Suaminya berkhianat dan selalu mengabaikan nya, Calista malah tak sengaja bermalam dengan seorang Office Boy hotel tempat dia dijebak.
"Kamu masih perjaka?" tanya Calista pada lelaki tampan yang tidur dengan nya.
"Ya, Nona."
"Baiklah, aku akan bertanggung jawab! Kita akan jadi kekasih!" tutur Calista dengan serius, dia adalah orang yang selalu bertanggung jawab pada hal yang telah ia lakukan.
"Tapi saya hanya seorang Office Boy miskin."
"Aku nggak perduli latar belakang mu, aku hanya harus bertanggung jawab telah mengambil keperjakaan mu! Aku orang yang berpikiran sangat kuno, dimana keperawanaan atau keperjakaan sangat penting!"
Siapa sangka, ternyata lelaki itu bukan lah seorang OB biasa... akan tetapi seorang Bos besar misterius yang menyembunyikan identitas aslinya dari Calista dan pria itu mencintai Calista dengan ugal-ugalan!
Bagaimana rasanya dikhianati dan diabaikan suami lalu diceraikan, namun malah dicintai secara ugal-ugalan oleh kekasih misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter - 12.
Sementara Calista sudah pergi ke rumah sakit, Ravindra keluar dari apartemen menuju perusahaan. Banyak pekerjaan yang harus ia tangani, tapi tak ada yang lebih penting dari menghabiskan waktu dengan Calista.
Gila kah dia? Ya, anggap saja begitu.
Bahkan saat sang Ayah menegurnya karena jarang berada di perusahaan dan hanya sesekali ikut meeting, Ravindra sudah menyiapkan jawaban yang tak bisa dibantah oleh sang ayah.
Seperti sekarang, saat pria itu datang ke perusahaan setelah berganti pakaian dengan tampilan Bos besar sang Ayah langsung memanggilnya ke ruangan.
"Pah, aku datang." Ravindra langsung duduk di sofa.
Tak lama Tuan Rahardian berdiri dari kursi kebesaran nya dan setengah duduk di atas mejanya. Dia bersedekap menatap tajam pada putranya yang berusia 26 tahun itu dengan pandangan menyelidik.
"Saat Papa bertanya kenapa kamu selalu meninggalkan perusahaan tanpa keterangan yang jelas, kamu bilang... sedang berusaha untuk mendapatkan hati calon menantu Papa. Lalu, bagaimana hasilnya? Kapan kamu bawa dia pada Papa?"
"Pah, waktuku masih lama. Papa janji ngasih aku waktu 2 bulan, kan? Jadi tepati janji Papa! Aku sedang berusaha menyelesaikan sesuatu tentangnya, tapi aku yakin Papa akan suka padanya saat bertemu." Ravindra bahkan tak sadar tersenyum saat mengingat Calista.
"Ravi...! Kau ingin bikin Papa mati penasaran! Sejak dulu kau nggak pernah tertarik pada wanita, jadi Papa ingin menjodohkan mu! Tapi kau menolak dan tiba-tiba kau bilang sudah punya calon dan sangat menyukai wanita itu! Siapa dia?!"
Ravindra menatap sang Papa dengan senyuman ringan. "Papa ingat pas dulu aku tinggal di rumah nenek saat Mama baru saja meninggal? Usiaku kalau nggak salah 13 tahun, kan? Tak lama Papa menjemput ku dengan istri baru Papa dengan menggandeng Julio. Papa ingat?"
Wajah Tuan Rahardian seperti malu, dia mengalihkan tatapannya dari putranya. Masa-masa itu adalah aib baginya, saat istrinya baru saja meninggal dia malah menikah lagi. Saat itu Sonya, sebagai istri siri ingin dinikahi secara sah agar putra mereka yang terlahir dari perselingkuhan mendapatkan status yang jelas.
Sebenarnya Tuan Rahardian tak sengaja meniduri seorang LC di sebuah klub dan malah hamil anaknya yaitu Julio. Mau tak mau dia harus bertanggung jawab dan sejak dia menikahi Sonya secara resmi, saat itu Ravindra menjauh darinya. Untung saja setelah putra sulungnya itu dewasa, karena urusan pekerjaan hubungan keduanya kembali dekat meski Ravindra tak pernah menerima kehadiran Sonya dan terus memanggil ibu tirinya dengan sebutan Tante.
"Ya, Papa masih ingat."
Ravindra tak bermaksud ingin menyinggung tentang masa lalu sang Papa, dia hanya ingin menjelaskan tentang Calista.
"Papa ingat saat aku akan tenggelam di sungai, Nenek cerita pada Papa kan."
"Hm, iya."
"Gadis di desa itu yang menolongku, dia sekarang sudah menjadi wanita cantik dan baik hati Pah. Dia lah yang akan menjadi menantu Papa, mohon restui kami."
Baru lah Tuan Rahardian menolehkan kembali kepalanya, mantap sang putra. "Benarkah?"
"Jika Papa benar-benar menyayangi ku, ingatlah... Papa punya hutang nyawa pada wanita itu. Aku pun nggak akan disini bersama Papa jika saat itu aku terserat arus sungai."
Tuan Rahardian menghela nafas panjang, tentu saja dia sangat bersyukur dan berterimakasih pada gadis kecil yang menolong anaknya.
"Bukankah waktu itu gadis kecil itu masih berusia 11 tahun, tapi katamu dia pandai berenang. Sekarang jika kamu 26 tahun berarti dia 24 tahun?"
"Ya, benar. Dia sudah tumbuh jadi wanita cantik, sayangnya hidupnya tak mudah. Aku dengar orang tuanya meninggal saat dia kuliah dan dia harus membayar sendiri kuliahnya dengan bekerja."
Tuan Rahardian mendengarkan cerita putranya dengan serius, dia terlalu banyak salah pada Ravindra serta pada istri pertamanya yang sudah meninggal. Kebahagiaan Ravindra adalah hal utama baginya.
"Baiklah, kenalkan pada Papa kalau dia sudah siap bertemu Papa."
"Makasih, Pah."
"Tapi ingat, pekerjaan pun penting bagi seorang pria. Jika bangkrut, bagaimana kamu akan menghidupi dia seumur hidupnya."
"Hahahaha! Papa mungkin nggak akan menyangka, meski aku bangkrut... dia akan tetap bersamaku bahkan dia akan menanggung seluruh hidup ku."
Kening Tuan Rahardian mengerut dalam, "Maksud mu, wanita itu nggak akan meninggalkan mu meski kau miskin?"
"Benar! Dia wanita baik dan istimewa, bukan?" ada kebanggaan tersendiri bagi pria itu.
"Kenapa kau sangat yakin?" tanya sang Papa.
"Karena saat ini, aku sedang berpura-pura menjadi orang miskin di depannya. Tapi dia tetap ingin bersama ku dan berjanji akan menanggung hidup ku seumur hidupnya."
"Hah?!" mata Tuan Rahardian terbelalak. "Kau gila!"
"Yahhh!! Papa benar, aku gila! Awalnya aku asal bicara kalau aku adalah seorang office boy, tak menyangka dia langsung percaya dan mengatakan tak keberatan aku orang miskin dan dia lah yang akan menanggung seluruh hidupku. Dia lebih gila dariku, bukan? Hahahaha....!"
Melihat tawa putranya yang begitu tampak bahagia, akhirnya Tuan Rahardian ikut tersenyum.
"Baiklah, terserah padamu. Kalian para anak muda, ckckck...."
Meski Ravindra menceritakan Calista pada sang Ayah, namun dia belum berani mengatakan status Calista yang sudah pernah menikah dan bahkan sekarang masih belum resmi bercerai dari lelaki lain.
"Aku kerja dulu." Ravindra bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan sang Ayah.
Mata Tuan Rahardian menyipit, dia menghubungi seseorang dan meminta informasi tentang wanita yang diceritakan Ravindra barusan. Sangat mudah mencarinya, tinggal memeriksa kegiatan Ravindra selama beberapa waktu ini.
•
Di rumah sakit, Calista masih terdiam di lorong dan duduk di kursi. Saat dia sedang mencari ruang rawat mertuanya, sebuah pesan berupa penggalan rekaman Cctv di hotel saat dia di jebak masuk ke dalam ponselnya.
Isi rekaman memperlihatkan jika Adele lah yang memerintahkan seorang laki-laki untuk mempeerk0saa nya untuk menjebaknya. Saat Calista melihat rekaman itu, dia begitu emosional. Dia begitu marah, seandainya malam itu dia benar-benar terjebak dengan pria suruhan Adele dan direkam lalu disebarluaskan sudah pasti bukan hanya karirnya tapi hidupnya pun akan hancur.
"Wanita biadaaab! Sudah jadi pelakor, dia pun jadi penjahat...!!!" Calista menyimpan rekaman Cctv, entah siapa pengirimnya namun ia berterima kasih pada orang itu.
Calista melanjutkan tujuannya datang ke rumah sakit, dia mengetuk pintu kamar rawat mertuanya dan pintu langsung dibuka oleh Andrean.
Pria itu tersenyum lebar melihatnya, senyuman yang jarang Calista lihat setelah lama menghilang. Apalagi setelah Andrean menjadi semakin terkenal dan berselingkuh, hanya wajah dingin dan ketidakpedulian bahkan pengabaian yang Calista dapatkan dari pria itu.
"Masuk, Lista."
Calista tertegun, Andrean kembali memanggil nama panggilan yang biasanya dulu Andrean sematkan padanya saat pacaran dan saat pria itu masih bersikap hangat padanya.
___
Maaf telat up, badan othor nya lagi kurang fit. Mudah-mudahan bisa double ya hari ini seperti biasa 🙏
Ubur-ubur ikan lele, doakan aku fit lagi ya leee 😘🫶
malah kasih kesempatan uler Keket buat masuk ke rumah ..