NovelToon NovelToon
Jerat Pesona Duda Beranak 1

Jerat Pesona Duda Beranak 1

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Melissa Permata Sari, gadis muda yang nekat menjual keperawanannya demi melunasi utang keluarganya sebesar 150 juta. Di hotel tempat "transaksi" berlangsung, ia justru bertemu Adrian Sutil, pria tampan dan kaya yang bukan mencari kesenangan, melainkan seorang pengasuh untuk putrinya yang berusia tiga bulan.

Adrian memberikan penawaran tak biasa: jika Melissa berhasil membuat putrinya nyaman, separuh utang keluarganya akan lunas. Namun, ada satu masalah—Melissa belum bisa memberikan ASI karena ia masih perawan. Meski sempat ragu, Adrian akhirnya menerima Melissa sebagai pengasuh, dengan satu syarat tambahan yang mengubah segalanya: jika ingin melunasi seluruh utang, Melissa harus menjadi lebih dari sekadar pengasuh.

Bagaimana Melissa menghadapi dilema ini? Akankah ia menyerahkan harga dirinya demi keluarga, atau justru menemukan jalan lain untuk bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Berita kepulangan Adrian sudah tercium. Namun, kabar kehamilan Melissa belum sampai ke mancanegara. Ya, mereka lebih memilih untuk memberitahu nanti setelah Adrian kembali.

"Masih mau muntah lagi?"

Melissa masih berjuang melawan morning sickness-nya yang setiap pagi selalu menyerang. Jika tidak mual, maka ia akan mandi sepanjang hari.

"Aku mau mati aja, ini nyiksa banget!" keluhnya. Sasa dan Yani adalah korban yang paling sabar. Menangani mood Melissa yang begitu berantakan. Mereka seberusaha mungkin untuk menjaga mental perempuan belia itu.

"Nona mau apa? Biar kita turuti!"

"Aku mau bebas, mau pulang!" hardik Melissa .

Sasa dan Yani hanya mampu menatap nanar. Terkadang ucapan-ucapan seperti itu mereka akali dengan banyak cara. "Kita masak yuk! Hari ini aku ada belanja banyak bahan masakan!"

"Masak apa?" Tiba-tiba ada ketertarikan Melissa untuk menjawab seperti itu. Namun, pertanyaan sederhana tersebut membuat kedua pengasuhnya tersenyum bahagia.

"Kita buat omlet, steak daging, steak kentang, steak drumb juga boleh kalau mau hehe ...." Ya, Sasa sangat bersemangat. Berharap bisa mengembalikan mood baik nonanya.

"Nona eh mau ke mana?" Yani dan Sasa terperangah saat wanita tersebut berjalan menyelonong begitu saja.

"Katanya mau masak, ayok!"

Seketika senyum Sasa dan Yani mengembang saat mereka saling bertatapan.

"Goo!"

***

Sudah hampir setengah jam, melayani hal-hal yang aneh.

Dengan diwarnai marah, tawa, berisik, terkadang diam.

Kini, Sasa dan Yani berkali-kali menelan salivanya, menatap perempuan yang berada di atas meja tengah memakan makanan sebegitu banyaknya.

"Dia kemasukan jin apa si, Mbak?" bisik Sasa.

"Tuyul yang ada di perutnya yang bikin dia begitu!" balas Yani dengan intonasi suara yang sama.

"Kalian kenapa diam aja? Ayok makan!"

Perempuan dengan hanya menggunakan tank top dan celana pendek itu naik di atas meja. Makanan di pegang kanan-kiri, sementara mulutnya penuh terisi.

"Hehe nggak, Non. Makan yang banyak ya, nanti tinggal muntahin aja kalau kekenyangan!" balas Sasa. Yani pun ikut tersenyum sebagai tanggapan.

Sasa mendekati telinga ketuanya, lalu ia berbisik, "Lihat dia aja udah kenyang!"

"Capek juga ya ngasuh bayi besar. Dulu sangat konyol, ceria, rese, sekarang tingkahnya sesuai umur. Kayak bocah," bisik Yani membalas.

Entah karena bawaaan sesosok nyawa yang ada di dalam perut, atau memang ini pribadi aslinya. Yang mereka lihat perubahan Melissa cukup jauh. Namun, itu lebih baik daripada mereka harus mendengar tangisan, rintihan atau bahkan jeritan, yang setiap hari dilakukan perempuan itu.

"Mbak aku mau berenang!" Sudah kenyang. Tiba-tiba ada yang ingin dia lakukan lagi.

"Boleh, tapi kita temani ya!"

balas Yani.

"Aku gak pakai baju berenangnya!" balas Melissa dengan wajah ragu-ragu.

"Duh, Mbak, ini sama aja mandi lagi. Dia udah hampir 4 kali mandi seharian ini, Mbak!" bisik Sasa.

"Hmm, Nona gimana kalau kita main di taman belakang aja!"

"Emang di belakang ada apa? Selama aku tinggal di sini, gak pernah ke taman belakang, Mbak!" jawab Melissa . Mereka tersenyum karena mendengar ucapannya mulai normal seperti dulu.

Biasanya Melissa hanya mengeluarkan beberapa kosa kata saja dalam sehari.

"Banyak, ada berbagai hewan peliharaan, bunga, mau lihat gunung juga ada!"

"Serius gunung?" tanya ulang Melissa dengan tampang lugu.

Yani pun mencubit lengan Sasa sebagai yang menjawab. "Hehe, maksudnya pasir yang kayak gunung. Tapi, kamu bisa main perosotan di sana!"

Melissa pun mendatarkan wajahnya, merasa tak sesuai ekspektasi. "Memangnya aku bocah!"

"Tapi memang kamu bocah!"

Spontan Sasa menjawab.

"Sasa!" geram Yani menegur.

"Eh, iya maaf!"

***

Malam hari. Lagi-lagi kehidupannya hanya berkutat di kamar. Sesenang apa pun saat siang, tetap saja merenung hanya ada saat di malam hari. Melissa ingin sekali melihat wajah ayah dan kekasihnya.

Mengingat bagaimana aksi bercinta yang menjadi malam kelam yang merupakan tanda kehancurannya, ia selalu merutuki malaikat kecil yang tak sengaja tumbuh di rahimnya.

Memori ingatannya kembali pada saat pertemuan pertama. Mungkin jika kala itu ia tidak dipertemukan dengan seorang Adrian Sutil, Melissa masih bisa leluasa melihat wajah ayahnya, dan tidak mengalami kehamilan dini seperti ini. Meski, pekerjaan awal yang ia lakukan tetap salah.

Bahkan, sang abang yang sangat ia benci, kini ia rindukan.

"Bagaimana kabar ayah, bagaimana kabar abang? Aku kangen mereka. Sampai kapan harus kayak gini? Kalau pun aku ketemu mereka, rasanya udah gak layak. Aku kotor, aku hina, dan mungkin abang bakal hukum abis-abisan!" gumamnya.

Wanita itu sedang melihat pantulan dirinya di depan cermin. Saat itu ia menyadari ada sedikit tonjolan di perutnya yang di mana ia anggap sebagai benalu. Sungguh, Melissa tidak menginginkan anak itu sama sekali. Terlebih ia menyadari siapa ayahnya.

"Lebih baik aku mati saja, semuanya udah gak ada yang bisa diperjuangkan!"

***

Bising-bising di luar. Tampak semua pekerja sedang sibuk berbaris entah untuk apa. Namun, ternyata parkiran mobil sedan di halaman rumah yang menjadi alasan mereka berlomba-lomba untuk berbenah.

"Selamat malam, Tuan!"

"Selamat, Pak!"

Mereka menyambut sesosok pria yang banyak disegani orang. Kini, sudah berjalan melewati para pelayan yang sedang berbaris sambil menunduk.

Hampir sebulan lebih kepergiannya, pulang pun sangat mendadak tidak ada kabar terlebih dahulu, membuat mereka heboh untuk menyambutnya.

"Sasa, Yani!"

Kedua perempuan itu langsung disebut olehnya. Sang tuan yang tingginya menjulang itu, kini sudah berada di hadapannya.

"Baik, Pak!"

"Bagaimana?"

Satu kalimat itu saja sudah tentu cukup membuat mereka paham jika sang tuan sedang menanyakan perempuan yang menjadi tawanannya.

"Dia baik-baik saja Pak, tapi " ada yang harus kita sampaikan ...," jawab Yani.

Adrian menarik satu alisnya, tertanda sebuah pertanyaan yang di mana Yani harus melanjutkan ucapannya.

"Nona Melissa hamil Pak, kandungannya sudah masuk satu bulan. Sudah dicek juga dengan dokter Nadya!" jelas Yani.

"Hamil?" Adrian bertanya ulang. Tidak ingin mengulur waktu, pria itu tergesa-gesa menghampiri kamarnya. Sasa dan Yani pun membututi, berniat untuk mengintip.Akan tetapi, kepulangan Adrian ternyata disambut dengan adegan yang seharusnya tidak ia lihat.

"HENTIKAN Melissa !" teriak Adrian . Sontak, kedua pembantu yang berniat mengintip pun, ikut berdiri di belakang majikannya.

"Nona Melissa jangan lukai dirimu, letakan benda itu, ayo letakan!" Yani ikut berteriak, sementara Sasa hanya mampu menggigit jari.

"Apa? Bukannya ini yang kamu mau? Aku akan membunuh anakmu tanpa diperintah!" teriak Melissa . Wanita itu menodong mereka dengan gunting, sementara tangan yang satu memposisikan pisau di perutnya.

Kaki dan pergelangan tangannya penuh dengan noda berwarna merah yang saling berceceran, bahkan pecahan kaca di sekitar begitu banyak. Sungguh, Adrian sangat cemas.

"Kita sama-sama tidak menginginkan anak ini, biar aku mati bersama dia!" tekan Melissa .

"Siapa yang mengatakan aku tidak menginginkan dia? Aku mohon, urungkan niatmu. Kita buat perjanjian!" Dengan hati-hati Adrian mendekati, ia berjongkok di hadapan Melissa yang saat itu sedang gelosor di depan cermin almari.

Perempuan itu terus memundurkan diri, sementara Adrian semakin mendekatinya." Pertahankan dirimu dan juga anakku. Setelah dia lahir, aku akan membebaskanmu. Aku janji!"

Bersambung ~

1
Sarita
sabar Adrian nanti juga lama" bucin tuh si melisa
S.gultom
karya yang bagus🙏
codefive_
Teruskaaaan👍🏻
codefive_
Semangat ya kak utk novelnya, lanjutkaan👍🏻
codefive_
Saran ya kak, untuk koma jangan ditengah. Bisa spt ini “tenang melissa, ngangkang dikit abis itu kabur!”
codefive_: Samasama, yuk gantian support karya terbaru ku🥰
S.gultom: makasih sarannya kak 🙏
total 2 replies
Little Sister
ceritanya seruuu, semangat yaaa/Determined/
♐EP𒈑⃟⃞𐦉CintaAfya𒈑⃟⃞🦅💞
kk mampir di sini dan simpan di favorite nnti baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!