Brielle dibuang keluarganya saat masih bayi dan ditemukan kembali setelah bertahun-tahun, namun diperlakukan sangat buruk. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah rahasia besar dibalik alasan dia dibuang sejak bayi. Dia bahkan dibenci oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka lebih menyayangi anak angkat yang licik dan manipulatif.
Untuk meluapkan kebencian mereka, saudara laki-lakinya sengaja menyertakan Brielle dalam sebuah program televisi untuk menyingkirkannya. Dalam variety show yang disiarkan secara langsung, para tamu kehilangan kontak dengan tim program. Perla yang terkenal sebagai selebriti yang baik hati dan lemah lembut mencoba untuk mengisolasi Brielle Camelia.
Saat menghadapi pengganggu, Brielle menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Ia melepaskan diri di dalam hutan, mengaum bak singa, mengguncang akar pohon yang merambat, merangkak, mencuri pisang dari monyet, memukuli setiap hewan yang ditemuinya. Namun dia tidak tahu bahwa hutan itu penuh dengan kamera tersembunyi. Segala sesuatu yang terjadi di hutan direkam oleh kamera dan disiarkan secara langsung.
Brielle membalas semua perlakuan buruk keluarganya dan bahkan menghancurkan mereka dengan cara yang luar biasa. Seorang pria tampan dan kaya, ternyata selalu mendukungnya di balik layar. Bagaimanakah kisah akhir Brielle? Rahasia apa yang ditemukannya? Akankah dia memiliki akhir yang indah dan menemukan cinta sejati setelah dendamnya terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9.
Perla dan Jordan berpikir jika waktunya tiba dan mereka menghadapi masalah maka Perla akan bersikap polos dan manja meminta tim untuk membantu mereka.
Perla hanya ingin membawa semua pakaian bagus agar dia bisa selalu tampil cantik selama syuting berlangsung. Dia ingin menaikkan popularitasnya melalui program acara ini.
Setelah semua orang selesai, semua peserta pun naik ke mobil yang sudah dipersiapkan oleh tim acara. Perla dan Jordan berada didalam mobil yang sama begitu pula dengan Austin dan Quinsha.
Hanya Brielle dan Jackson yang ditinggalkan untuk naik dimobil lain. Jackson sama sekali tidak mempedulikan Brielle dan langsung memejamkan matanya begitu naik ke mobil.
Brielle hanya mendengus sinis menatap Jackson, dia pun mengacuhkan pria itu. Brielle berniat untuk mempelajari kembali cara bertahan hidup dialam liar.
Ini adalah kesempatan terakhirnya sebelum mereka akan memulai syuting. Perjalanan menempuh waktu selama tiga jam dan kendaraan yang mereka tumpangi berhenti di tepian sungai.
Di sana sudah terparkir sebuah kapal berukuran sedang yang akan membawa peserta ketempat tujuan. Semua orang turun dari mobil, bersamaan sang pimpinan acara mengambil alat pengeras suara dan berkata, “Perhatian semuanya! Naiklah keatas kapal. Kita akan menaiki kapal itu untuk menuju ketempat syuting.”
“Semua ponsel dan alat komunikasi harap diserahkan kepada manager ataupun asisten masing-masing. Manager dan asisten kalian tidak diperbolehkan ikut dengan kalian ke lokasi syuting. Selama syuting berlangsung semua barang pribadi kalian akan disimpan oleh manager dan asisteen masing-masing.”
Brielle datang seorang diri tanpa membawa manager ataupun asisten. Dia mengambil ponsel dan menyerahkan kepada pimpinan acara. “Pak, manager dan asistenku tidak ada disini. Tolong simpankan ponselku.” ucapnya.
Pimpinan acara mengambil ponsel Brielle dan memasukkannya kedalam kotak penyimpanan. Pimpinan acara tersenyum dan berkata pada Brielle, “Kotak penyimpanan ini akan disegel dan tidak ada seorangpun yang bisa membukanya. Setelah syuting selesai, kau harus menggunakan pemotong besi untuk membukanya.”
Pimpinan acara melakukan itu untuk keamanan selama syuting berlangsung. Karena dia tidak mau ada kebocoran informasi selama syuting berlaku. Para peserta juga tidak akan bisa menggunakan ponsel mereka untuk meminta bantuan dari luar. Pimpinan acara memasukkan semua ponsel ke kotak lalu mengelasnya.
Brielle mengacungkan kedua jempolnya pada pimpinan acara, “Ide bagus, pak!”
Jordan melirik Brielle dengan sinis sambil menyerahkan ponselnya pada pimpinan acara. “Ini ponselku. Pastikan disimpan dengan baik dan tidak hilang!” ucapnya.
Peserta lainnya pun memutuskan untuk menyerahkan ponsel mereka pada pimpinan acara. Mereka tidak mempercayai manager dan asisten masing-masing. Peserta lain memiliki rahasia diponsel mereka yang tidak ingin dilihat oleh manager ataupun asistennya.
Setelah semua ponsel disimpan dalam kotak besi, keenam peserta dan pimpinan acara pun naik ke kapal. Para manager dan asisten ditinggalkan di pelabuhan.
Kapal berlayar selama lima jam dan akhirnya memasuki area hutan. Hutan itu dipenuhi dengan pepohonan tinggi yang membuat sinar matahari tidak sepenuhnya masuk kedalam hutan.
Setelah kapal bersandar, semua peserta turun dari kapal dan menginjakkan kaki di bagian hutan yang rata. Semua orang mengedarkan pandangan ke sekeliling dan terpaku, perasaan takut dan merinding mulai dirasakan semua orang.
“Pak pimpinan, apa menurutmu lingkungan disini terlalu buruk? Lihatlah semak belukar yang tinggi, bahkan lebih tinggi dariku. Apa kita harus tinggal ditempat seperti ini selama tujuh hari?” tanya Jackson protes dengan wajah jijik.
Quinsha pun terkejut melihat sekitarnya, “Hah! Kupikir bertahan hidup di alam liar hanya main-main saja. Aku tidak menyangka kalau acara ini nyata. Tempat ini terlalu liar dan menakutkan. Tampaknya belum pernah ada orang yang datang ke hutan ini selama seratus tahun!”
Jordan dan Perla pun termangu, tak menyangka alam liar yang ada dihadapannya sungguh nyata. Mereka pun awalnya berpikir itu hanya gimmick saja. Sedangkan Austin hanya diam tetapi ekspresi wajahnya terlihat jelek. Dia terlihat tidak senang dengan lokasi syuting ini. Hanya Brielle saja yang terlihat tenang.
Sejak turun dari kapal, Brielle terus mengamati lingkungan sekitarnya dan mulai memperhitungkan cara untuk bertahan hidup di hutan belantara ini. Dia tidak terlalu mempedulikan peserta lainnya, baginya ini kesempatan besar untuk membuktikan diri sekaligus membalas dendam pada Perla.
Pimpinan acara yang mendengar keluhan para peserta hanya bisa tersenyum tipis lalu berkata, “Sebelum kalian menandatangani kontrak, kalian sudah membaca dengan jelas bahwa kalian harus bertahan hidup di alam liar selama tujuh hari. Aku tidak bercanda! Kalian pasti sudah paham situasinya saat menandatangani kontrak!”
“Bagaimanapun, semua peserta tidak punya pengalaman bertahan hidup di hutan belantara. Oleh karena itu tim acara sudah mengurangi tingkat kesulitan yang harus dihadapi selama syuting. Tim sudah mengirimkan orang-orang kedalam hutan untuk meletakkan ayam, bebek, kelinci dan binatang lainnya yang bisa kalian tangkap untuk dimakan.”
Perla, “Apa? Apakah semua binatang itu masih hidup? Atau akan diberikan kepada kami? Kami tidak perlu berburu hewan-hewan itu kan?”
“Ya, hewan-hewan itu hidup! Tidak mungkin tim meletakkan hewan yang sudah mati untuk kalian makan, kan? Kalian harus menangkap hewan-hewan itu.” sahut pimpinan acara.
Ekspresi wajah Perla langsung berubah ketakutan, “Hewan hidup? Itu berarti kami harus membunuh hewan-hewan itu? Ya ampun……sungguh keterlaluan! Hewan-hewan itu sangat lucu, bagaimana mungkin aku tega membunuhnya?”
Brielle mendengus sambil bicara, “Sudahlah, tak perlu berpura-pura! Lihatlah tas tanganmu itu saja terbuat dari kulit buaya. Kenapa kau tidak berpikir kalau kau kejam? Memakai kulit binatang yang sudah mati?”
Ekspresi wajah Perla berubah-ubah mendengar ucapan Brielle. Dia menatap tajam penuh kemarahan pada Brielle. Meskipun Brielle dipaksa menandatangani kontrak agar ikut serta acara ini untuk menargetkan Perla dan membuat Perla terlihat sebagai aktris baik dan polos dimata para penonton.
Tapi Brielle tidak keberatan melakukan itu. Hanya saja, dia akan menggunakan cara lembut untuk memberikan pelajaran pada Perla dan membuka kedoknya. Brielle tidak akan menyia-yiakan kesempatan bagus ini, menguliti Perla secara perlahan dan menunjukkan wajah aslinya.
Perla berusaha menjelaskan pada Brielle dengan berkata, “Tas ku ini terbuat dari kulit buaya sintetis, bukan kulit asli.”
Brielle tersenyum sinis, “Benarkah? Aku tahu merek tas ini, bahkan mereka mengumumkan secara resmi bahwa semua tas merek ini dibuat dari kulit asli. Kenapa kau bilang terbuat dari kulit palsu? Apakah desainer tas ini berbohong?”
“Tidak…..” Perla menjawab dengan cepat.
“Apakah kalian semua pernah menonton wawancara langsung desainer tas ini? Katakan pada mereka agar merubah pernyataannya dan berhenti membohongi pembeli. Karena tas merek ini terbuat dari kulit palsu, jelas sekali mereka membohongi pembeli kan? Sebagai pembeli, wajib menuntut ganti rugi pada merek ini.” ujar Brielle memprovokasi.
Perla semakin marah dan matanya memerah, kedua tangannya mengepal erat. Merek tas yang dipakainya adalah sebuah merek tas terkenal. Jika ucapannya tadi sampai ke pihak desainer, maka Perla akan diberhentikan sebagai brand ambassador merek tersebut. Tapi beberapa menit lalu dia salah bicara.
Sebagai brand ambassador seharusnya dia menjaga reputasi merek tas itu. Jika dia menyebabkan masalah dan mengakibatkan merek tas itu mengalami kerugian, dia akan dituntut untuk membayar ganti rugi!
“Kenapa aku merasa Perla ini sangat pandai berpura-pura? Bukankah dia brand ambassador merek tas itu? Kenapa dia bisa tidak tahu kalau tas itu dibuat dari kulit asli? Atau dia pura-pura bodoh?”
“Huh lucu sekali. Dia memakai tas kulit buaya tapi dia bilang terlalu kejam membunuh binatang yang tak berdosa. Hahahaha……aneh!” sindir netizen yang menonton acara live tersebut.