NovelToon NovelToon
Duri Dalam Daging

Duri Dalam Daging

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pelakor / Dendam Kesumat
Popularitas:16.5k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Sembilan tahun yang lalu mas Alfan membawa pulang seorang gadis kecil, kata suamiku Dia anak sahabatnya yang baru meninggal karena kecelakaan tunggal.Raya yang sebatang kara tidak punya sanak keluarga.
Karena itulah mas Alfan berniat mengasuhnya. Tentu saja aku menyambutnya dengan gembira. selain aku memang penyayang ank kecil, aku juga belum di takdirkan mempunyai anak.
Hanya Ibu mertuaku yang menentang keras keputusan kami itu. tapi seiring waktu ibu bisa menerima Raya.
Selama itu pula kehidupan kami adem ayem dan bahagia bersama Raya di tengah-tengah kami
Mas Alfan sangat menyayangi nya seperti anak kandungnya. begitupun aku.
Tapi di usia pernikahan kami yang ke lima belas, badai itu datang dan menerjang rumah tanggaku. berawal dari sebuah pesan aneh di ponsel mas Alfan membuat ku curiga.
Dan pada akhirnya semua misteri terbongkar. Ternyata suami dan anak ku menusukku dari belakang.
Aku terpuruk dan hancur.
Masih adakah titik terang dalam kemelut rumah tang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Aku heran karena mas Fajar pulang dengan wajah sedih. Semenjak aku datang sore tadi, aku tidak mendapatinya dirumah.

Hal itu tak luput juga dari perhatian Wanda.

Kami langsung menghampirinya.

"Bang, kau kemana saja tidak memberi kabar, kenapa baru pulang sekarang?" Wanda mendorongnya dengan pertanyaan. sedang aku memilih diam menunggunya tenang.

'Aju mau istirahat..!" jawabnya singkat. Tidak perduli dengan pandangan kami yang penuh pertanyaan dia langsung menutup pintu kamar. Mas Fajar lebih memilih kamar ku untuk beristirahat.

Wanda menatapku aneh. Memang sejak kejadian kemarin kami tidak saking sapa.

"Dia memang memilih kamar mu, tapi itu tidak berarti dia lebih memilihmu ketimbang aku..." ucapnya sinis.

"Terserah apa pendapat mu. Tapi yang jelas dia lebih nyaman di kamarku. apalagi sejak tau kau sudah bersama laki-laki lain." jawabku tenang.

Wanda terpancing emosinya.

Dia sudah mengangkat tangannya hendak menamparku. Tapi aku yang sudah tau gelagatnya langsung mengelak.

"Haah, kemarahan mu itu hanya mempercepat terbongkarnya sifat aslimu..." bisikku santai lalu meninggalkannya.

Wanda terlihat kesal dengan menghentakkan kakinya di lantai.

 Ku ketuk pintu pelan sebelum masuk kamar.

"Boleh aku masuk, mas?"

"Masuk saja, Tari."

Ku lihat dia tengah tidur terlentang dengan kedua tangan menyangga kepalanya.

Sangat jelas terlihat dia sedang berpikir keras. Apakah ini ada hubungannya dengan Wanda dan Alfan?

"Ada apa, mas? Kalau ada masalah berbagi lah. Aku siap jadi pendengar yang baik."

Dia menggeleng.

"Tidak ada yang serius. aku hanya sedikit pusing." jawabnya mengelak. Tapi aku tau dia sedang berbohong.

"Kau masih tidak percaya? " tanyanya saat dia sadar aku sedang menatapnya.

"Lupakan tentang aku? Sekarang aku mau bertanya, apakah kau bahagia dengan hidupmu yang sekarang?" tentu saja aku akun kaget dengan pertanyaannya

."Kenapa kau bertanya begitu?"

"Jawab yang jujur." dia menggenggam erat jemariku.

"Aku baru sadar kalau aku sudah mengajakmu masuk kedalam masalahku. Pernikahanku dengan Wanda menjadi beban bagiku, tapi tidak seharusnya aku menyeret mu kedalam arusnya."

Dia menatapku penuh rasa bersalah.

"Mas Fajar bicara apa? Kenapa kau mengungkit hal itu?" ucapku bingung.

"Kau tidak usah menutupinya dari ku. Aku sudah sadar sekarang. Kau pasti tertekan karena hidup satu atap dengan Wanda.

Harusnya aku tidak egois saat itu."

Aku semakin bingung. Kenapa dia mengungkit hal itu? Siapa yang telah meracuni kepalanya. Wanda? Atau Emak?

"Mas, apakah Wanda bicara sesuatu?"

"Tidak, ini murni kesadaran ku."

Aku tercengang tak tau harus bicara apalagi.

Memang, semula pernikahan ini hanyalah cara untuk menghindari Alfan. Walau banyak berkorban perasaan karena Wanda, tapi sekarang aku mulai mencintai nya. Apalagi sejak tau niat jahat Wanda. Aku ingin melindungi mas Fajar dari kelicikan keluarga angkatnya.

"Jangan bahas itu lagi. Aku tidak mau..."

"Tapi ini penting bagiku..!" jawabnya keras.

"Lalu apa maumu, .mas?"

Dia terdiam sejenak sebelum berujar lirih.

"Aku ingin kau memilih kebahagiaan mu. tinggalkan aku.."

Aku sangat marah mendengarnya.

"Kau sadar gak sih apa yang kau ucapkan barusan?"

"Aku sadar. Bahkan sangat sadar. Aku tidak pantas untuk mu, Mentari.."

Aku tidak percaya itu terucap dari pria yang ku anggap bijak selama ini sambil menahan gejolak di dada aku meninggalkannya sendirian.

Dengan mengusap deraian air mata aku pergi ke halaman. aku tidak mau Wanda atau Emak melihat keadaanku.

Kenapa dia berubah tiba-tiba. pakai bilang tidak pantas segala. Lalu apa menurutnya Wanda lah yang pantas menjadi istrinya?

Apapun yang dia ucapkan aku tidak mau menanggapinya terburu-buru. Aku harus menyelidiki penyebab perubahan sikapnya itu.

***

Sementara itu di kamarnya. Fajar sedang menyalahkan diri sendiri.

"Maafkan aku Tari, kau pasti terluka oleh sikap ku. Tapi pasti lebih sakit kalau harus menghabiskan hidupmu disini. Kau berhak bahagia."

"Untuk membuatnya meninggalkan ku, aku harus membuatnya membenciku.. Tapi bagaimana caranya?"Fajar berpikir keras mencari cara berpisah dengan Mentari tanpa menyakitinya.

"Siapa, Mak?" Wanda masuk ke kamar emaknya. Dia heran melihat orang tua itu sedang mengobrol serius dengan seseorang.

Emak menempel telunjuknya di bibir.

Wanda menunggunya sesaat sampai obrolan mereka berhenti.

"Ada kabar gembira. Kau tau, Alfan mengabari kalau Fajar akan segera menceraikan Mentari." ucapnya gembira.

"Masa iya, gimana kejadiannya? justru saat ini Bang Fajar marahnya ke aku gara-gara si Mentari itu." Wanda menggerutu pelan.

"Ternyata Alfan selangkah lebih maju dari kita. Dia mampu membuat Fajar merasa bersalah dan harus melepaskan Mentari. Bukankah itu kabar gembira?"

Mata Wanda berbinar terang.

"Iya, Mak. Wanita itu sudah berani dengan nyata menentang ku."

'Emak juga sangat jengkel padanya. Dia sok baik hati, hanya untuk mencari perhatian Fajar."

"Wanda kau bersiaplah. temani aku keluar." Fajar tiba-tiba saja masuk tanpa mengetuk pintu.

Ibu dan anak itu tercengang dan khawatir.

"Bisa tidak?" ulang nya saat melihat Wanda terdiam gugup.

"Iya, Bang. Tentu saja bisa."

Tanpa bicara lagi Fajar keluar.

"Selamat.. Untung dia tidak mendengar percakapan kita. Kalau tidak, mati kita. Makanya lain kali kalau masuk itu kunci pintu." ujar Emak sewot.

Fajar sengaja mengajak Wanda keluar, bukan karena simpati padanya tapi semata- agar membuat Mentari membencinya.

Wanda yang merasa Fajar berubah baik, langsung saja merasa bangga.

"Bang, kenapa berhenti disini?" protesnya saat Fajar menghentikan mobilnya di tepi jalanan sepi.

Iya, kita disini saja." jawab Fajar singkat.

"Lho, bukannya Abang mau mengajak ku makan malam?"

"Apa Abang pernah bicara begitu. Abang hanya bilang temani Abang keluar. Bukan untuk makan, tapi untuk merenung."

Wanda mendesah kecewa. Dia terpaksa menelan ludah karena sudah membayangkan makanan enak.

""Bang, kenapa tidak mengajak mba Mentari? Bukankah biasanya juga dia yang menemani mu?" Wanda memberanikan diri bertanya.

"Iya, itu biasanya. Sekarang kau harus membiasakan diri." jawab Fajar singkat.

Antara senang dan heran bercampur di pikiran Wanda.

"Berarti benar kata Emak. mereka sedang ada masalah. Dan aku yang mendapat keuntungannya." pikir Wanda dalam hati.

"Bang, lapar." rengeknya dengan manja.

"Ya sudah kita pulang."

"Kok pulang, kita cari makan dulu."

"Dirumah banyak makanan Wanda, mubazir tidak ada yang makan." jawabnya. Sambil memutar mobilnya.

Padahal yang terjadi. Fajar ingin cepat pulang dan mengetahui reaksi Mentari.apakah dia marah atau bagaimana.

Dan dia berharap istrinya itu marah dan mulai membencinya.

Sedang Wanda merenggut di sampingnya tapi tidak berani membantah lagi.

***

Sakit rasanya melihat perubahan sikapnya. Bahkan dengan terang-terangan dia mengajak Wanda keluar tanpa bertanya padaku.

Tapi tidak, aku tidak mau terpancing emosi. Aku tau mas Fajar hanya ingin memanas-manasi aku saja. Dia sengaja membuatku cemburu dan marah lalu aku minta cerai darinya. Itulah tujuannya.

Tapi maaf, aku tidak akan mudah menyerah, Mas. Bahkan setelah begitu banyak yang ku alami di rumah ini. Kau itu suamiku. Aku berhak atas dirimu. Walaupun Wanda punya hak yang sama atas diri mu, tapi aku tau mereka tidak setulus penglihatan mu. Mereka sedang merencanakan sesuatu yang tidak kau ketahui.

Emak menghampiriku. Aku memutar tubuhku menghadap kepadanya. Senyum liciknya tersungging di bibir.

"Bagaimana rasanya melihat Fajar keluar dengan Wanda?"

"Biasa saja.. Ya, hitung-hitung bersedekah lah. Kan jarang, bahkan bisa di bilang mas Fajar tidak pernah mengajaknya keluar. saya malah kasihan sama Wanda, dia pasti menderita karena punya suami tapi tidak pernah di anggap."

Emak begitu murka dengan ucapan ku. Dia hendak menamparku. Tapi dengan cekatan aku tangkap tangannya.

"Jangan kira saya tidak tau keterlibatan kalian dalam peristiwa itu. bukan itu saja. sudah berapa kali emak berusaha menjatuhkan aku di mata mas Fajar?" dia meringis karena tangannya aku cengkram dengan kuat.

"Kau berani padaku? Aku ibunya Fajar yang artinya mertuamu juga." ucapnya di sela rintihan.

"Saya istrinya, dan saya bisa menghormati orang yang menghargai kehadiran saya. Begitu juga sebaliknya. Dan Ingat, saya akan mempertahankan hak saya di rumah ini."

"Tapi bukankah Fajar akan menceraikan mu?" ucapnya tiba-tiba. Aku sempat kaget juga kenapa dia tau tentang hal itu?

"Ooh itu? itu hanya usaha orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kami baik-baik saja kok. Bahkan untuk mengajak Wanda keluar adalah ide ku." jawabku sambil tersenyum sinis.

Orang tua itu tampak bingung dengan penjelasan ku. Kini jelas sudah. Perubahan sikap mas Fajar karena dorongan emak dan antek-anteknya.

❤️like koment dong biar tambah semangat

1
Mama AldyNovi
Si Tari ini bloon juga ya ternyata..
Nur Laela
uebevhdd
Devi ana Safara Aldiva
terlalu berbelit-belit seperti drama sinetron
Fetnayeti Winarko
maaf thor, sebaiknya jgn terlalu diluar nalar🙏
cinta semu
🤣😁😂😝emang mentari kehilangan akal ...dah tau fajar dah punya istri masih aja dengar kata2 buaya 😂😁🤣😀pergi jauh aja tunjukkan harga diri u ...toh u g mungkin bisa melawan emak & Wanda ...percuma ...punya sahabat ya gitu dah tau tari salah malah di dorong masuk ke mulut buaya ...fajar jangan tanya yg penting tari mau di sentuh ..enjoy aja ...
Fetnayeti Winarko
ribet konfliknya
Fetnayeti Winarko
bagus
Fetnayeti Winarko
lucu
Nur Adam
gajel..pisah aja tari ribed lnjjt
Devi ana Safara Aldiva
ceritanya muter² nggak jelas males lama² bacanya
Elok Pratiwi
burukkk ... ternyata penulis nya penganut poligami ... kecewa sudah terlanjur membaca sampe bab 22 tau gitu gak tak baca ga tak buka
Mom Young
emang Dasar Ngak tahu Diri😣
Mom Young
egois nya😑😑
Mom Young
pergi aja Udah Ngak Usah Bertahan 😓
Mom Young
kenapa sih Ngak Di Kasih Pengertian Dulu Mbak Tari Nya Thor Malah Di Kasih Gebrakan Yang Bikin Jantungan 😢😢
Mom Young
😢😢😢😢 Ngak Kuat Baca nya Mleber Air Mata Ku😓
Mom Young
catok Bibir ibu mertunya Biar Ngak Kriiting😅
Mom Young
hidungku Kembang Kempis bacanya Thor Penasaran Siapa Di Balik Semua nya?
Santy Musriyanti
cerita xa g jelas
Mom Young
semangat Thor semoga Sukses 🌷
balqis: Maksih support nya Mom, kita sukses bersama yuk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!