa sih gaji bapak lu di pasar? jadi gue ingetin sekali lagi sebelum kita masuk ke sini lo beneran mau ngelakuin hal ini atau enggak? kalau lu bener-bener mau ngelakuin hal ini ayo kita masuk kalau nggak mending lu pulang aja deh!" Siska tidak ingin Dinda melakukan ini hal seperti ini karena paksaan dari mereka. Mereka tidak pernah mengajak denda untuk melakukan hal seperti ini tapi jika memang Dinda sendiri yang mau mereka tidak bisa menolaknya. Sebagai teman mereka hanya bisa menolong seperti ini dan tidak mungkin mereka terus-terusan menolong indah dengan uang yang mereka miliki karena mereka juga memiliki keluarga yang harus mereka bantu.
Terlihat Dinda memejamkan matanya dan menarik nafas dalam dalam sebelum menghembuskannya secara perlahan. Dia sudah meyakinkan pada hatinya bahwa dia akan melakukan semua ini untuk keluarganya. Untuk adik-adiknya agar bisa hidup lebih enak lagi.
"Yuk, gue udah siap! Gue siap jadi kaya demi adik-adik gue!" putusnya. Dia sudah bertekad bahwa dia akan melakukan semuanya ini. Urusan ibu dan keluarganya itu urusan belakangan. Setidaknya dia sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik walau dengan jalan yang salah.
"Inget ya Sis, gue gak mau jadi pelakor! Pokoknya gue gak mau yang ada istrinya. Terserah deh penting gue gak jadi pelakor!" ujarnya lagi karena dia tidak ingin berhadapan langsung dengan wanita-wanita mengerikan seperti itu.
"Elah, udah gue bilang itu om-om baru putus sama ceweknya. Keluarin jurus Lo. Inget din, kalau jadi sugar baby itu gak boleh genit. Om-om begitu gak suka cewek genit, tapi sukanya cewek seksi, nakal dan menggoda. Jadi bersikap sebisa Lo aja deh. Buat doi ngeliat kalau elo itu cantik!" akhirnya mereka masuk ke dalam club' malam tersebut. Di dalam sini Dinda bisa melihat bagaimana cara Siska bertemu dengan sugar daddy-nya. Saat mereka sampai, Siska langsung duduk di pangkuan pria dewasa itu dan mereka langsung berciuman. Dinda mulai merasa merinding ketika melihatnya. Jelas dia merinding ketika melihat Siska yang berciuman dengan begitu panasnya. Bahkan kini tangan pria dewasa itu sudah meremas bokong Siska dengan begitu nakal yang membuat Dinda hanya bisa menelan ludahnya saja. Apakah seperti ini cara kerja sugar baby? Jika iya apa Dinda bisa melakukannya? Dia tidak tau bagaimana caranya berciuman lalu bagaimana bisa dia bersikap nakal, seksi dan menggoda?
"Dad, kenalin ini temen aku Dinda. Dia yang mau aku kenalin sama temen Daddy," ucap Siska yang berbisik di telinga sugar daddy-nya. Kevin, sugar daddy-nya Siska menatap pada gadis yang di bawa kekasih gelapnya itu dan melihatnya dengan mengangguk-anggukkan kepalanya saja lalu kembali fokus pada Siska saat ini.
"Sebentar lagi Daniel akan datang baby. Biarkan dia di sini dan kita akan pergi ke hotel. Aku sudah tidak tahan lagi. I miss your naked body. Hot sexy body without clothes. I want to fuc*ing naked with you!" Siska hanya menganggukkan kepalanya dan kembali berciuman panas dengan Kevin. Sedangkan Dinda masih melihat bagaimana temannya itu berciuman dengan pria dewasa itu. Bule juga dan Dinda masih mengingat dengan jelas apa yang Siska jelaskan jika calon sugar daddy-nya itu bule Australia.
"Gue pergi dulu ya Din, nanti ada yang datang. Namanya siapa dad?" tanya Siska pada Kevin.
"Daniel," jawab Kevin dengan bibir yang masih menciumi batang leher Siska. Itu membuat Dinda semakin pusing melihatnya. Ini hanya Siska yang di lihatnya, lalu bagaimana dengan Intan yang katanya jauh lebih pro? bahkan kata Intan, dia lebih sering berada di atas untuk memuaskan hasrat Daddy Robert yang usainya sudah hampir 60 tahun. Tidak hanya itu saja, bahkan katanya Intan juga lebih sering memanjakan kepala unta Daddy Robert yang panjang dan besar itu. Entahlah, membayangkan semua itu membuat Dinda merasa mual sendiri. Apalagi kini Siska sudah pergi meninggalkannya, sudahlah. Dia hanya bisa pasrah saja saat ini.
Dinda sudah mulai bosan karena tidak melihat siapa pun datang menghampirinya. Saat dia ingin pergi dari sana, tiba-tiba saja ada seorang pria yang datang menariknya keluar dari sana.
"Eh, apa ini? Kenapa di tarik begini?" tanya Dinda yang kaget saat dia di tarik oleh pria yang tidak di kenalnya sama sekali. Bahkan melihat wajahnya saja pun Dinda tidak sama sekali. Sungguh, ini membuatnya merasa aneh dan takut.
"Jangan terlalu banyak bicara! Sekarang masuk!" titah pria tersebut yang menyuruh Dinda masuk ke dalam mobilnya. Dinda pun menurutinya saja untuk masuk ke dalam mobil dan betapa kagetnya dia ketika mengetahui siapa pria yang membawanya saat ini.
"Anda?" kaget Dinda ketika melihat bahwa pria yang membawanya adalah bule yang melemparkan uang sejuta ke arahnya tadi siang.
"Aku sudah mengatakan untuk diam dan jangan banyak bicara! jika tidak ingin aku menurunkan di jalan maka diam dan turuti saja apa yang aku katakan!"
Dinda benar-benar tidak percaya dengan semua ini. Takdir macam apa yang menghampirinya? laki-laki bule ini membuatnya kesal dan ingin memakinya tapi dia tidak bisa melakukan semua itu karena dia tidak berani. Entah ke mana dia akan dibawa tapi ketika mereka sampai di sebuah gedung bertingkat yang sangat tinggi Dinda mulai mengerti bahwa mereka akan pergi ke apartemen.
"Turun!" titah Daniel pada Dinda yang tidak tau bagaimana cara membuka pintu mobil karena dia benar-benar norak dan kampungan sekali. Katakanlah dia kampungan karena memang itu kenyatannya.
"Gak bisa buka pintu mobilnya," jawab Dinda.
"What?" pekik Daniel yang tidak percaya jika dia di berikan gadis yang sangat kampungan sekali. Di mana Kevin mendapatkan gadis kampungan seperti ini? Bahkan hanya membuka pintu mobil saja dia tidak bisa. Luar biasa sekali bukan?
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤