Mafia Cantik Penakluk Gus Tampan

*****

Queena tersenyum puas karena kerja sama dengan Az company berjalan dengan lancar, sesuai dengan keinginannya.

"Baiklah karena meeting ini sudah selesai bagaimana kalau kita lunch bersama??"

tawar Queena.

" Tidak usah nona, kami akan makan siang di kantor kami saja." Tolak Arvin karena dia karena dia tahu Gus Alzam risih berada didekat Queena.

Bukan Queena namanya kalau langsung menyerah dengan sebuah penolakan, Queena menarik tangan Gus Alzam. "Ayolah ... anggap saja merayakan kerja sama kita."

Gus Alzam langsung menyentak kasar tangan Queena. "Maaf jangan sentuh saya, kita bukan mahram!"

Queena makin tersenyum lebar.

"Maka dari itu jadikan aku mahram bagimu, halalkan aku ...."

"Itu tidak akan pernah terjadi Nona."

"Semakin menolak, semakin tertantang gue dapatkan lo! dan akan gue Pastikan lo akan jadi suami gue ,,,"

Queena memang benar benar gila, dia seperti mendapat lampu hijau saat di tolak, jadi saat ditolak di akan semakin mengejar.

Arvin yang geram pun bersuara." Bocah gila lo itu gak dengar penolakan Gus Alzam, lo itu perempuan gak tahu malu mengejar laki laki yang sudah jelas jelas menolak, dekat pun enggan, lagian Gus Alzam itu sudah punya calon jadi gak usah terlalu bermimpi tinggi tinggi nanti kalau jatuh nangis."

"Hm ,,, jadi nolak gue karena udah punya calon?" Mengetuk kepalanya seolah-olah sedang berpikir Queena manggut manggut.

Arvin dan Gus Alzam tersenyum lega mereka pikir Queena menyerah dan berhenti gangguin Gus Alzam. Namun, fikiran mereka salah.

" Gampang,, kalau lo udah punya calon,,," menunjuk Gus Alzam Queena melanjutkan ucapannya membuat Arvin dan Gus Alzam menganga "Gue bunuh aja calon lo,

kan kalau calon lo itu mati, lo udah gak punya calon 'kan?" ucap Queena dengan santai seolah ucapannya itu hal biasa.

Gus Alzam memijit kepalanya yang terasa mau pecah mendengar Queena bicara, sebelumnya dia belum pernah bertemu dengan perempuan seperti Queena.

Tanpa berkata Gus Alzam meninggalkan ruangan meeting diikuti Arvin di belakangnya,

Queena membiarkan saja karena bagi dia sudah cukup untuk hari ini.

Queena menatap kepergian keduanya dengan senyuman liciknya, dirinya semakin tertantang mendapatkan Gus Alzam.

Mike yang dari tadi hanya diam menatap nonanya aneh, mengejar orang yang sudah jelas jelas menolak, sementara diluaran sana banyak yang mengantri ingin mendapatkan nonanya.

********

Setelah dari perusahaan Aqueena Company Gus Alzam dan Arvin mampir makan siang dulu di cafe .

" kalau ada pertemuan lagi dengan Aqueena Company kamu yang urus Vin, aku malas berurusan dengan Queena itu." Gus Alzam buka suara.

"Baik Gus,tapi kalau saya perhatikan ya nona Queena itu orangnya ambisius,dia pasti akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya." ucap Arvin.

Setelah itu hanya keheningan yang terjadi, menikmati pesanan mereka.

*********

Di pesantren Darussalam sedang banyak santri berlalu lalang karena jamnya istirahat,

Sementara keluarga ndalem makan bersama kecuali Gus Alzam, selesai makan makan mereka ngobrol santai.

"Bi gimana jadi gak jodohin Alzam sama ning Fatimah putrinya kyai Basyir?" tanya umi Maryam pada Abi Reyhan.

"Abi serius mau jodohin bang Alzam??" sambung Gus Azka.

"Abi mau tanya dulu sama Alzam mau tidak?"

jawab Abi Reyhan.

"Menurut adek gimana cocok tidak kalau abang Alzam di jodohkan dengan ning Fatimah?" tanya umi pada ning Syaqila.

Ning Syaqila menoleh pada uminya." Cocok sih Mi, Bang Alzam tampan dan Ning Syaqila cantik, keduanya sama sama pandai dalam ilmu agama.

Mereka terus ngobrol hingga waktu istirahat selesai.