Nadia melihat secara langsung perselingkuhan sang suami. Dan di antara keterpurukannya, dia tetap coba untuk berpikir waras.
Sebelum mengajukan gugatan cerai, Nadia mengambil semua haknya, harta dan anak semata wayangnya, Zayn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Bab 20
Aslan mengepalkan kedua tangannya kuat, dia marah sekali mendengar semua ucapan Nadia.
Kepalanya mendidih, akal sehatnya seolah semua telah hilang. Nadia bukan hanya mengajukan gugatan cerai pada dia, tapi wanita itu juga sudah berani-beraninya mengambil hartanya secara diam-diam. rumah ini awalnya atas nama dia tapi Nadia dengan serakahnya merubah nama itu menjadi namanya sendiri.
Aslan tidak ingat bahwa saat pembangunan rumah ini dia menggunakan sebagian banyak uang kedua orang tua Nadia.
Dan bukan tentang harta saja tapi Nadia pun mengancam dia tentang kasus kekerasan dalam rumah tangga.
"Kurang Ajjar! Dasar wanita licik, benalu dan tidak tahu diri." umpat Aslan, dia mengikis jarak dan bicara tepat di depan wajah Nadia.
Nafasnya yang memburu penuh amarah bahkan sampai mampu menerpa wajah Nadia.
Sumpah, Nadia sebenarnya merasa sangat takut sekali, tapi sekuat tenaga dia bertahan dan membalas tatapan tajam yang diberikan oleh Aslan.
Aslan bahkan langsung menarik Nadia dengan sangat kasar, membawa wanita itu untuk keluar dari rumah ini.
"Lepas!" pekik Nadia.
"Yang harusnya pergi dari rumah ini ketika kita bercerai adalah kamu Nad! Bukan Aku!!" bentak Aslan, dia membuka pintu utama rumah itu dengan sangat kasar, lalu tanpa ampun mendorong Nadia hingga tersungkur ke atas lantai di teras rumah.
Brug! Nadia jatuh. Air mata yang sejak tadi coba dia tahan agar tidak keluar kini akhirnya tumpah juga.
Hatinya hancur berkeping, hingga membuat Dadda itu terasa sangat sesak.
Entah apa yang sudah terjadi selama bertahun-tahun mereka menikah, karena kini Nadia benar-benar sudah tidak mengenal suaminya lagi.
Bahkan tanpa belas kasih asal melemparnya keluar dari rumah ini.
"Jangan harap bisa mendapatkan rumah ini dan Zayn, pergilah seolah diri," geram Aslan. kedua matanya sudah penuh dengan amarah, sedikitpun dia tidak merasa iba kepada Nadia yang selama ini sudah mendampingi dia sebagai istri.
Aslan merasa dia sudah tinggi, sudah tidak butuh sosok Nadia untuk ada di sampingnya.
lagi pula Kini dia sudah memiliki calon pendamping yang lebih dari segalanya dibanding wanita benalu ini, Cindy. Seorang wanita yang bukan hanya cantik dari rupanya saja tetapi juga pintar mencari uang.
Aslan hendak masuk ke dalam rumah, namun Nadia dengan cepat menghentikan langkahnya. Nadia memeluk laki Aslan dengan erat.
"Ini rumahku Aslan! kamu tidak berhak masuk ke dalam sana!" pekik Nadia, masih coba mempertahankan apa yang menjadi haknya meski saat ini sedang dalam keadaan tidak berdaya.
"Menjijjikkan! lepas kaki ku!!" Aslan bahkan dengan tega menendang Nadia hingga pelukan wanita itu pada kakinya terlepas.
"Aslan!" pekik Nadia.
namun kemudian perselisihan sepasang suami dan istri itu seketika terhenti ketika melihat sebuah mobil mewah memasuki halaman rumah mereka.
Nadia masih menangis dan bersimpuh di lantai, sementara Aslan berdiri dan menatap bingung pada mobil itu.
Aslan mendelik matanya saat merasa jika dia mengenal mobil tersebut. mobil itu adalah mobil milik sang bos di tempatnya bekerja, tuan Steve.
Deg!
Tidak mungkin dia. untuk apa pria itu malam-malam datang ke sini. Batin Aslan.
Tapi kemudian yang dia batin kan itu ternyata benar adanya, seseorang pria yang keluar dari dalam mobil itu adalah Steve.
Nadia tersentak, tak menyangka jika pria itu akan melihatnya dalam keadaan hinna seperti ini.
Air mata wanita itu mengalir semakin deras.