Gadis polos yang berasal dari desa itu bernama Sri, karena tuntutan keadaan dan di jerumuskan temannya dia menjadi simpanan seorang sugar daddy yang memberinya berbagai kemewahan. Terlena dengan duniawi dan perhatian sang sugar daddy membuat Sri lupa diri dan ingin memiliki pria yang telah mempunyai anak dan istri itu. Bagaimana kisah selanjutnya? mari ikuti kisahnya,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amukan singa betina
"Hai sayang, sepertinya kita memang berjodoh. Karena sekuat apapun kamu berusaha menjauh dari ku, Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan kita." seloroh Karina dengan senyum centilnya, bahkan dia sempat mengedipkan sebelah matanya pada Regan dengan begitu genitnya, membuat Regan merasa semakin kesal di buatnya.
"Tidak usah berbasa basi, aku datang ke sini untuk menagih janji mu yang katanya akan menanda tangani surat cerai." lirih Regan karena tak ingin Sari yang berdiri tak jauh dari mereka mendengarnya.
"Haha,,, apa itu berarti kamu setuju untuk bekerja sama dengan ku?" kata Karina dengan santainya, karena sejujurnya dia sudah bisa menebak jika Regan pasti akan menerima tawaran kerja samanya itu.
"Aku akan ke kantor polisi dan melaporkan Julian atas tindakan penculikan dan aku tidak butuh bantuan mu jika saja kau tidak menjanjikan surat perceraian itu." geram Regan sedikit kesal karena merasa jika Karina seperti sedang tarik ulur dengannya dan mencoba mempermainkan dirinya.
"Lakukan saja, dan kamu mungkin akan di permalukan jika ternyata wanita itu datang secara sukarela tanpa paksaan ke pelukan Julian, ah,,, kenapa wanita wanita mu selalu lari ke pelukan Julian ya,,," ejek Karina, yang berarti secara tidak langsung dia juga sedang membicarakan dirinya sendiri yang lari ke pelukan Julian dengan suka rela, dan hal itu sontak saja membuat wajah Regan memerah karena menahan marah.
"Tidak semua wanita berkelakuan bejat, seperti mu!" ketus Regan dengan mata yang menyalang tajam.
Namun kemarahan Regan sedikit mereda saat Karin menyodorkan map ke hadapannya yang berisi surat persetujuan perceraian yang sudah di tandatanganinya.
"Jangan naif, pada dasarnya semua wanita sama, mereka akan lari pada pria yang bisa membahagiakannya, dan yang bisa membahagiakan wanita itu adalah uang. Jika wanita wanita mu lebih memilih Julian di banding dirimu, harusnya kamu intropeksi diri, apa yang salah dengan diri mu, bukan malah menyalahkan orang lain." dalih Karina yang tetap tidak ingin di salahkan meski jelas jelas dalam hal ini dirinya yang salah karena telah mengkhianati sumpah suci pernikahan.
"Itu hanya berlaku pada wanita jenis mu saja, jenis wanita yang selalu mencari pembenaran diri." sinis Regan, dengan mata yang tetap fokus membaca lembaran surat perceraian dengan teliti, dia tidak ingin di bodohi kesekian kalinya oleh Karina.
"Aku akan ke rumah Julian besok pagi. Tenang saja, aku akan mencari informasi, kamu jangan bertindak dulu." ujar Karina saat Regan mengatakan jika dirinya tidak dapat menemui Sri di rumah sakit, entah ruangannya yang telah di pindahkan atau Julian yang membawanya keluar dari sana.
Setelah mendapat kiriman foto Sri yang terbaring di atas ranjang rumah sakit, Regan langsung mendatangi rumah sakit tersebut, namun sialnya dia tidak dapat menemukan ruangan dimana Sri dirawat, pihak rumah sakit juga seperti terkesan menutup nutupi tidak memberikan informasi apapun tentang keberadaan Sri dengan dalih jika itu privasi pasien, mungkin Julian sudah mewanti wanti agar pihak rumah sakit tidak memberi tahu siapapun mengenai keberadaan Sri di sana, Julian berjaga jaga jika Regan akan mencari keberadaan kekasihnya, dan itu memang terjadi. Julian terlalu pintar dan teramat tau langkah langkah yang akan di ambil adik tirinya, sehingga selama ini dengan mudahnya dia dapat memperdaya Regan mulai dari harta warisan, perusahaan dan juga Karina, lantas sekarang sedang berusaha untuk merampas Sri.
"Apa yang kalian bicarakan di sini, sepertinya sangat serius. Bukankah wal yang baik ini harusnya kita rayakan, ayo makan bersama sama, sudah lama rasanya kita tidak berkumpul dan makan bersama." Sari tiba tiba menyela pembicaraan Regan dan Karina yang saat itu sengaja menjauh ke taman belakang karena akan membicarakan masalah perceraian dan masalah Julian. Regan tidak ingin sang ibu kembali drop jika sampai mendengar kesepakatan yang terjadi antara dirinya dan Karina, Regan tidak ingin merusak suasana hati Sari yang begitu bahagia karena mengira kedatangannya ke rumah ini untuk kembali rujuk dengan Karina.
"Ah itu,,, kami hanya sedang membahas ---" kalimat Regan menggantung begitu saja, dia kebingungan mencari kebohongan untuk di sampaikan pada sang ibu.
"Kami hanya konsultasi masalah toserba bu," bohong Karina.
"Oh, apa kamu berencana akan kembali ke toserba? Kasihan Karina dalam kondisi hamil seperti itu harus bekerja." jawab Sari.
"Ah tidak,,, tidak apa apa bu, aku malah senang ada kegiatan, aku sering merasa jenuh jika terus terusan di rumah!" sambar Karina yang ketakutan jika toserba yang hampir menjadi miliknya karena akan segera di hibahkan oleh Sari padanya itu akan di kembalikan pada Regan.
"Biarlah dia melakukan apapun yang ingin dilakukannya, bu." ucap Regan cuek, dia cukup yakin jika toserba yang baru beroperasi belum satu bulan itu akan segera bangkrut di tangan Karina, meski terkesan acuh, namun selama ini Regan tetap memantau toserba milik sang ibu itu.
*
Di rumah Julian,
"Lepaskan,,, jangan dekat dekat dengan ku!" Sri melepaskan tangan Julian yang hendak memapah dirinya saat turun dari mobil dan hendak memasuk ke dalam rumah.
"tapi kaki mu masih sakit, atau aku gendong saja?" Julian mengangkat kedua tangannya seraya hendak menggendong Sri yang menatapnya dengan tatapan marah.
"Aku bisa jalan sendiri," ketus Sri, hatinya terasa sangat dongkol karena sejak di rumah sakit Julian bersikap berlebihan padanya, bahkan menempatkan penjaga di luar dan di dalam ruang rawatnya, membuat dia harus membuang jauh jauh keinginannya untuk kabur dari rumah sakit, padahal dia merasa jika itu adalah kesempatan yang bagus.
Ciittttt,,,,
Suara decit ban mobil yang di rem secara tiba tiba mengalihkan perhatian semua orang yang saat itu masih berada di teras rumah, sebuah sedan berwarna putih berhenti tepat di sebelah mobil Julian yang juga baru masuk ke pelataran rumah mewahnya.
"Julian,,, aku sedang mengandung anak mu dibiarkan sendirian, sementara disini kau malah memanjakan wanita lain, apa kurang ku selama ini, huh? Setelah rumah tangga ku dengan Julian hancur, kau malah membuang ku begitu saja, itu tidak akan terjadi, aku akan meminta hak ku, hak anak ku, aku minta kau menikahi ku!" teriak Karina sesaat setelah dia turun dari mobilnya, dia berjalan mendekat ke arah Julian yang spontan berdiri di depan Sri, dia seperti takut jika Karina akan menyakiti Sri, sehingga dia pasang badan dan menyembunyikan Sri di balik punggungnya.
"Apa maksud mu, hubungan kita tanpa paksaan, kau menjalin hubungan dengan ku dengan kesadaran penuh, apa aku memaksa mu? Sejak awal aku juga tidak pernah menjanjikan apapun pada mu, kecuali memberi mu uang, lantas apa bedanya kau dengan wanita penjaja tubuh yang mau melayani pria demi uang, tentang masalah kehamilan itu, aku tidak yakin jika itu anak ku, jadi aku tidak perlu mengambil tanggung jawab apapun, kecuali sudah ada tes dna yang menyatakan jika itu memang anak ku." Julian berkilah.
"Bajing an! Kau memang berengsek, ini anak mu, aku tidak pernah tidur dengan pria lain selain kamu dan Regan, itu pun semenjak aku bersama mu aku tidak pernah tidur dengan nya lagi." Karina berteriak histeris, kemarahannya mulai menguasai dirinya karena Julian menghinanya sedemikian rupa.
"Who knows,," Julian mengangkat kedua bahunya acuh, hal itu justru semakin memancing kemarahan Karina yang langsung berusaha memukul tubuh Julian yang berdiri di hadapannya.
Karina seperti kesetanan, dia memukul, menjambak dan mencakar wajah julian, bahkan dua orang asisten Julian yang berada di sana kewalahan menahan dan menyelamatkan Julian dari amukan Karina yang kini menjelma bak singa betina yang mengamuk.
Tak ayal keributan karena amukan Karina mengundang perhatian para tetangga di sekitar perumahan dan juga orang orang yang berlalu lalang, sehingga kejadian itu menjadi tontonan banyak orang, bahkan beberapa di antaranya merekam kejadian itu dengan ponselnya, seolah apa yang terjadi merupakan hal yang menyenangkan bagi mereka untuk di abadikan dan mungkin di share ke publik sebagai baan guyonan atau olok olokan.
Bagaimana tidak, yang saat ini sedang di hajar habis habisan oleh Karina adalah salah satu pengusaha pemilik mall ternama di Ibukota, hal ini pasti akan menjadi perbincangan menarik di kalangan masyarakat pecinta gosip dan keributan.
Suasana menjadi kacau tidak terkendali, apalagi saat tanpa sengaja Karina terjatuh karena di dorong oleh Julian dan kedua asistennya, sehingga Karina tergeletak di ubin tidak sadarkan diri, keadaan menjadi semakin ribut saat darah segar mengalir di sela sela paha Karina yang saat itu mengenakan mini dress selutut.
Semua orang sibuk menyelamatkan Karina, termasuk Julian yang tidak ingin citranya terlihat buruk di mata orang orang yang kini tengah menontonnya, tanpa ada satu orang pun yang menyadari, jika Sri memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk melarikan diri dari rumah Julian yang pagarnya terbuka lebar, sementara Julian dan kedua asistennya sibuk dengan amukan Karina.