Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DILEMA
Tok tok tok
Gina mengetuk kaca pintu mobil Haikal. Sore ini Haikal menjemput Gina ditempat kerjanya. Momen disaat Haikal patah hati seperti ini, tentu dimanfaatkan Gina dengan baik. Dia selalu mengirimkan chat dan serta menelepon Haikal, dengan dalih menghibur serta memberi support agar Haikal bisa segera move on. Dan sore ini, akhirnya Gina berhasil mengajak Haikal bertemu.
"Makasih ya, udah mau jemput."
"Gak masalah." Haikal melajukan mobilnya meninggalkan kantor tempat Gina kerja.
"Kenapa muka kamu?" Gina memperhatikan lebam di dekat sudut bibir dan bawah mata Haikal.
Haikal hanya menjawab dengan senyuman. Rasanya malu untuk bilang jika semalam di berkelahi dengan Romeo.
"Udah diobati belum?" Gina tampak khawatir.
"Cuma luka kecil, gak masalah." Lukanya memang belum diobati. Jika biasanya ibunya panik melihat dia terluka, tapi kali ini beda. Ibunya itu mengurung diri dikamar sejak semalam, dan belum keluar sampai Haikal berangkat kerja tadi pagi. Haikal pikir, ibunya seperti itu karena marah pada Romeo.
"Jangan terlalu meremehkan, harus diobati. Mending kita gak usah makan di luar. Kita ke apartemen aku aja biar aku bisa ngobatin luka kamu. Untuk makanan, nanti kita bisa DO."
Setelah memikirkannya sebentar, akhirnya Haikal setuju. Dia juga sedang ingin curhat pada Gina.
Sesampainya di apartemen, Gina langsung mengambil air dan handuk untuk mengompres lebam tersebut.
"Sampai biru seperti ini." Gina dengan gerakan pelan dan lembut, mengompres lebam diwajah Haikal. "Emangnya kamu berkelahi sama siapa sih?"
"Romeo."
"Hah!" Gina kaget, sampai sampai handuk kecil yang dia pegang terjatuh karena tangannya gemetaran. Jangan jangan, mereka berkelahi karena Romeo sudah menceritakan semuanya.
"Kenapa Gin?"
"Eng, enggak papa Kal." Gina mengambil kembali handuk tersebut. Membasuh air lalu kembali menempelkan ke luka di wajah Haikal.
"Bisa bisanya Romeo mau menikahi Rere."
"Menikah dengan Rere?" Lagi lagi Gina dibuat kaget. Tapi kabar ini masih melegakan karena ternyata Romeo tak menceritakan apapun tentang malam itu.
Tapi Romeo menikahi Rere, tak ada dalam rencananya. Kalau sampai itu terjadi, artinya masalah ini belum berakhir. Rere masih akan ada hubungan dengan Haikal. Meski bukan sebagai istri, melainkan adik ipar. Tapi tetap saja, Gina tak bisa membiarkan itu. Haikal akan semakin susah move on jika masih sering bertemu Rere. Lain halnya jika Romeo kembali ke Jepang dan tak menikah dengan Rere. Haikal dan Rere tak akan ada urusan lagi, dan mungkin tak akan pernah bertemu lagi.
"Aku bingung dengan Romeo. Aku masih ingat hari itu, dia terlihat tak suka pada Rere. Tapi sekarang." Haikal tersenyum getir. "Tiba tiba saja Romeo bersikeras ingin menikahi Rere dan bilang ingin menjadi ayah untuk anak dalam kandungan Rere. Entah ada apa dengan dirinya?"
Gina pura pura tak tahu meski dia tahu secara pasti apa alasannya.
"Apa kau menyetujuinya?"
"Apa kau gila? Jelas aku tidak menyetujuinya, begitu pula dengan ibu."
Bagus, jangan sampai Romeo menikah dengan Rere. Karena aku ingin dia enyah dari kehidupanku dan Haikal untuk selamanya.
Gina mengambil salep lalu mengoleskannya tipis tipis di luka Haikal.
"Aww..." Haikal meringis karena terasa perih saat Gina menyentuhnya.
"Maaf, sakit ya?" Gina mencondongkan badannya kedepan lalu meniup lebam didekat bibir Haikal.
Tubuh Haikal terpaku saat jarak wajahnya dan Gina sangatlah dekat. Selain itu, tiupan dari mulut Gina yang mengenai bibirnya, membuatnya seketika merinding.
Jakun Haikal naik turun saat menatap bibir Gina yang merah dan sedikit tebal. Mungkin akan terasa begitu nikmat saat dikulum.
Menyadari tatapan Haikal yang mulai sayu, Gina memberanikan diri untuk mencium Haikal. Dan benar saja, Haikal membalas ciuman itu. Tapi tak lama, karena Haikal tiba tiba mendorong Gina hingga pagutan bibir mereka terlepas.
"So, sorry." Haikal berusaha menurunkan suhu tubuhnya yang tiba tiba naik. Tidak seharusnya dia melakukan ini. Apalagi dia dan Gina tak ada ikatan apapun.
"A, aku yang harus nya minta maaf. Sory Kal, aku terbawa suasana." Gina menggigit bibir bawahnya. Menunduk dalam, pura pura malu dan menyesal. Padahal dalam hati, dia bersorak riang karena berhasil lebih dekat satu langkah dengan Haikal.
.
.
.
.
Malam ini, Romeo mengunjungi Rere yang masih ada dirumah sakit. Wanita itu sudah terlihat lebih sehat. Wajahnya juga tak sepucat kemarin.
"Pilihlah mana yang kau suka." Romeo menunjukkan beberapa gambar cincin pernikahan di ponselnya.
"Pikirkan dulu sebelum terlambat. Jangan hanya karena kasihan, kau mengorbankan masa depanmu dengan menikahiku."
Romeo berdecak sebal. Bukankah kemarin sudah dibahas, sudah deal mereka akan menikah, tapi kenapa Rere masih saja membahas itu.
"Ayolah Re, kita tak ada waktu lagi. Aku harus segera kembali ke Jepang. Kita akan menikah besok, setelah itu ikutlah denganku ke Jepang."
Deg
Jia yang saat itu sedang duduk di sebuah kursi dibuat kaget dengan apa yang diucapkan Romeo. Dia tidak tahu soal itu. Soal Romeo yang akan membawa Rere ke Jepang setelah menikah.
"Ke Jepang?" Rere tak kalah terkejutnya dengan Jia.
"Iya, ikutlah denganku ke Jepang. Kita bisa memulai hidup baru disana."
"Aku tidak setuju." Ujar Tomas yang baru masuk. Ternyata sejak tadi dia sudah ada didepan pintu dan mendengar obrolan itu.
Jia seketika menoleh kearah suaminya, begitupun dengan Rere dan Romeo.
"Aku tak mengijinkan kamu menikahi Rere jika ingin membawanya ke Jepang. Kamu belum lupa dengan apa yang aku katakan kemarinkan?"
Romeo bingung, perasaan kemarin tak ada bahasan soal ke Jepang.
"Ingat Romeo, meski kamu menikahi Rere, kamu tidak boleh menggaulinya karena Rere mengandung benih pria lain."
Haruskah aku jujur jika yang ada dalam kandungan Rere adalah benihku, darah dagingku?
"Sudah cukup aku gagal menjaga amanah Allah sampai Rere hamil diluar nikah. Tapi aku tak mau melakukan kesalahan lagi. Aku tak mau putriku kembali dalam kubangan dosa zina. Haram bagi seorang laki laki menggauli istrinya yang mengandung anak dari pria lain. Kamu bukan ayah kandung dari janin itu Romeo, jadi haram hukumnya kamu menggauli Rere sebelum dia melahirkan."
Romeo terdiam mendengarkan kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh ayah Rere.
"Jadi jika niatmu memang ingin menyelamatkan kami dari aib ini, tinggalah dirumah kami setelah menikah. Dengan begitu, aku bisa mengawasi kalian. Dan tentu saja, kalian harus tidur ditempat terpisah."
Mungkinkah ini saat yang tepat untuk Romeo mengakui semuanya? Tapi bagaimana jika yang ada, Rere malah marah dan tak mau menikah dengannya? Romeo dalam dilema.
"Aku tahu jika gajimu di Jepang pasti sangat tinggi. Tapi apapun itu, tinggal dinegeri sendiri jauh lebih nikmat daripada dinegeri orang. Aku yakin kamu akan bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus di Jakarta."
mboke dikit2 blg titip suamiku
bhkn lbh menjgkelkan lagi mboke titip2 suamiku ke aku. geleng2 aku... 😂😂😂😂dmn2 tuh pihak perempuan titip ke pihak laki2... ini kebalik