Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Rasa yang tidak berpisah
Mamanya Dika tersenyum kepada anaknya yang heran dengan kemampuan mamanya ini
"Suatu saat, Dika akan menguasai semua kemampuan yang ada melebihi yang dimiliki oleh papa dan mama namun satu hal yang penting dan perlu mama jelaskan bahwa semua ini benar adanya, hanya kamu perlu menjaga dan merahasiakannya agar orang-orang tidak mencemooh dan mengejeknya karena diluar sana ada orang-orang yang tidak senang kalau titisan sang Raja jatuh pada keluarga kita jadi mulai saat ini kami akan menjagamu secara khusus kecuali semua kemampuan sudah kembali nak"
"Semua kemampuan?"
"Iya nak, seiring jalan kami akan bantu dirimu untuk menguasainya"
"Iya ma"
"Sekarang kamu bersikap biasa saja sebagaimana adanya Dika anak mama dan papa"
"Iya ma. Dika akan ingat semua pesan mama dan papa"
Semuanya tersenyum hingga tidak terasa obrolan mereka menuju malam hingga mereka harus istirahat dan besok, waktunya Dika dan mama papanya meninggalkan Desa Mawar yang punya cerita sendiri buat Dika
Sementara waktu terus bergerak, hingga tidak terasa 2 hari yang direncanakan sudah berlalu. Sedangkan Dika baru mulai pendekatan dengan Radinka yang mempunyai pesona buat dirinya. Namun Dika dan papa mamanya tidak bisa berlama-lama di Desa Mawar karena papa Dika harus kembali kerja walau dikampung, papanya Dika tetap kerja mengendalikan kerja perusahaan dari handphonenya dengan instruksi-instruksi yang harus dijalankan. Kalau pun papa Dika keluar hanya menjumpai sobat SMA nya yang sama-sama usil yang menjadi tetangga rumah papanya atau kakeknya Dika yang sebenarnya mereka saudara sepupu dari keluarga kakeknya.
Sementara itu bagi Dika, ini adalah hari terberat buat dirinya karena dia sudah merasa begitu dekat dengan Radinka tapi saat ini dia harus berpisah dengan orang yang menggetarkan hatinya hingga sebelum kepulangan Dika dengan orang tuanya ke kota, Dika sempatkan diri berjumpa dengan Radinka yang juga sedang menunggunya.
"Din, aku tahu kamu suka juga sama aku karena matamu mengatakan seperti itu"
"Benar Dika, ku akui semua itu karena kamu juga sudah mengetahui isi hatiku tapi ku tidak mau jadi orang yang kesekian dari orang orang yang mencintaimu"
Radinka kembali melihat Dika melalui bola mata Dika
"Aku lihat ada gadis cantik yang jadi tetanggamu, dia sangat mencintaimu Dika begitu juga teman satu kelas kamu.Apakah Dika mau mempermainkan perasaan hatiku?"
"Radinka lihat melalui bola mataku, apakah Dika ada niat mempermainkan hatimu Radinka?"
"Ya, aku tahu tapi gadis mana yang hatinya mau dibagi Dika?"
"Baiklah Radinka, aku tahu itu karena aku juga tidak mau kalau cinta ku berbagi dengan laki-laki lain"
"Itulah yang saat ini kurasakan bila aku harus mencintaimu karena hatiku sakit bila aku lihat ada gadis-gadis yang mencintaimu Dika jadi biarlah kita hanya seperti ini, saling menyukai tapi tidak harus memiliki"
"Dika yakin suatu saat Dika akan datang untuk Radinka seorang"
"Grebak"
Tiba-tiba ember yang dibawah papanya Radinka jatuh, bisa jadi disengaja untuk mengerjai anaknya yang lagi bicara serius soal masa depan cinta mereka hingga Dika dan Radinka melihat ke arah sumber suara.
"Maaf nak Dika, terlepas saat mau bawah kedapur"
Radinka dan Dika sama-sama garuk garuk kepala karena tahu kalau di usilin sama papanya Radinka sedangkan bagi Dika seperti kode untuk sadar diri dan permisi kepada om Atta dan tante Abiya
"Om, Tante, Dika permisi pulang ke kota"
"Oh iya Dika, kalau ada waktu kemari lagi ya"
"Terimakasih ya om"
"Sepertinya Dika masih mau lama di sini Ta"
Tuba-tiba papanya Dika mendatangi anaknya yang lagi bicara dengan sahabatnya
"Sepertinya iya Andi, dan ilmunya sudah turun ke anak mu ya"
"Gak Tahu, tiba tiba saja Dika sudah ahli namun ku lihat juga Radinka juga sudah kau turunkan ilmumu"
"Iya juga ya"
Papanya Dika tertawa begitu papanya Radinka ikut tertawa hingga candaan dua sahabat SMA ini terasa lucu dan aneh karena bicara soal ilmu yang sudah turun atau diturunkan yang membuat orang yang mendengarnya ikut tertawa hingga akhirnya papanya Dika permisi kepada sahabatnya ini
"kami permisi ya Ta dan Biya"
Papanya Dika menyalami sahabatnya ini hingga mereka saling tertawa sedangkan mamanya Dika terlihat ikut menyalami istrinya om Atta begitu juga dengan Dika yang menyalami mama papanya Radinka dan yang terutama Radinka sampai akhirnya Dika melambaikan tangan untuk masuk kedalam mobil mereka sedangkan kakek nenek, om dan tante Fino dan Aura sudah disalami ketika mereka di rumah sebelum menjumpai papa mamanya Radinka.
Akhirnya mobil yang dikendarai oleh Pak Riza sebagai supir, Dika dan mama papanya meninggalkan Desa Mawar kembali ke kota dengan rasa yang tidak ingin berpisah dari Dika ke Radinka
"Radinka"
Dika tersenyum ketika teringat banyak cara untuk terus bersama Radinka
"Kan ada handphone"
Dika langsung mengambil handphonenya untuk mencoba membuka WA nya untuk men chat Radinka
"Nanti malam aku telpon ya"
Tidak berapa chat WA dari Dika langsung di balas
"Iya, aku tunggu ya"
"Ok"
Dika kembali tersenyum dan mau menyimpan.handphonenya tapi tiba-tiba terdengar suara notifikasi beberapa kali
"Ting"
Ting"
Chat baru masuk dari Putri dan langsung dibuka oleh Dika
"Maaf baru balas, aku juga pulang kampung dan gak sempat ngabari"
"Ternyata kita sama ya seperti hati kita"
"Hari ini Putri pulang ke kota"
"Ok, kita sama, Dika lagi dijalan"
Dika tersenyum dan ternyata mama memerhatikan dan melihat chat Dika langsung ke Handphone Dika tanpa disadari.
"Cie memang play boy cap gayung anak mama ini ya, baru sedih-sedihan berpisah dengan yang satu, sudah beralih ke yang lain"
Mama geleng-geleng kepala melihat anaknya yang ganteng dan menjadi idaman para gadis
"Mama, ini privasi lo ma"
Dika protes kepada mamanya melihat mamanya melihat isi chat WA-nya
"Cie privasi, mama kenal semua nama gadis-gadis yang katanya privasi. Dengar ya!, yang dirumahnya namanya Putri, dan yang dikampung namannya Radinka serta yang disekolah namanya Silvi dan Zaheera. Semuanya anaknya teman teman mama kan"
Mamanya Dika menyebutkan semua gadis-gadis yang dekat dengan Dika sambil senyum
"Jadi semuanya mama kenal ya?"
"Iya pa"
Tiba-tiba papanya Dika ikut nimbrung pembicaraan
"Bisa gawat tu ma, kalau tidak ada yang jadi. Bisa-bisa kita kena demo para gadis gadis anaknya temannya mama"
Papa langsung ketakutan dan membuat mama tertawa melihat aksi suaminya yang masih usil anaknya sendiri
"Itukan tugas mama papa melindungi anaknya seperti Dika ini, jadi tugas papa mama melindungi Dika dari orang orang yang mendambakan cinta anak papa mama"
"Enak saja, Dikalah yang tanggung jawab, bukan papa mama"
"Sekali-kali belain anak papa lo pa"
"Kan tidak mungkin papa yang membalas cinta mereka kalau mereka demo"
"Apa!"
Teriak mama dan Dika bersamaan yang membuat papanya Dika tertawa
"Kalau itu maunya papa, awas ya kalau itu terjadi"
Papa langsung tertawa lagi karena saat ini posisinya satu banding dua hingga tidak perlu membalasnya jadi dia mengalikan ke Dika
"Maka Dika belajar hanya untuk satu wanita bukan asal cantik disukai"
"Sayang lo pa, bagi Dika, mereka cantik cantik tapi dibiarkan lewat begitu saja"
"Maksudnya Dika"
"Tuhan sudah ciptakan keindahan pada setiap wanita dan mereka harus dapat lelaki ganteng seperti Dika ini"
"Kamu ini Dika, mama tidak setuju"
"Ma, biarkan Dika yang menyayangi mereka semua ma"
Papa langsung meledak tertawanya mendengar kata kata Dika yang lebay atau berlebihan kalau bicara tentang gadis gadis cantik yang saat ini dekat bersamanya
"Dika, kamu belum tahu kalau gadis gadis terluka hatinya"
Mamanya Dika coba mengingatkan Dika
"Dika bisa dikejar, dicubit, di gigit. Bahkan ada yang berani melabrak Dika dan gadis gadis yang Dika sukai dimana saja berada. Apa Dika siap nak?"
"Mengerikan ya ma. Dika jadi takut ma"
"Iya nak dan yang paling ngeri kalau sudah benar benar hanya Dika di cintanya.Mereka berani melakukan apapun untuk mendapatkan Dika"
"Maksudnya ma"
Dika jadi bertanya dan jiwanya merasa terancam
"Mereka berani mencelakai orang lain"
"Termasuk Dika juga ya ma"
"Iya"
Mama membuat Dika tambah takut hingga mendekati mamanya
"Maka pesan mama, Dika harus belajar menjadi lelaki yang setia untuk satu wanita"
"Jadi bagaimana ni ma?. Kan sayang mereka semua ma kalau dibiarin"
"Ya terserah sama Dika, apa Dika siap menghadapi semua kalau mama sudah mengingatkan
"Apa seperti itu ya pa"
Dika coba bertanya kepada papanya
"Katanya iya, dan papa tidak mau lihat Dika mempermainkan perasaan orang lain nak"
Dika terdiam memikirkan semua nasehat papa mamanya dan merasakan hal yang mengerikan kalau dia dikejar-kejar gadis-gadis seperti mimpinya.
"Apa mimpi itu benar benar akan terjadi"
Kata Dika dalam hati
"Ma pa, Dika pernah mimpi dikejar gadis gadis yang mencubit, menjewer dan memukuli Dika. Apa seperti itu kejadiannya ya pa ma"
"Jadi kamu pernah mimpi seperti itu nak, jadi hal itu peringatan buat Dika untuk menjadi Pribadi yang baik"
Mama mengingatkan kembali
"Iya ya ma, memang kalau dituruti, tidak akan ada habis habisnya"
Dika terdiam seperti mendapatkan pencerahan.
Mobil telah sampai ke kota dan memasuki jalan menteng no 2 dan pagar rumah Dika telah dibuka oleh security yang bertugas pada hari ini. Mereka semua turun dan pak Riza menurunkan semua barang barang yang ada dimobil dan membawa kerumah sementara Dika sudah tertidur di sopa rumah yang empuk karena dari tadi Dika tidak tidur dan terus bertanya tentang hal hal yang berhubungan dengan asmara namun terbangun ketika ada dering telepon dan coba mau diangkat
"Telepon dari Radinka"