🥉JUARA 3 YAAW Season 10🏆2023
EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Takdir membawaku dalam keadaan ini. Lahir sebagai putri tunggal seorang Perwira Tinggi Polri (Pati) sangat tidak mudah. Terlebih sejak lahir seakan hidup sendiri tanpa kasih sayang dari sang Ayah. Walaupun Ayahnya masih hidup dan tinggal satu atap bersamanya.
Suatu hari, Bening Putri Prasetyo sejujurnya tak ingin menghadiri pesta kelulusan sekolahnya. Namun olokan dan sindiran teman-temannya, terutama dari Della Wijaya yakni gadis terpopuler di sekolahnya membuatnya terpaksa hadir. Pesta yang membawa petaka baginya. Kehilangan kesuciannya dan hamil di luar nikah oleh pria yang satu profesi dengan sang Ayah.
Akankah hidup Bening yang keruh akan menjadi bening kembali, sebening namanya?
Simak kisahnya💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Saling Memafkan
"Hentikan," ucap Komjen Pol. Prasetyo Pambudi seraya tangan kanannya yang tengah memegang pistol memukul tangan Arjuna yang belum sempat menyentuh pelatuk pistol.
Otomatis pistol milik Arjuna jatuh ke lantai. Lalu Ayah Bening meluruhkan tubuhnya di atas sofa seraya mengembalikan pistol pribadinya ke dalam tempat yang semestinya.
Dua pistol pun akhirnya kembali ke tempatnya masing-masing dengan kondisi peluru yang masih utuh dan tidak berkurang satu pun.
Sebuah helaan nafas panjang keluar dari tubuh lelaki yang memasuki usia empat puluh tujuh tahun ini. Lelaki yang masih sangat gagah di usia menjelang senja.
Ayah Bening pun memijit pelipisnya. Pusing menderanya akibat emosi sesaat hampir saja dirinya berbuat yang tidak semestinya. Ia teringat pesan Bening untuk tidak emosi jika bertemu lelaki yang menghamili putrinya itu dan memaafkannya.
Karena bisikan itu lah yang menyebabkan dirinya tak jadi menembak Arjuna. Kini ia berusaha memukul mundur emosi yang masih tersisa di hatinya. Berusaha ikhlas dan memaafkan.
Ny. Lina pun bisa bernafas lega sebab tidak terjadi pertumpahan darah yang menyayat hati di kediaman Bening.
Arjuna pun membantu sang ibu untuk duduk di sofa. Sembari masih menangis, Ny. Lina mengiyakan ajakan putranya itu untuk kembali ke atas sofa.
"Duduklah," ucap Ayah Bening pada Arjuna yang masih posisi berlutut di lantai usai mendudukkan sang ibu di sofa ruang keluarga.
"Tidak, Pah. Juna akan berlutut terus di hadapan Papa sampai maaf itu Papa berikan. Papa sudah seperti orang tua kandungku sendiri. Putramu ini sangat bersalah pada Papa dan putrimu. Jadi biarkan aku menebus semua kesalahanku pada Bening dengan meminta pengampunan dari Papa. Seumur hidup Juna akan terus mengucapkan maaf pada Papa," tutur Arjuna tulus seraya masih posisi berlutut di hadapan Ayah Bening.
"Duduklah. Ini perintah," ucap Ayah Bening dengan tegas.
Akhirnya Arjuna duduk di samping ibunya. Dikarenakan ucapan khas seorang komandan yang jika menyatakan perintah, maka sebagai bawahan wajib menurutinya. Mutlak.
"Aku sudah memaafkanmu. Putriku saja bisa memaafkanmu dengan mudah. Apalagi kini dia sudah tiada. Lalu untuk apa aku menyimpan dendam padamu. Hiduplah dengan baik di masa depan. Jangan pernah menyia-nyiakan wanita yang kamu cintai yang kelak mendampingimu seumur hidupnya," tutur Ayah Bening menasehati Arjuna.
"Apa saya boleh peluk Papa?" pinta Arjuna lirih.
Semua terdiam. Saling memandang satu sama lain.
Akhirnya Ayah Bening menganggukkan kepalanya. Tanda setuju.
Bugh...
Arjuna langsung menubrukkan tubuhnya pada Ayah Bening yang tengah duduk di hadapannya. Dan keduanya saling berpelukan erat. Isak tangis masih terselip di sana.
Punggung kedua lelaki beda usia itu bergetar. Menandakan keduanya tengah terisak pilu. Dan keduanya saling berebut mengucap maaf.
Bik Ningsih dan Riko yang melihat dari kejauhan bernafas lega dan terharu menyaksikan pemandangan langka di rumah ini. Terlebih setelah acara unjuk pistol sebelumnya yang bikin jantung tegang.
"Sudah, jangan banyak menangis. Andai Bening melihat calon suaminya cengeng begini karena Papanya, pasti nanti yang ada Bening ngambek sama Papa."
"Ini tangis bahagia, Pah. Terima kasih sudah memaafkan lelaki yang hina ini. Semoga Bening dan anakku di sana juga mau memaafkan kebodohanku," ujar Arjuna seraya menyeka air matanya.
Ny. Lina yang melihat keduanya saling berinteraksi dengan baik, begitu terharu. Sebab Arjuna seakan menemukan kembali figur Ayahnya yang telah lama pergi.
Walaupun kekecewaan dirinya sebagai seorang ibu pada Arjuna masih tertinggal di hatinya, tetapi ia tak mau merusak momen bahagia ini.
Setelah ketiganya berbicara sejenak. Akhirnya Arjuna dan Ny. Lina memutuskan untuk pulang. Arjuna pun membawa buku harian beserta test pack milik Bening.
Ayah Bening pun mengijinkan. Sebab walaupun Bening sudah tiada. Tetapi Arjuna berhak mengetahui siapa sejatinya calon istrinya itu. Sebelum pulang, Arjuna sempat mengatakan sesuatu pada Komjen Pol. Prasetyo Pambudi yang membuat Ayah Bening ini semakin terharu.
"Saya sudah jatuh cinta dengan Bening, Pah. Entah sejak kapan saya tidak tahu pasti. Apakah sejak saya merenggut kesucian Bening? Atau pada akhir-akhir ini dimana saya sering bermimpi tentang Bening."
"Saya sudah memutuskan untuk menutup pintu hati saya dari wanita lain. Hanya Bening yang mampu merubah saya menjadi Arjuna yang terlahir kembali menjadi manusia baru. Yang akan membuat Papa dan Ibu bangga. Jika bukan Bening, Arjuna tak menginginkannya. Semoga kelak di akhirat nanti Arjuna bisa bersatu dengan Bening dan hidup bahagia bersama anak kami," ucap Arjuna tulus penuh pancaran cinta.
"Aku hanya bisa mendoakan, semoga kelak di masa depan kamu tidak salah jalan kembali atau menyakiti siapapun. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu," ucap Ayah Bening dengan senyum sumringah seraya menepuk pundak Arjuna.
🍁🍁🍁
Meminta maaf tidak membuat diri kita menjadi lebih rendah. Dan memafkan juga tidak membuat harga diri kita jatuh.
Sejatinya meminta maaf dan memafkan, itu semua adalah hal yang sangat mulia. Selama itu lahir dari keikhlasan hatimu.
Bersambung...
terimakasih.